Jangan Sampai Salah Mengartikan, Pahami Dulu Beda Cinta dengan Obsesi

2 min read

Cinta adalah salah satu perasaan yang paling membahagiakan. Ketika memulai hubungan yang baru dengan seseorang, pasti Anda merasa ingin bertemu setiap hari, tersenyum saat membuka pesan singkat dari pasangan, dan tidak bisa berhenti memikirkan tentang dia. Namun, jika dibiarkan terlalu lama dan tidak dikendalikan, rasa cinta berpotensi berubah menjadi obsesi yang tidak sehat dan mengancam hubungan asmara. Lalu, bagaimana cara mengetahui bahwa yang Anda rasakan adalah cinta atau obsesi?

Apakah Anda merasa jatuh cinta atau hanya obsesi tidak sehat?

Dilansir dari MedicineNet, euforia jatuh cinta normal terjadi di bulan-bulan awal pada hubungan asmara manapun.

Memikirkan pasangan terus menerus dan selalu ingin bertemu adalah perasaan yang wajar di awal masa pacaran. Seiring dengan berjalannya waktu, cinta yang sehat seharusnya berkembang menjadi hubungan yang menghargai masing-masing pasangan.

Namun, jika beberapa bulan telah berlalu dan Anda masih terlalu sering memikirkan pasangan, bahkan sampai di titik di mana seluruh hidup Anda hanya fokus padanya, itu bisa jadi merupakan tanda-tanda obsesi.

Berikut adalah beberapa pernyataan yang dapat membantu Anda membedakan antara cinta atau obsesi:

Baca Juga :  Ciri-ciri Infeksi Jamur di Mulut Anda

1. Cinta bikin hati tenang, obsesi menimbulkan gelisah

Ketika Anda telah menjalin hubungan dengan seseorang cukup lama, Anda seharusnya merasa lebih tenang dan saling mempercayai satu sama lain.

Cinta yang sehat akan memberikan Anda ketenangan. Anda percaya bahwa pasangan tetap mencintai Anda meskipun tidak harus berkomunikasi seharian penuh. Anda akan mengerti bahwa kalian berdua memiliki kesibukan masing-masing.

Namun, apabila obsesi mengambil alih, Anda akan selalu merasa gelisah dan ketergantungan. Anda merasa kesulitan apabila tidak melakukan suatu kegiatan dengan pasangan, pesan singkat Anda tidak dibalas lima menit, atau berlarut-larut memikirkan apa saja perkataan dan tindakan pasangan terhadap Anda.

Dengan kata lain, cinta atau obsesi dapat dibedakan dari sejauh apa Anda merasa tergantung secara fisik dan emosional dengan pasangan.

2. Cinta memberikan kebebasan, sedangkan obsesi bersifat mengekang

Terlalu fokus pada pasangan di masa-masa awal pacaran memang belum tentu menjadi tanda-tanda obsesif, tetapi Anda tetap harus berhati-hati.

Menurut Robert Vallerand, seorang psikolog dalam bukunya yang berjudul The Psychology of Passion: A Dualistic Model, apabila seseorang mencintai Anda, itu artinya dia mempercayai Anda sepenuh hati.

Baca Juga :  Rekomendasi Camilan Kreatif untuk Tingkatkan Daya Tahan Tubuh Anak

Cinta sejati akan selalu mengharapkan hal-hal yang terbaik datang di kehidupan pasangannya. Hal tersebut termasuk memberikan ruang sendiri apabila pasangan membutuhkannya.

Lain halnya dengan obsesi. Orang yang terobsesi dengan pasangannya akan selalu dihantui dengan perasaan tidak tenang, bahkan cemburu buta.

Apabila Anda terobsesi, Anda cenderung menjadi posesif dan mengontrol kehidupan pasangan secara berlebihan. Anda mungkin akan mengatur dengan siapa pasangan berinteraksi, meminta pasangan menghubungi Anda sesering mungkin, bahkan dalam beberapa kasus, terdapat orang-orang yang meminta akses menuju akun media sosial pasangannya.

Hal ini dikarenakan Anda memiliki ketakutan yang tidak rasional akan kehilangan pasangan. Jika Anda merasakan tanda-tanda tersebut, sudah waktunya Anda mempertanyakan apakah yang Anda rasakan adalah cinta atau obsesi.

3. Cinta membuat Anda berkembang, obsesi tidak

Dalam sebuah hubungan cinta yang sehat, Anda dan pasangan cenderung berkembang ke arah yang positif, baik dalam hal perkembangan diri sendiri maupun arah hubungan.

Hal ini tidak akan Anda temukan dalam perasaan obsesi. Vallerand menambahkan bahwa obsesi yang tidak sehat membuat Anda tidak terbuka dengan perkembangan hidup pasangan. Sulit bagi Anda untuk melihat bahwa pasangan seharusnya memiliki kehidupannya sendiri.

Baca Juga :  7 Penyebab Puting Payudara Sakit, yang Normal dan yang Perlu Diperiksa Dokter

Tanda-tanda lain yang perlu Anda perhatikan adalah bagaimana Anda dan pasangan dapat tetap fokus dan saling mendukung kegiatan atau hobi masing-masing.

Apabila Anda merasa terlalu bergantung dengan pasangan sehingga pekerjaan atau hobi Anda terganggu, atau sebaliknya Anda membatasi kegiatan pasangan di luar hubungan pacaran, bisa jadi rasa cinta Anda telah berubah menjadi obsesi.

4. Cinta mementingkan kebutuhan berdua, obsesi hanya melihat kepentingan pribadi

Ketika Anda terobsesi, Anda mungkin tidak sadar bahwa segala hal yang Anda lakukan untuk pasangan dan hubungan ini hanyalah untuk memuaskan keinginan dan ego Anda semata.

Dalam obsesi, Anda cenderung melupakan aspek terpenting bahwa cinta seharusnya dilandaskan oleh rasa saling memahami dan menghargai kedua belah pihak.

Jika Anda merasa bahwa Anda kurang memahami apa yang sesungguhnya pasangan Anda butuhkan, saatnya Anda mengevaluasi apakah perasaan yang Anda miliki adalah cinta sejati atau obsesi belaka.

The post Jangan Sampai Salah Mengartikan, Pahami Dulu Beda Cinta dengan Obsesi appeared first on Hello Sehat.