Diet ketogenik, atau lebih dikenal sebagai diet keto, digadang sebagai metode yang efektif menurunkan berat badan. Akan tetapi, diet keto juga memiliki sejumlah risiko kesehatan yang harus diwaspadai. Beberapa orang bahkan tidak disarankan untuk menjalani diet keto karena berpotensi membahayakan kesehatannya. Lantas, siapa saja yang tidak boleh menjalani diet keto?
Risiko kesehatan dari diet keto
Prinsip diet keto adalah pola makan rendah karbohidrat dan tinggi lemak. Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh. Saat kekurangan karbohidrat, tubuh akan beralih membakar cadangan energi berupa lemak.
Diet keto membuat tubuh Anda membakar lemak dengan efektif sehingga dinilai ampuh untuk menurunkan berat badan. Anda bahkan tidak perlu repot memantau jenis makanan yang dikonsumsi maupun menghitung asupan kalori setiap hari.
Meski demikian, diet keto juga memiliki efek samping. Selama minggu pertama menjalani diet keto, Anda dapat mulai merasa tidak enak badan. Ini adalah gejala utama dari kondisi yang disebut keto flu, salah satu risiko diet keto yang paling sering terjadi. Gejalanya antara lain pusing, kelelahan, masalah tidur, mudah marah, bau mulut, nyeri otot, hingga masalah pencernaan seperti sembelit, mual, dan sakit perut.
Jika dilakukan dalam waktu lama, diet keto dapat memicu ketosis. Ketosis adalah suatu fase ketika lemak menjadi penghasil energi terbesar bagi tubuh. Hasil metabolisme lemak menghasilkan produk buangan yang disebut keton.
Ketosis sebenarnya tidak selalu berbahaya bagi kesehatan. Keton yang diproduksi selama fase ketosis bahkan dapat menjadi sumber energi yang berguna bagi otak. Meski demikian, ketosis bisa menimbulkan efek yang berbahaya pada sebagian orang.
Siapa saja yang tidak boleh menjalani diet keto?
Risiko diet keto umumnya berkaitan dengan ketosis dan efeknya pada perubahan kerja metabolisme secara drastis. Berdasarkan pertimbangan tersebut, berikut adalah kelompok orang yang tidak boleh menjalani diet keto:
1. Penderita diabetes
Bagi penderita diabetes yangg gula darahnya tidak terkendali, ketosis bisa memicu komplikasi berbahaya yang disebut ketoasidosis. Kondisi ini ditandai dengan tingginya jumlah keton dalam darah sehingga darah menjadi asam.
Jika darah menjadi asam, sistem dalam tubuh tidak akan bisa bekerja secara normal. Ketoasidosis diabetik yang tidak segera ditangani dapat mengakibatkan koma, bahkan kematian.
2. Wanita hamil
Ibu hamil umumnya tidak boleh menjalani diet keto karena risikonya terhadap kesehatan dan perkembangan janin.
Efek ketosis dalam jangka waktu panjang selama kehamilan berkaitan erat dengan gangguan perkembangan otak janin.
Selain itu, ketosis selama masa kehamilan juga disinyalir meningkatkan risiko spina bifida. Spina bifida adalah kelainan pada tubuh janin akibat pembentukan saraf tulang belakang yang tidak sempurna.
3. Ibu menyusui
Ibu menyusui membutuhkan lebih banyak asupan cairan untuk menjaga produksi ASI-nya tetap lancar. Salah satu alasan kenapa ibu menyusui tidak boleh menjalani diet keto adalah efek ketosis yang dapat menyebabkan dehidrasi.
Diet keto juga sangat rendah karbohidrat sehingga ibu menyusui akan lebih mudah merasa lelah. Selain itu asupan kalori dan karbohidrat yang mencukupi tetap diperlukan ibu menyusui untuk melancarkan produksi ASI.
Anda bahkan tidak dapat mengganti cairan dan karbohidrat yang hilang dengan buah karena makanan ini adalah pantangan dalam diet keto.
Konsultasi ke dokter dulu jika ingin diet
Diet keto mungkin bermanfaat bagi beberapa orang, tapi belum tentu bagi penderita diabetes, wanita hamil, dan menyusui. Pasalnya, ketiga kondisi ini membuat tubuh Anda menjadi lebih rentan terhadap efek samping diet keto.
Jika Anda mengalami satu di antara kondisi tersebut, cobalah berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi untuk menentukan jenis diet yang lebih sesuai. Diet yang sehat tidak hanya harus efektif, tapi juga aman dan bermanfaat bagi kesehatan.
The post 3 Kelompok Orang yang Tidak Disarankan Menjalani Diet Keto appeared first on Hello Sehat.