Setelah mengalami fraktur atau patah tulang, Anda biasanya perlu menjalani terapi untuk membantu proses pemulihan. Salah satu terapi yang umum dilakukan untuk penderita fraktur adalah fisioterapi atau terapi fisik pasca pengobatan patah tulang, termasuk setelah operasi. Lantas, bagaimana terapi ini dilakukan? Adakah jenis terapi lain yang perlu dilakukan untuk penderita fraktur?
Apa itu terapi fisik atau fisioterapi untuk patah tulang?
Fisioterapi adalah bentuk perawatan yang menggunakan teknik fisik untuk memperbaiki gerakan, mengurangi rasa sakit dan kaku, serta mempercepat proses penyembuhan dan meningkatkan kualitas hidup. Bentuk perawatan ini umumnya dilakukan bagi seseorang yang mengalami kecacatan, cedera, atau penyakit tertentu, termasuk patah tulang.
Bagi penderita patah tulang, fisioterapi bermanfaat untuk memulihkan kekuatan dan fungsi otot serta sistem gerak yang cenderung kaku setelah fraktur terjadi dan selama menjalani pengobatan. Hal ini tentu membantu Anda kembali menjalani aktivitas normal dan mengurangi risiko kekakuan permanen, terutama bila fraktur terjadi di dekat atau melalui persendian.
Siapa yang akan memberi terapi fisik untuk patah tulang?
Fisioterapi untuk patah tulang perlu dilakukan oleh praktisi yang sudah terlatih secara khusus dan terregistrasi, atau disebut juga dengan fisioterapis. Fisioterapis untuk patah tulang umumnya dapat Anda temukan di rumah sakit, puskesmas, atau klinik kesehatan.
Selain itu, beberapa klub olahraga pun mungkin memiliki fisioterapis, dan bahkan sebagian diantaranya menawarkan layanan terapi fisik di rumah. Namun, sebaiknya tetap berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter untuk menemukan fisioterapis yang teregistrasi, terpercaya, dan tepat sesuai dengan kondisi Anda.
Siapa saja yang perlu melakukan terapi fisik patah tulang?
Umumnya, sebagian besar pasien patah tulang memerlukan terapi fisik selama masa penyembuhan dan pemulihan, termasuk pasien dengan jenis fraktur apapun dan di bagian tulang manapun. Sebagai contoh, pasien patah tulang kaki dan tungkai memerlukan fisioterapi untuk membantu berjalan, patah tulang tangan dan lengan untuk membantu menggenggam atau meraih barang, dan sebagainya.
Bahkan, meski tulang yang mengalami fraktur hanya retak (fraktur stres) sekalipun, terapi fisik sangat membantu Anda untuk kembali ke aktivitas normal dan mencegah cedera kembali terjadi.
Meski demikian, lamanya fisioterapi, kapan terapi dilakukan, serta bentuk latihan dan terapi yang diberikan bisa berbeda pada masing-masing pasien. Selain dari jenis fraktur dan lokasi tulang yang terkena, hal ini pun tergantung dari tingkat keparahan patah tulang pada struktur tulang yang dialaminya.
Di sisi lain, Intermountain Healthcare menyebut, sebagian besar anak yang mengalami patah tulang tidak membutuhkan fisioterapi setelah dinyatakan sembuh. Dokter umumnya hanya akan menyarankan anak Anda untuk perlahan melakukan aktivitas dan melewatkan olahraga selama beberapa minggu hingga tulangnya benar-benar stabil.
Konsultasikan dengan dokter dan fisioterapis untuk informasi lebih lanjut mengenai hal ini, termasuk apakah Anda membutuhkan fisioterapi pascapengobatan patah tulang Anda.
Kapan terapi fisik untuk patah tulang dilakukan?
Fisioterapi untuk patah tulang dapat dilakukan pada dua waktu, yaitu selama masa imobilisasi (ketika gips masih terpasang atau pasca operasi dilakukan) dan setelah tulang dinyatakan sembuh dan menyatu kembali (ketika gips sudah dilepas). Tidak semua jenis fraktur akan melakukan fisioterapi pada kedua waktu tersebut. Berikut penjelasannya untuk Anda.
Fisioterapi selama masa pengobatan
Terapi fisik selama masa imobilisasi atau pengobatan fraktur umumnya dilakukan untuk tujuan tertentu, seperti:
- Mengurangi pembengkakan dan rasa nyeri akibat patah tulang.
- Membantu sirkulasi darah ke area tulang yang patah.
- Mempertahankan fungsi otot.
- Mempertahankan rentang gerak sendi.
- Mengajari pasien menggunakan kruk, tongkat, sling, atau alat bantu dan penyangga lainnya.
Pada waktu ini, fisioterapis biasanya hanya melatih gerakan-gerakan ringan, yang kemudian bisa dilakukan sendiri secara rutin dan teratur oleh pasien di rumah. Namun, pada kondisi tertentu, pasien bisa saja perlu dirawat di rumah sakit selama menjalani terapi ini.
Di sisi lain, pada beberapa kasus fraktur, fisioterapi pada masa imobilisasi dan pasca operasi patah tulang mungkin tidak dibutuhkan selama gerakan ringan bisa dilakukan sendiri oleh pasien. Namun, mendapatkan terapi fisik yang tepat pada masa ini dapat mencegah berbagai masalah yang mungkin terjadi ketika gips atau alat penyangga lain dilepas.
Fisioterapi setelah patah tulang sembuh
Terapi fisik yang lebih lengkap umumnya akan dilakukan setelah tulang yang patah dinyatakan sembuh. Artinya, gips atau alat penyangga lain yang digunakan sudah dilepas dan dokter sudah memastikan tulang yang patah telah menyatu kembali.
Pada waktu ini, fisioterapi yang dilakukan pada penderita patah tulang bertujuan untuk:
- Mengurangi pembengkakan.
- Mengembalikan gerak sendi sepenuhnya.
- Mengembalikan kekuatan otot secara penuh.
- Membantu kembali ke aktivitas normal.
Shehab M. Abd El-Kader, seorang professor terapi fisik dari King Abdulaziz University, mengatakan pembengkakan memang kerap terjadi setelah gips atau alat fiksasi patah tulang lain dilepas. Namun, pembengkakan ini seharusnya tidak menjadi masalah yang serius bila gerakan ringan sudah dilakukan secara benar selama gips masih dipakai.
Fisioterapi pada waktu ini perlu segera dimulai sesegera mungkin setelah gips dilepas. Adapun latihan gerak dan bentuk terapi yang dilakukan lebih intensif dari sebelumnya. Anda mungkin perlu melakukan fisioterapi setiap hari di rumah sakit atau klinik terapi tertentu dengan pola gerakan yang lebih beragam.
Adapun lamanya terapi setelah tulang sembuh ini bisa berlangsung lama, tergantung dari tingkat keparahan fraktur Anda. Anda bisa menjalani terapi selama berbulan-bulan atau bahkan tahun hingga kondisi Anda benar-benar sudah pulih.
Bentuk fisioterapi untuk patah tulang yang umum diberikan
Dilansir dari NHS, secara garis besar, ada tiga pendekatan utama yang akan dilakukan fisioterapis selama melakukan terapi fisik. Ketiga pendekatan tersebut, yaitu:
-
Edukasi dan saran
Fisioterapis akan memberikan saran dan informasi tentang hal-hal yang dapat memengaruhi kehidupan sehari-hari Anda, seperti bagaimana teknik mengangkat atau membawa barang yang benar dan sebagainya yang membantu mempercepat proses penyembuhan.
-
Gerakan dan latihan fisik
Fisioterapis akan melatih gerakan tertentu untuk meningkatkan mobilitas Anda dan memperkuat bagian tubuh tertentu. Bentuk latihan gerak yang akan diberikan bisa berbeda pada masing-masing pasien, tergantung pada lokasi tulang yang patah.
Pada patah tulang selangka (bahu), gerakan-gerakan ringan di bagian lengan dan siku akan mulai dilatih saat gips masih terpasang atau pasca operasi untuk mengurangi kekakuan. Gerakan dan bentuk fisioterapi yang lebih lengkap, termasuk ke bagian bahu, akan ditambahkan setelah tulang dinyatakan sembuh.
Sementara pada patah tulang lengan, baik lengan atas atau bawah, gerakan fisioterapi ringan pada tangan dan bahu akan dilakukan pasca operasi atau saat gips patah tulang masih terpasang. Gerakan yang lebih intensif pada lengan pun akan dilakukan setelah tulang sembuh atau telah menyatu kembali.
Adapun pada patah tulang pergelangan tangan, gerakan ringan akan mulai dilatih di area jari dan bahu untuk mencegah pelemahan otot dan berkurangnya fleksibilitas di area tersebut. Setelah gips dilepas, fisioterapi juga akan dilakukan di area pergelangan tangan.
Fisioterapi pun bisa langsung dilakukan oleh penderita patah tulang panggul sehari setelah operasi dilakukan. Latihan gerak umumnya dimulai dari atas tempat tidur dengan merentangkan kaki, menekuk kaki, menggerakkan pergelangan kaki, atau bahkan jika bisa mencoba berjalan dengan bantuan kruk atau tongkat.
-
Terapi manual
Fisioterapis akan menggunakan tangannya untuk memijat, memobilisasi, serta meregangkan bagian tubuh Anda guna membantu menghilangkan gejala patah tulang, seperti rasa sakit dan kekakuan, merilekskan tubuh, serta melancarkan sirkulasi darah.
Meski demikian, fisioterapis akan sangat berhati-hati dalam melakukan pijatan tersebut. Pasalnya, pijatan, gerakan, atau latihan yang salah dapat memperlambat proses penyembuhan atau justru menimbulkan komplikasi, seperti nonunion (tulang yang patah tidak menyambung kembali).
Selain pendekatan-pendekatan di atas, fisioterapi selama masa pengobatan, termasuk pasca operasi patah tulang, pun bisa dilakukan dalam bentuk lain, seperti akupunktur dan hidroterapi (terapi fisik yang dilakukan di air).
Pada patah tulang belakang, terutama yang terkait osteoporosis, hidroterapi umumnya menjadi pilihan untuk memulai fisioterapi pada masa ini. Latihan gerak lain untuk mengembalikan kekuatan otot punggung akan mulai dilakukan begitu tulang dinyatakan sembuh.
Jenis terapi lain yang umum dilakukan untuk penderita patah tulang
Selain terapi fisik di atas, beberapa kasus patah tulang mungkin memerlukan jenis terapi atau latihan lain untuk membantu proses pemulihan. Beberapa jenis terapi atau latihan yang mungkin dilakukan, yaitu:
-
Terapi okupasi
Terapi okupasi adalah bentuk perawatan untuk melatih pasien dalam menjalankan aktivitas sehari-hari secara mandiri dan seaman mungkin selama masa pemulihan, seperti berpakaian, mandi, mencuci, menyiapkan makanan, dan sebagainya. Selama menjalani terapi ini, terapis akan menentukan apakah Anda perlu menggunakan peralatan adaptif tertentu untuk memudahkan aktivitas selama masa pemulihan Anda,
Alat yang umum digunakan, seperti troli untuk membantu membawa barang, gagang panjang untuk meraih barang yang sulit terjangkau di bawah, dan sebagainya. Terapi okupasi ini bisa dilakukan oleh penderita patah tulang apapun, tetapi sering dilakukan bagi penderita patah tulang panggul atau tulang belakang, termasuk leher.
-
Latihan pernapasan
Penderita patah tulang rusuk umumnya akan merasakan kesulitan bernapas. Oleh karena itu, penderita patah tulang rusuk umumnya membutuhkan terapi atau latihan pernapasan oleh tenaga medis atau terapis untuk mempercepat proses penyembuhan dan mencegah komplikasi.
Latihan pernapasan umumnya dilakukan setiap hari selama Anda menjalani pengobatan. Tenaga medis atau terapis akan menunjukkan posisi yang tepat selama latihan dan dilakukan dan Anda akan diminta untuk menarik napas perlahan melalui hidung dan mengeluarkannya lewat mulut. Selama proses ini, terapis mungkin akan memberi alat spirometer untuk mengukur banyaknya udara yang dihirup.
Selain itu, Anda mungkin akan diminta untuk batuk dalam-dalam dari perut ke tenggorokan Anda, dan mengeluarkan dahak bila memang ada dahak di dalamnya. Latihan ini perlu dilakukan secara rutin dan teratur sesuai instruksi dari tenaga medis dan terapis Anda.
-
Psikoterapi
Psikoterapi adalah terapi untuk menangani masalah mental. Selama psikoterapi, Anda akan belajar tentang kondisi dan suasana hati, perasaan, pikiran, dan perilaku. Dengan terapi ini, terapis akan membantu Anda mengendalikan hidup serta mengatasi segala situasi yang menantang.
Umumnya, psikoterapi mungkin dibutuhkan bagi pasien patah tulang belakang atau patah tulang leher. Pasalnya, cedera pada tulang tersebut berisiko menimbulkan trauma pada sumsum tulang belakang, yang bisa menyebabkan hilangnya sensasi, kekuatan, atau fungsi tubuh lainnya. Bahkan, dilansir dari Mayo Clinic, cedera pada tulang belakang dapat memengaruhi aspek kehidupan, termasuk mental, emosional, dan sosial.
The post Terapi Fisik atau Fisioterapi yang Perlu Dilakukan Penderita Patah Tulang appeared first on Hello Sehat.