Mengapa Marah Bisa Menyebabkan Sakit Kepala?

2 min read

Pernahkah Anda merasakan sakit kepala ketika sedang marah? Kendaraan Anda ditabrak hingga penyok, pasangan Anda tidak menepati janjinya, macet yang tidak berkesudahan, dan banyak lagi faktor pemicu lainnya yang dapat membuat emosi Anda memuncak.

Faktanya, kemarahan memang dapat memberikan efek buruk bagi tubuh, salah satunya sakit kepala. Kemarahan yang berlangsung selama beberapa detik dapat menyebabkan tekanan secara fisik dan psikis. Hormon yang meluap melalui aliran darah membuat otot yang lentur menjadi tegang dan pikiran bekerja lebih keras dari biasanya.

Kombinasi dari tindakan yang tidak diinginkan inilah yang dapat menyebabkan sakit kepala. Sakit kepala akibat marah ini tidak kalah sakit jika dibandingkan dengan jenis sakit kepala lainnya.

Jenis sakit kepala akibat marah

1. Sakit kepala dengan saraf dan otot yang tegang

Sakit kepala yang paling umum terjadi saat marah sakit kepala yang terasa menegang. Hal ini ditandai dengan rasa sakit yang menusuk disertai tegangan otot di daerah leher. Kepekaan  terhadap cahaya dan suara juga terkadang memicu bertambahnya sakit yang dirasakan. Umumnya, sakit kepala ini cenderung ringan dan tidak melemahkan penderitanya.

2. Migrain

Migrain atau sakit kepala sebelah juga dapat menjadi efek samping yang dihasilkan ketika marah. Umumnya migrain lebih menyakitkan dibandingkan dengan sakit kepala karena adanya penegangan saraf dan otot leher. Selain sakit kepala yang dirasakan hanya sebelah, biasanya disertai pula dengan rasa berdenyut yang cukup parah.

Baca Juga :  Mengenal 4 Tahapan Tidur: Dari “Tidur Ayam” Hingga Tidur Pulas

Tidak seperti sakit kepala akibat tegang, migrain bisa sangat mengganggu aktivitas sehari-hari. Gelaja lainnya yang mungkin dirasakan ialah mual, muntah, dan penglihatan yang kabur.

Mengapa marah bisa menyebabkan sakit kepala?

Sebenarnya, kemarahan bukanlah penyebab langsung dari sakit kepala itu sendiri, melainkan penyebab sekunder karena kondisi tubuh saat sedang marah. Sebagai contoh, orang yang mengepalkan tangannya dan merekatkan giginya cenderung mengalami sakit kepala. Tekanan pada otot-otot wajah bisa memicu mekanisme “fight or flight” yang menyebabkan adanya pelepasan hormon adrenalin dan kortisol.

Bagian otak yang merespons pertama saat kemarahan menyerang adalah amigdala yang ada dalam lobus temporal otak. Amigdala mengendalikan emosi dan respon alami terhadap ketakutan, ancaman, dan stres.

Efek domino dari kemarahan ini berlanjut pada kelenjar adrenal yang akan memroduksi homon adrenalin dan hormon stres, kortisol. Kondisi ini memberi Anda pasokan energi tambahan dan kekuatan. Akhirnya darah yang seharusnya mengalir ke perut dan usus akan mengubah haluannya ke arah otot sebagai tanda bahwa Anda siap untuk melakukan perlawanan.

Saat kemarahan ini terjadi, tekanan darah serta suhu tubuh akan meningkat, napas dan jantung berpacu lebih cepat, dan pupil mata mulai membesar. Efek dari pelepasan hormon adrenalin dan kortisol inilah yang menyebabkan penyempitan pembuluh darah dikarenakan berkurangnya asupan oksigen dan nutrisi ke otak. Inilah yang akhirnya menyebabkan Anda akan mengalami sakit kepala ketika marah.

Baca Juga :  6 Hal Ini Bisa Sebabkan Gigi Anak Berwarna Hitam, Bagaimana Cara Mencegahnya?

Bagaimana cara meredakan sakit kepala akibat marah?

Cara terbaik untuk meredakan sakit kepala akibat marah adalah dengan mengontrol emosi itu sendiri. Sebisa mungkin kurangi pemicu yang dapat menyebabkan kemarahan di diri Anda. Untuk mengendalikan amarah, lakukan latihan pernapasan dengan menarik napas dalam-dalam melalui hidung dan lepaskan perlahan lewat mulut. Ulangi hingga Anda merasa jauh lebih baik dan jauh lebih tenang.

Menerapkan gaya hidup sehat seperti olahraga teratur dan memakan makan-makanan sehat juga dapat membantu mengurangi sakit kepala. Selain itu, Anda juga bisa memanjakan diri Anda dengan melakukan aktivitas relaksasi seperti pijat dan yoga yang sangat membantu untuk melemaskan otot-otot yang tegang dan mengurangi kemarahan dalam diri.  

Kontrol emosi dengan cara….

Selain yang sudah disebutkan di atas, Anda perlu mengetahui beberapa cara lain untuk mengontrol kemarahan, yaitu:

1. Berpikir sebelum berbicara

Dalam kondisi marah, seseorang bisa berbuat apa saja termasuk mengeluarkan kata-kata yang kasar dan menyakitkan. Jangan sampai kemarahan membutakan Anda. Berdiam diri sejenak dan pikirkan kata-kata yang ingin Anda ucapkan sebelum keluar dari mulut Anda.  

2. Lakukan aktivitas fisik

Aktivitas fisik dapat membantu mengurangi tekanan yang disebabkan oleh kemarahan. Jika dalam satu waktu Anda merasa kemarahan Anda mulai memuncak, cobalah bangun dari tempat duduk dan berjalan-jalan sejenak. Anda juga bisa meluangkan waktu sejenak untuk melakukan aktivitas fisik yang menyenangkan.

Baca Juga :  Tidak Dianjurkan untuk Digunakan Setiap Hari, Kapan Sebaiknya Pakai Pantyliner?

3. Gunakan kata “aku” dalam setiap pernyataan

Walaupun Anda sedang marah, tetapi usahakan untuk menghindari kritik atau menyalahkan seseorang. Hal ini hanya akan menambah ketegangan yang ada. Gunakan pernyataan “aku” untuk menjelaskan masalah. Misalnya kalimat  “Aku kesal karena kamu mengulangi kesalahan yang sama berulang kali” jauh lebih halus dan bisa diterima jika dibandingkan dengan kalimat “Kamu selalu saja mengulangi kesalahan yang sama setiap hari.”

4. Jangan menyimpan dendam

Memaafkan adalah cara yang ampuh mengatasi kemarahan yang dapat berujung pada sakit kepala. Jika Anda membiarkan amarah dan perasaan negatif lainnya menguasai Anda, maka tubuh Anda akan mendapatkan efek buruk dari kemarahan tersebut. Tetapi, jika Anda bisa memaafkan seseorang yang membuat Anda marah, Anda berdua bisa belajar dari situasi dan memperkuat hubungan Anda. Hal yang paling penting ialah Anda akan terhindar dari siksaan sakit kepala yang mungkin menyerang.

Marah memang sulit sekali diprediksi. Ia datang begitu saja ketika ada hal yang tidak sesuai dengan diri. Anda hanya bisa mengontrolnya agar tidak menjadi-jadi dan terhindar dari sakit kepala akibat marah.

The post Mengapa Marah Bisa Menyebabkan Sakit Kepala? appeared first on Hello Sehat.