Munculnya masalah perut kembung, mual, dan nyeri akibat masalah lambung pasti sangat mengganggu. Untungnya, kondisi ini bisa diatasi dengan obat yang bisa Anda beli di apotek, salah satunya ranitidine. Namun, baru-baru ini badan pengawas obat dan makanan Amerika Serikat, FDA, melaporkan bahwa ranitidine kemungkinan mengandung zat pemicu kanker. Benarkah? Cari tahu lebih lanjut pada ulasan berikut.
Benarkah ranitidine mengandung zat pemicu kanker?
Ranitidine adalah kelompok obat histamin-2 blocker yang biasanya digunakan untuk mengobati GERD (gastroesophageal reflux disease). Ini adalah kondisi naiknya asam lambung hingga ke kerongkongan.
Obat ini bekerja dengan mengurangi jumlah asam yang dihasilkan lambung.
Meskipun cukup ampuh untuk mengobati refluks asam lambung, baru-baru ini temuan FDA melaporkan bahwa ranitidine mengandung zat pemicu kanker.
FDA telah menemukan adanya zat NDMA (N-Nitrosodimethylamine) dalam obat ranitidine.
NDMA adalah cairan tidak berbau yang biasanya digunakan untuk bahan bahan bakar roket. Biasanya, kadar tinggi NDMA dapat ditemukan pada air, tanah, bahkan udara di area sekitar pembuatan bahan bakar roket.
Zat ini dapat mencemari lingkungan bahkan ada pada makanan, termasuk daging, produk susu, atau sayuran.
FDA menyebutkan bahwa NDMA masuk dalam deretan zat yang kemungkinan bersifat karsinogenik (penyebab kanker) pada manusia.
Sebelumnya, FDA telah menemukan bahwa NDMA juga ditemukan dalam obat hipertensi dan gagal jantung. Beberapa obat yang memiliki kadar NDMA tinggi telah ditarik dari pasaran dan tidak boleh digunakan lagi sejak Juli 2019 lalu. Lantas, bagaimana dengan obat ranitidine yang mengandung zat kanker?
Hasil penelitian yang ditemukan oleh FDA adalah kandungan NDMA pada ranitidine cukup rendah. Namun, penelitian lebih lanjut sedang dilakukan untuk melihat apakah kadar rendah NDMA pada ranitidine menimbulkan risiko yang berbahaya bagi kesehatan atau tidak.
Efek NDMA pada kesehatan selain kanker
Menurut CDC, tikus sehat yang diberikan makanan atau minuman yang terkontaminasi NDMA selama beberapa minggu, terkena kanker hati dan paru, serta kerusakan hati. Kemungkinan besar, zat ini memengaruhi sel tubuh yang sehat dan fungsi hati.
Selain itu, tikus hamil yang diberi makanan yang terkontaminasi NDMA juga mengalami kematian. Meskipun belum jelas efeknya pada manusia, penggunaan tikus sebagai bahan penelitian memungkinkan adanya kesamaan efek. Pasalnya, tikus diketahui memiliki karakteristik biologis, genetik, dan perilaku yang mirip dengan manusia.
Apa yang harus saya lakukan?
Pemberitaan FDA mengenai ranitidine yang mengandung zat kanker tentu menimbulkan kekhawatiran, terlebih jika Anda memiliki GERD. Namun, belum ada keterangan resmi dari FDA untuk penarikan obat ini.
Kadar NDMA dalam jumlah rendah yang ditemukan pada ranitidine masih diselidiki lebih jauh efeknya pada kesehatan.
Apabila Anda sedang menggunakan obat ini, jangan menghentikannya secara sepihak tanpa persetujuan dokter. Menghentikan penggunaan obat tertentu bisa membuat gejala dan penyakit jadi lebih parah.
Langkah amannya, konsultasikanlah masalah ini kepada dokter yang menangani Anda. Dokter akan mempertimbangkan penggunaan obat lebih baik dilanjutkan atau mungkin mengganti dengan obat alternatif.
Menurut Linda Nguyen, seorang ahli gastroenterologi di Stanford Health Care, terdapat beberapa obat lain yang memiliki fungsi sama dengan ranitidine, yakni famotidine atau cimetidine.
Jika dokter tetap meresepkan ranitidine dan menimbulkan efek samping, obat akan diganti dengan yang lebih aman. Bila tidak menimbulkan masalah, pengobatan ranitidine akan tetap dilakukan, tentunya di bawah pengawasan dokter.
The post Obat Ranitidine Mengandung Zat Pemicu Kanker, Masih Boleh Digunakan? appeared first on Hello Sehat.