Vagina gatal merupakan salah satu masalah kewanitaan yang umum terjadi. Sensasi gatalnya bisa disebabkan oleh macam-macam hal. Namun, kebanyakan kasus seringnya disebabkan oleh infeksi bakteri (bacterial vaginosis) dan infeksi jamur Candida albicans. Ada beragam obat untuk vagina gatal yang tersedia dalam tanpa resep maupun dengan resep. Cari tahu pilihan obat untuk vagina gatal berdasarkan penyebabnya di artikel ini.
Obat untuk mengatasi vagina gatal akibat infeksi jamur
Obat untuk mengatasi gatal pada vagina akibat infeksi jamur adalah golongan antijamur.
Obat antijamur untuk vagina tersedia dalam bentuk krim oles, minum, dan supositoria. Obat ini bisa didapat di apotek atau toko obat tanpa resep dokter.
1. Krim antijamur
Krim antijamur khusus vagina biasanya dijual beserta aplikator khusus agar takaran krimnya sesuai dosis yang dianjurkan. Aplikator juga berfungsi agar pengolesan obat tetap steril.
Anda boleh saja menggunakan jari untuk mengoleskan krim pada kulit luar vagina. Namun, Anda wajib cuci tangan dengan sabun sebelum dan setelah menyentuh vagina yang mengalami infeksi.
Hal lain yang perlu diingat adalah jangan menggunakan tampon, douche, lubrikan spermisida, dan produk pembersih vagina lainnya ketika menggunakan krim antijamur.
Pastikan juga Anda sudah lebih dulu membaca aturan pakai yang ada di kemasan sebelum memakai obat. Ini karena jenis krim tertentu hanya ditujukan sebagai pengobatan gatal di kulit luar vagina.
Beberapa contoh krim antijamur khusus vagina yang bisa Anda beli apotek adalah:
Clotrimazole
Clotrimazole bekerja menghentikan pertumbuhan jamur penyebab infeksi pada vagina. Obat ini bisa digunakan oleh orang dewasa dan anak berusia 12 tahun ke atas.
Sebagai obat gatal, oleskan krim clotrimazole ke dalam vagina dan area kulit di bagian luarnya. Krim biasanya dioleskan sehari sebelum tidur selama 3-7 hari berturut-turut.
Biasanya infeksi dan gejala gatalnya akan membaik setelah tiga hari pengobatan.
Obat ini dijual bebas tanpa resep. Namun, sebaiknya konsultasi ke dokter terlebih dulu ke dokter sebelum membelinya. Pastikan Anda juga teliti membaca petunjuk pemakaiannya agar tidak salah dosis dan meningkatkan risiko efek samping.
Butoconazole
Krim butoconazole dioles ke dalam vagina dan kulit luar sekitarnya untuk sekali sehari. Obat ini bekerja efektif jika Anda tidak banyak bergerak setelah mengoleskannya. Maka, krim butoconazol direkomendasikan untuk dioles setiap malam sebelum tidur.
Obat ini juga bisa digunakan untuk mengatasi vagina gatal selama haid. Namun, tanyakan ke dokter mengenai cara pemakaiannya agar tidak keliru.
Sebagai catatan, butoconazole mungkin menyebabkan berbagai efek samping di bawah ini:
- Rasa terbakar di vagina setelah krim dioleskan
- Iritasi pada vagina setelah krim dioleskan
- Sakit perut
- Demam
- Cairan vagina yang berbau busuk
Miconazole
Miconazole merupakan krim yang dioles pada area kulit sekitar vagina untuk mengurangi rasa gatal dan tidak nyaman. Obat ini tidak disarankan untuk dipakai bagi anak di bawah 13 tahun.
Oleskan krim miconazole sekali sehari, sebaiknya sebelum tidur malam. Jika terlupa, segera pakai begitu ingat. Namun jika sudah terlewat sehari, jangan menggandakan dosisnya. Lanjutkan pemakaian dengan satu dosis seperti biasa.
Jika setelah mengoleskan krim Anda jadi mengalami reaksi alergi, sakit perut, dan nyeri atau bengkak pada vagina, segera kunjungi dokter.
Tioconazole
Obat salep tioconazole membantu mengurangi rasa terbakar, gatal, dan keputihan yang terjadi akibat infeksi jamur vagina. Obat ini bekerja menghentikan pertumbuhan ragi atau jamur penyebab infeksi.
Sama seperti varian krim antijamur lain, tioconazole juga dilengkapi aplikator untuk membantu memasukkan krim ke dalam dan sekitar vagina. Namun, selalu ingat untuk mencuci tangan terlebih dahulu setiap kali akan menggunakan obat dan setelahnya.
Tioconazole bisa menyebabkan berbagai efek samping dari mulai sakit kepala, vagina terbakar, gatal, dan nyeri. Jika efek sampingnya memburuk, jangan sungkan untuk memeriksakannya ke dokter.
Beri tahu dokter jika kondisi Anda tak kunjung membaik setelah 3-7 hari pemakaian. Apalagi jika infeksi kembali kambuh dalam 2 bulan.
2. Supositoria antijamur
Obat vagina gatal seperti clotrimazole dan miconazole di atas juga tersedia dalam bentuk tablet supositoria.
Supositoria adalah cara memasukkan obat padat ke dalam lubang vagina. Obat khusus supositoria mudah meleleh, melunak, dan larut dalam suhu tubuh.
Anda bisa memasukkan obat ini ke dalam vagina dan membiarkannya larut dengan sendirinya. Konsultasikan ke dokter terlebih dahulu sebelum menggunakan obat ini untuk mengatasi vagina gatal.
Jika masih ragu untuk menggunakan obat tipe obat supositoria, mintalah bantuan dokter di awal pemakaian.
3. Antijamur oral (obat minum)
Dalam beberapa kasus infeksi jamur, dokter mungkin meresepkan obat fluconazole (Diflucan) yang cara pakainya adalah diminum. Obat ini biasanya hanya diresepkan untuk infeksi yang parah dan berulang.
Obat fluconazole bekerja membunuh jamur penyebab infeksi sekaligus mencegahnya tumbuh kembali. Fluconazole umumnya hanya dikonsumsi satu kali sehari dengan dosis 50 mg untuk mengatasi infeksi jamur vagina.
Ingat, gunakan obat ini sesuai anjuran dokter. Jangan lupa untuk membaca petunjuk pemakaian pada kemasannya.
Obat untuk mengatasi vagina gatal akibat infeksi bakteri
Jika penyebab vagina Anda gatal adalah infeksi bakteri seperti gonore atau bacterial vaginosis, dokter mungkin meresepkan obat antibiotik.
Antibiotik bekerja membunuh bakteri yang menyebabkan vagina meradang dan teriritasi. Sebagai catatan, antibiotik hanya bisa didapat dengan menebus resep dokter.
Antibiotik yang biasanya diresepkan untuk mengatasi gatal pada vagina yaitu:
1. Metronidazole (Flagyl)
Metronidazole adalah obat antibiotik paling efektif untuk menghentikan pertumbuhan bakteri di vagina.
Sebagai obat infeksi vagina, metronidazole tersedia dalam bentuk gel yang dioles sekali sehari untuk lima hari berturut-turut. Gel metronidazole dianjurkan dioles pada malam hari sebelum tidur.
Baca dan turuti cara pakai obat ini ketika akan mengolesnya pada vagina. Cuci tangan sebelum dan setelah mengoles gel ke vagina. Berhati-hatilah agar gel jangan sampai mengenai mata, mulut, serta kulit tubuh lainnya. Jika terkena mata, cucilah dengan air dingin dan hubungi dokter.
Jangan memperbanyak atau mengurangi krim, maupun mempercepat atau memperlama masa pengobatan dengan tujuan agar cepat sembuh. Jangan dulu berhubungan seks selama masih dalam masa pengobatan sampai diperbolehkan dokter.
Perhatikan juga kemungkinan risiko efek samping obat ini, seperti:
- Sakit perut
- Sakit kepala
- Mual
- Diare
- Muntah
2. Tinidazole (Tindamax)
Tinidazole adalah obat antibiotik untuk mengobati vagina gatal akibat bacterial vaginosis dan trikomoniasis. Obat ini menghentikan pertumbuhan bakteri dan parasit yang menjadi penyebabnya.
Minum obat sekali sehari dengan dosis sesuai petunjuk dokter. Obat ini dianjurkan diminum setelah makan agar perut tidak terasa perih. Untuk mendapatkan hasil terbaik, minumlah obat di waktu yang sama setiap harinya.
Habiskan obat meski gejala infeksi membaik dan vagina tak lagi terasa gatal. Menghentikan pengobatan terlalu cepat bisa menyebabkan infeksi muncul kembali.
Efek samping yang kemungkinan muncul saat minum obat ini yaitu rasa pahit atau logam di mulut, mual, sakit perut, diare, dan pusing.
Obat ini juga bisa menyebabkan warna urine menjadi lebih gelap. Hal ini tidaklah berbahaya dan akan hilang ketika Anda berhenti minum obat.
3. Clindamycin
Clindamycin (Cleocin, Clindesse, dll) bekerja memperlambat dan menghentikan pertumbuhan bakteri. Namun, obat ini tidak dapat digunakan untuk mengatasi vagina gatal akibat penyakit menular seksual seperti klamidia dan trikomoniasis.
Clindamycin tersedia dalam bentuk krim dan supositoria yang dimasukkan ke dalam vagina. Supositoria biasanya digunakan sekali sehari untuk tiga hari berturut-turut. Sementara krim digunakan sekali sehari selama 3-7 hari berturut-turut.
Ada baiknya mengoleskan krim di waktu yang sama setiap hari, yaitu sebelum tidur. Baca terlebih dahulu petunjuk pemakaian dan tanyakan ke dokter atau apoteker jika masih kurang jelas.
Obat ini hanya ditujukan untuk penggunaan di vagina. Jangan mengoleskan krim ke bagian lain di tubuh. JIka tidak sengaja mengenai mata atau tertelan, bilas dengan air kemudian kunjungi dokter.
4. Azithromycin
Azithromycin adalah obat untuk mengobati infeksi bakteri pada vagina, termasuk akibat penyakit menular seksual seperti gonore.
Obat ini bekerja mencegah bakteri untuk membuat proteinnya sendiri, sekaligus mencegah penyebaran infeksi yang resisten terhadap obat.
Sebelum menggunakan azithromycin untuk mengobati vagina gatal karena gonore, dokter perlu melakukan uji keefektifan terlebih dahulu. Tujuannya yaitu untuk mencari tahu apakah bakteri penyebab infeksi ini dapat merespon azithromycin.
Azithromycin tersedia dalam bentuk pil dan larutan. Obat bisa diminum dengan atau tanpa makan terlebih dahulu. Dosis dan jangka waktunya diberikan sesuai keparahan penyakit.
Meski ringan, obat ini tetap bisa menyebabkan efek samping seperti:
- Mual
- Muntah
- Diare
- Kembung
- Feses yang berair
- Sakit perut
5. Doxycycline
Doxycycline adalah antibiotik golongan tetrasiklin yang melawan bakteri penyebab infeksi saluran kencing, usus, gonore, dan klamidia. Penyakit-penyakit ini dapat menyebabkan vagina gatal.
Minum doxycycline dengan segelas penuh air. Jenis doxycycline tertentu juga bisa dikonsumsi bersama dengan makanan atau obat lain. Telan obat utuh-utuh. Jangan dibelah, digigit, digerus, atau dikunyah. Jangan pula membuka kapsul pilnya.
Minum obat sampai habis dalam jangka waktu yang sudah ditentukan meski gejalanya sudah membaik. Melewatkan satu dosis saja bisa meningkatkan risiko bakteri yang kebal terhadap obat.
Adapun efek yang mungkin muncul setelah minum doxycycline yaitu:
- Mual dan muntah
- Sakit perut
- Hilang nafsu makan
- Diare ringan
- Ruam kulit atau gatal-gatal
- Gatal disertai keputihan
Obat untuk vagina gatal akibat kutu kemaluan
Jika penyebab vagina gatal Anda karena gigitan kutu kemaluan, obatnya adalah krim permethrin. Permethrin bekerja melumpuhkan dan membunuh kutu serta telurnya yang menempel pada kulit.
Dilansir dari Centers for Disease Control and Prevention, losion permethrin 1% yang mengandung piretrin dan piperonil butoksida aman dan efektif digunakan sesuai instruksi pada label kemasan.
Obat ini tersedia dengan atau tanpa resep di apotek terdekat.
Estrogen untuk obat gatal vagina wanita menopause
Gejala menopause dapat menyebabkan vagina terasa gatal. Menopause itu sendiri ditandai dengan penurunan kadar estrogen dalam tubuh.
Maka, obat untuk wanita menopause yang mengalami vagina gatal adalah terapi estrogen sintetis. Estrogen tersedia dalam bentuk pil, patch, gel, dan semprotan vagina. Di antara semua itu, pil estrogen adalah yang paling sering diresepkan dokter.
Jenis pil estrogen yang umum adalah estrogen terkonjugasi (Cenestin, Estrace, Estratab, Femtrace, Ogen, dan Premarin) atau estrogen-bazedoxifene (Duavee). Biasanya pil estrogen diminum sehari sekali tanpa perlu makan dulu.
Sementara terapi estrogen dalam bentuk krim (Estrace atau Premarin), gel, atau semprotan, cara menggunakannya adalah dengan dioles atau semprot langsung ke kulit agar obat menyerap dan masuk ke aliran darah.
Jika yang Anda gunakan adalah yang bentuk cincin (Estring atau Femring) atau tablet supositoria (Vagifem), obat bisa dimasukkan langsung ke vagina. Biasanya estrogen jenis ini juga dapat digunakan untuk mengatasi masalah vagina kering, gatal, dan terbakar.
Jadwal dosis akan bervariasi tergantung pada produknya. Umumnya cincin vagina perlu diganti setiap tiga bulan. Tablet supositoria digunakan setiap hari dalam beberapa minggu, setelahnya hanya perlu dua kali seminggu.
Kortikosteroid untuk obat vagina gatal akibat masalah kulit
Kortikosteroid adalah obat untuk mengatasi vagina yang gatal akibat gejala eksim, psoriasis, dan dermatitis kontak yang mengiritasi kulit vagina.
Obat ini tersedia dalam dua jenis yaitu krim atau salep dan obat minum.
Krim atau salep dioleskan 1-2 kali sehari selama 2-4 minggu untuk meredakan ruam dan gatal di vagina. Sementara obat minum biasanya digunakan untuk menangani kasus peradangan iritasi yang lebih parah.
Selain itu, dokter juga akan memberikan obat antihistamin untuk mengurangi gatal pada kulit vagina Anda.
Pengobatan lainnya untuk vagina gatal
Tidak semua kasus vagina yang gatal perlu dan bisa diatasi dengan obat.
Gatal vagina yang disebabkan oleh kanker vulva, misalnya, pengobatannya biasanya akan berupa terapi penyembuhan kanker itu sendiri. Baik dengan operasi, kemoterapi, radioterapi, maupun kombinasi dari itu. Jenis terapi dan obat yang diberikan pun disesuaikan dengan keparahan kondisi.
Sementara jika gatal-gatal karena stres, hal yang bisa dilakukan tentu saja dengan menghindari pemicu stresnya. Lakukan berbagai kegiatan menyenangkan seperti olahraga, meditasi, hingga jalan-jalan sebagai cara menghilangkan stres sekaligus gatal pada vagina.
The post 5 Jenis Obat yang Ampuh Menghilangkan Gatal Pada Vagina appeared first on Hello Sehat.