Saraf memiliki peranan penting dalam tubuh. Melalui sistem saraf, komunikasi antara tubuh dan otak berjalan lancar. Hanya saja, saraf bisa mengalami gangguan, termasuk saraf kejepit. Apa sebenarnya kondisi tersebut, apa penyebab dan gejalanya?
Apa itu saraf kejepit?
Pinched nerve, atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan sebutan saraf kejepit, adalah suatu kondisi di mana saraf tertekan oleh bagian sekitarnya. Ketika Anda mengalami kondisi saraf terjepit, tubuh Anda akan mengirimkan sinyal berupa rasa nyeri. Tentu sebaiknya Anda tidak remehkan tanda-tanda saraf kejepit, sebab kerusakan saraf bisa jadi besar. Kita tidak tahu pasti jika belum diperiksa.
Saraf kejepit bisa dipicu ketika ada tekanan pada saraf. Tekanan bisa disebabkan oleh gerakan yang dilakukan berulang-ulang untuk jangka waktu lama, contohnya posisi siku ditekuk saat tidur. Tekanan saraf dapat terjadi ketika saraf tertekan antara jaringan dengan ligamen, tendon, atau tulang. Saraf yang paling rapuh dalam tubuh kita yaitu ketika ditempatkan pada jaringan sempit di tubuh kita, tetapi jaringan lunak untuk melindungi saraf tersebut hanya sedikit.
Umumnya rasa nyeri pertama dirasakan pada punggung, tapi tidak menutup kemungkinan rasa nyeri dapat muncul di beberapa bagian tubuh. Contohnya, saat cakram hernia memberikan tekanan pada akar saraf Anda, rasa sakit pun akan terasa pada bagian belakang kaki Anda.
Berbagai kemungkinan penyebab saraf kejepit
Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan jaringan menekan saraf adalah:
- Terluka.
- Postur tubuh yang tidak baik dapat menambah tekanan pada tulang belakang dan saraf.
- Rematik atau arthritis pergelangan tangan.
- Stres dari pekerjaan yang berulang-ulang.
- Aktivitas olahraga yang rentan cedera.
- Berat badan yang berlebihan juga menekan saraf.
Pada beberapa kasus, salah satunya carpal tunnel syndrome (suatu kondisi yang terjadi pada jari menyebabkan rasa kesemutan); beberapa jaringan berkontribusi dalam memberikan tekanan pada saraf seperti pembesaran tulang atau penebalan yang akhirnya menjepit saraf. Umumnya kasus carpal tunnel syndrome dialami oleh perempuan.
Apa saja gejala saraf kejepit?
Terkadang gejala dari saraf kejepit hanya berupa rasa sakit saja di beberapa bagian tubuh. Sudah pasti kita pun tidak terpikir sampai pada saraf kejepit. Ada beberapa gejala lainnya yang bisa Anda amati, seperti:
- Mati rasa, kebas, atau penurunan sensasi untuk ‘merasa’ di daerah yang banyak sarafnya, misalnya nyeri di leher atau punggung bagian bawah.
- Adanya sensasi sakit atau nyeri seperti terbakar yang menjalar ke luar.
- Kesemutan.
- Lemahnya otot pada bagian yang diduga mengalami saraf kejepit.
- Sering merasa kaki dan tangan tidak merasakan apa-apa.
- Rasa seperti ditusuk-tusuk jarum.
Terkadang gejala memburuk saat Anda berusaha untuk melakukan beberapa gerakan tertentu, seperti memutar kepala Anda atau menegangkan leher Anda.
Ada beberapa dampak yang dapat terjadi ketika saraf terjepit dibiarkan, seperti jaringan lunak atau pelindung di sekitar saraf dapat pecah. Hal tersebut dapat membentuk cairan, yang dapat menyebabkan pembengkakan, tekanan ekstra, dan jaringan parut. Jika saraf kejepit terjadi pada waktu yang singkat, tentu tidak ada kerusakan permanen pada saraf. Namun, jika tekanan terjadi terus menerus tentu saja saraf bisa rusak secara permanen.
Bagaimana cara mengatasi saraf kejepit?
Pengobatan yang dilakukan berbeda-beda tergantung pada seberapa berat rasa sakit, begitu juga dengan lamanya pengobatan yang dilakukan. Anda mungkin akan diminta untuk mengistirahatkan bagian yang cedera, dan menghindari aktivitas yang akan membuat gejala Anda memburuk.
Anda perlu mengunjungi dokter saat gejala menetap dan sakit menjadi parah. Anda akan memerlukan satu atau lebih pengobatan untuk mengecilkan jaringan yang membengkak di sekitar saraf.
Obat yang dapat Anda gunakan adalah:
- Aspirin, ibuprofen, dan naproxen untuk mengurangi pembengkakan.
- Kortikosteroid oral untuk mengurangi rasa nyeri dan bengkak.
- Injeksi steroid untuk mengurangi bengkak, tapi Anda akan mengalami peradangan sebelum akhirnya sembuh.
Pada kasus yang berat, saraf Anda mungkin memerlukan pemotongan beberapa material, seperti:
- Jaringan parut.
- Material cakram.
- Bagian tulang.
Bolehkah mendatangi pengobatan alternatif? Sebelum mendatangi pengobatan alternatif, ada baiknya Anda mendatangi dokter terlebih dahulu, untuk mengetahui di bagian mana tepatnya ada saraf kejepit. Saraf yang rusak tidak bisa diperbaiki, jadi alangkah baiknya kita mempertimbangkan mana pengobatan yang tepat.
The post Saraf Kejepit, Apa Penyebab dan Bagaimana Gejalanya? appeared first on Hello Sehat.