Psoriasis adalah penyakit peradangan kulit kronis yang bersifat kambuhan ketika kulit terpapar oleh beragam penyebab. Ciri khas penyakit kulit satu ini ditandai dengan kulit menebal, kering, pecah-pecah, dan bersisik keperakan.
Penderitanya sering kali akan merasa gatal, perih, atau panas seperti terbakar pada kulit. Lantas, apa sebenarnya hal-hal yang dapat menjadi penyebab psoriasis?
Penyebab penyakit psoriasis
Penyebab utama dari penyakit psoriasis belum dapat dipastikan. Namun, berdasarkan National Psoriasis Foundation, bukti-bukti studi ilmiah yang ada sampai saat ini mengaitkan kemunculan gejala penyakit psoriasis dengan faktor genetik dan gangguan respons sistem imun tubuh.
1. Genetik
Masih dari data National Psoriasis Foundation, para ilmuwan percaya bahwa setidaknya 10% orang di dunia ini terlahir mewarisi satu atau lebih gen yang dapat menyebabkan psoriasis. Namun, hanya 2 – 3% dari populasi tersebut yang pada akhirnya hidup dengan penyakit ini.
Gen berperan penting dalam seluruh fungsi fisiologis tubuh. Jika ada satu gen dalam tubuh Anda yang mengalami kelainan atau bermutasi abnormal, seluruh kerja sistem dan sel-sel yang berakitan dengan gen tersebut dapat terpengaruh.
Lantas, gen apa yang membuat seseorang berpotensi mengalami psoriasis? Hingga kini peneliti masih mencoba mencari tahu pastinya gen yang menjadi penyebab kemunculan penyakit psoriasis.
Studi yang dilakukan Washington University School of Medicine menemukan mutasi pada gen CARD14 dapat memicu kemunculan psoriasis vulgaris (psoriasis plak). Penelitian lain oleh NPF Discovery di Inggris menemukan mutasi gen yang diduga menjadi penyebab psoriasis pustulosa.
2. Autoimun
Psoriasis merupakan salah satu jenis penyakit autoimun. Penyakit autoimun itu sendiri adalah gangguan pada fungsi sistem imun tubuh yang justru berbalik menyerang dan menghancurkan sel-sel tubuh yang sehat. Seharusnya, sistem imun hanya merespons terhadap serangan mikroorganisme berbahaya seperti bakteri, virus, jamur, dan parasit.
Gangguan ini menyebabkan sel limfosit T dalam sel darah putih (leukosit) bereaksi secara berlebihan sehingga memproduksi zat kimia sitokin dalam jumlah berlebih. Produksi zat kimia ini memicu terjadinya peradangan pada kulit dan organ-organ lainnya.
Peradangan kronis menyebabkan melebarnya pembuluh darah, penumpukan sel darah putih dan regenerasi keratinosit, yaitu sel pada lapisan kulit terluar, secara cepat.
Pada kulit yang normal dan sehat, pertumbuhan sel-sel karatinosit baru berlangsung dalam hitungan bulan. Namun, dalam kasus psoriasis, proses regenerasi sel kulit ini hanya berlangsung dalam 3 – 5 hari.
Akibatnya, permukaan kulit menebal, muncul bercak merah, dan terbentuk sisik kulit berwarna keperakan yang menjadi ciri-ciri penyakit psoriasis.
Faktor risiko pemicu penyakit psoriasis
Para peneliti percaya bahwa jika seseorang bisa memiliki psoriasis, orang itu berarti memiliki kombinasi mutasi gen penyebab psoriasis dan terpapar pada faktor-faktor eksternal spesifik yang dikenal sebagai pemicu.
Pemicu kemunculan penyakit kulit ini pada setiap orang bisa berbeda-beda. Satu orang mungkin saja sangat sensitif terhadap paparan faktor tertentu sehingga psoriasisnya rentan kambuh, tapi orang lain belum tentu bisa terpengaruh oleh faktor tersebut.
Gejala psoriasis pada seseorang mungkin lebih mudah terpicu oleh paparan hal lainnya. Berikut adalah beberapa faktor risiko pemicu psoriasis yang umum.
1. Stres
Pada pasien yang memiliki psoriasis, stres yang dialami akan memperburuk kondisi mereka. Pasalnya, di dalam tubuh terdapat banyak ujung saraf yang terhubung dengan kulit, sehingga kulit akan ikut bereaksi ketika sistem saraf pusat di otak mendeteksi adanya bahaya karena stres.
Stres inilah yang akan memicu gatal-gatal, rasa nyeri, serta pembengkakan pada kulit. Selain itu, stres juga memicu produksi keringat berlebih yang mana dapat berpengaruh pada gejala yang dirasakan.
Hal ini bahkan sudah ditunjukkan oleh sebuah penelitian pada 2013 yang membuktikan bahwa 68% pasien psoriasis dewasa cenderung mengalami gejala yang lebih parah setelah dilanda stres.
Kondisi psoriasis sendiri kerap menjadi pemicu stres bagi para penderitanya. Gejala di kulit yang muncul dapat membuat seseorang menjadi tidak percaya diri dan malu.
Hal tersebut ditambah dengan rasa sakit yang terkadang tak tertahankan serta pengobatannya yang memakan banyak biaya. Segala tekanan ini pun meningkatkan stres yang kemudian menjadi penyebab kambuhnya psoriasis.
2. Infeksi
Infeksi jamur atau bakteri bisa menyebabkan psoriasis semakin memburuk. Selain itu, infeksi tertentu seperti radang tenggorokan atau tonsilitis, sariawan, dan infeksi saluran pernapasan bagian atas bisa menjadi faktor risiko dari penyebab psoriasis.
Gejala psoriasis juga bisa menjadi penyakit komplikasi HIV.
3. Trauma pada kulit
Trauma pada kulit seperti luka gores, memar, luka bakar, benjolan, tato, dan kondisi kulit lainnya dapat menjadi penyebab gejala psoriasis kambuh di lokasi luka. Kondisi ini disebut sebagai fenomena Koebner.
Baik itu timbul karena goresan benda tajam, sengatan matahari, gigitan serangga, maupun vaksinasi, luka-luka tersebut dapat memicu gejala psoriasis.
4. Cuaca
Cuaca ternyata dapat menjadi faktor yang memengaruhi psoriasis. Bila cuacanya cerah dan hangat, sinar matahari yang mengandung sinar UV dapat membantu meringankan gejala psoriasis. Sinar matahari berperan sebagai imunosupresif yang menekan kerja sistem imun sehingga akan memperlambat pertumbuhan kulit.
Namun, gejala psoriasis yang dirasakan dapat makin memburuk bila cuaca mendingin. Ketika cuaca sedang dingin, penurunan suhu akan membuat kelembapan juga menurun. Akibatnya, kulit menjadi lebih kering yang bisa menimbulkan gejala seperti gatal-gatal.
Agar tak terjadi, gunakanlah krim pelembap kulit. Bila perlu, Anda juga bisa menyalakan humidifier atau meletakkan tanaman hidup di dalam ruangan untuk menjaga kelembapan udara, khususnya pada kamar tidur.
5. Alkohol
Sebuah penelitian menemukan bahwa orang dengan psoriasis cenderung minum lebih banyak alkohol sebagai pelarian dari stresnya. Namun, alih-alih mengalihkan stres, alkohol malah akan memicu gejala yang lebih parah.
Sejumlah penelitian lain pun menemukan bahwa orang dengan psoriasis yang sering mengonsumsi minuman keras (alkohol) menunjukkan gejala yang lebih sering kambuh dan menyebar.
6. Merokok
Penelitian melaporkan bahwa merokok tembakau menjadi penyebab psoriasis mudah kambuh dan membuat gejalanya semakin parah.
Semakin banyak batang rokok yang Anda isap, semakin parah dan meluas gejala psoriasis hingga bagian tubuh lain (yang biasanya hanya muncul di tangan dan kaki). Dengan berhenti merokok, Anda bisa mengurangi tingkat keparahan dari psoriasis.
7. Obat-obatan
Beberapa obat tertentu dapat menjadi faktor pemicu dari psoriasis sekaligus penyebab gejalanya semakin memburuk. Obat-obat tersebut seperti sebagai berikut.
-
Lithium: biasa digunakan untuk mengobati masalah yang berhubungan dengan keadaan mental seperti depresi atau bipolar. Beberapa jenis psoriasis yang lebih rentan terhadap efek obat ini adalah psoriasis vulgaris, psoriasis pustulosa, dan psoriasis arthritis.
-
Antimalaria: obat-obatan untuk malaria seperti chloroquine, dan hydroxychloroquine, dan quinacrine biasanya dapat memunculkan gejala setelah 2-3 minggu dari pemakaian.
- ACE inhibitor: beberapa obat golongan ACE inhibitor kerap digunakan untk membantu mengatasi peradangan, tapi pada beberapa pasien malah dapat memperparah gejala terutama pada orang-orang yang memiliki riwayat genetik psoriasis secara langsung.
-
NSAID: golongan obat-obatan yang berguna untuk mengurangi rasa sakit, salah satunya adalah indomethacin (Indocin) yang kerap digunakan untuk pengobatan arthritis.
- Betablockers: berfungsi sebagai penurun tekanan darah, obat ini juga dapat memperparah kondisi psoriasis, terutama psoriasis vulgaris dan psoriasis pustulosa. Biasanya, efeknya baru terjadi setelah berbulan-bulan dari konsumsi obat.
Jika Anda diresepkan obat-obatan ini, beri tahu dokter tentang psoriasis Anda. Konsultasikan lebih lanjut dengan dokter kulit untuk kemungkinan mengganti resep obat atau menurunkan dosisnya guna mencegah risiko psoriasis kambuh makin sering selama pengobatan.
8. Berat badan berlebih
Kelebihan berat badan meningkatkan risiko psoriasis sekaligus membuat gejalanya semakin parah. Sebuah penelitian di JAMA Dermatology menemukan kaitan antara diet rendah kalori dan penurunan penyebaran psoriasis.
Orang yang mengalami obesitas cenderung mendapatkan plak di lipatan-lipatan kulitnya yang bisa memerangkap bakteri, keringat, dan minyak sehingga memunculkan iritasi dan gatal-gatal yang dapat memperparah gejala psoriasis.
9. Perubahan hormon
Psoriasis bisa muncul pada pria dan wanita pada usia berapa pun. Namun, risiko psoriasis paling rentan terjadi pada masa puber, usia 20 – 30-an, dan antara usia 50 – 60 tahun (usia wanita menopause).
Ini karena perubahan hormon selama puber dan menopause juga bisa menjadi pemicu gejala. Perubahan hormon yang jadi penyebab penyakit psoriasis tidak selalu dapat dihindari, namun psoriasis biasanya dapat membaik pada saat hamil dan dapat muncul kembali setelah melahirkan.
Psoriasis tidak bisa disembuhkan. Meski demikian, penyebab dan risiko kambuhnya psoriasis bisa dikendalikan dengan menghindari beberapa faktor yang berasal dari lingkungan. Faktor risiko di atas dapat memicu sekaligus memperparah peradangan kulit, sehingga hindarilah sebisa mungkin.
The post Penyebab Psoriasis dan Faktor-Faktor Risiko yang Perlu Dihindari appeared first on Hello Sehat.