Segudang Penyebab yang Memicu Reaksi Alergi Pada Kulit

3 min read

Alergi pada kulit, seperti kulit kemerahan dan terasa gatal, dapat terjadi akibat sejumlah faktor. Lantas, apa saja penyebab alergi kulit yang perlu Anda waspadai?

Penyebab reaksi alergi pada kulit

alergi kulit

Reaksi alergi kulit adalah masalah kulit yang disebabkan oleh respons sistem kekebalan tubuh terhadap alergen. Kondisi ini dapat menimbulkan beberapa gejala alergi yang cukup mengganggu, seperti iritasi, ruam, dan bengkak di kulit. 

Penyebab reaksi alergi di kulit juga tergantung pada kondisi dan jenis alergen. Berikut ini beberapa jenis alergen yang dapat menimbulkan tanda-tanda alergi yang mengganggu kulit. 

Kosmetik

Salah satu jenis alergen yang menjadi penyebab terjadinya reaksi alergi pada kulit adalah kosmetik. Kosmetik memang dapat meningkatkan kepercayaan diri penggunanya, tetapi tidak semua orang cocok menggunakan bahan yang sama. 

Hampir setiap kosmetik memiliki senyawa kimia yang sekilas mirip, tetapi ada pula yang berbeda. Oleh sebab itu, kebanyakan kasus reaksi alergi yang disebabkan oleh kosmetik dikarenakan zat yang ada di dalamnya.

Bahan kimia yang sering ada di dalam kosmetik yang perlu Anda waspadai karena sering menyebabkan iritasi kulit adalah:

  • paraben,
  • benzoil peroksida, biasa ditemukan dalam obat jerawat,
  • zat pewangi dalam bedak, parfum, dan lipstik,
  • Oxybenzone,
  • 4-isopropyl-dibenzoylmethane,
  • PABA (asam para-aminobenzoic),
  • ester,
  • Avobenzone, dan
  • Cinnamates.

Anda mungkin tidak merasakan reaksi apa pun saat pertama kali menggunakan kosmetik tersebut. Ada kalanya, gejala alergi tidak langsung muncul dalam satu kali pemakaian. Reaksi alergi pada kulit sangat mungkin terjadi saat Anda sudah menggunakannya berulang kali.

Oleh sebab itu, bagi para penggemar kosmetik disarankan untuk mengolesi sampel kosmetik yang akan dipakai ke kulit. Hal ini bertujuan untuk melihat bagaimana reaksi kulit selama 1-2 hari.

Selain Gatal, Ini Gejala Alergi Pada Kulit Lainnya yang Perlu Anda Ketahui

Cat rambut 

gejala alergi cat rambut

Bagi Anda yang gemar menggonta-ganti warna rambut atau sekadar ingin menggelapkan rambut mungkin perlu berhati-hari. Pasalnya, kandungan bahan kimia yang ada dalam cat rambut bisa jadi penyebab munculnya reaksi alergi di kulit Anda. 

Baca Juga :  6 Cara Mengatasi Mata yang Perih dan Terasa Panas Berdasarkan Penyebabnya

Salah satu senyawa kimia dalam cat rambut yang kerap menimbulkan reaksi alergi adalah paraphenylenediamine (PPD). PPD adalah zat kimia yang sering digunakan dalam produk cat rambut permanen, terutama untuk warna yang lebih gelap. 

Pada dasarnya, PPD tidak berwarna dan membutuhkan oksigen untuk menjadi pewarna rambut. Oleh sebab itu, senyawa kimia ini biasanya dikemas dalam dua botol. Satu berisi pewarna PPD dan lainnya untuk mengoksidasi bahan ini. 

PPD yang teroksidasi secara utuh umumnya tidak akan menyebabkan masalah pada kulit. Apabila zat kimia ini hanya teroksidasi sebagian, ternyata dapat memicu reaksi alergi, terutama pada mereka yang memiliki kulit sensitif. 

Jika hal ini terjadi, sistem kekebalan tubuh akhirnya salah mengenali PPD sebagai zat berbahaya. Akibatnya, reaksi alergi cat rambut pun terjadi. Ada bahan kimia lainnya yang perlu diwaspadai karena disebut mirip dengan PPD, yaitu:

  • Benzokain,
  • Procain,
  • asam para-aminosalisilat,
  • Sulfonamida, dan
  • Hydrochlorothiazide.

Sinar matahari

Kulit kemerahan akibat terbakar sinar matahari adalah masalah kulit yang paling sering dijumpai. Namun, tahukah Anda bahwa ketika gejala tersebut berkembang menjadi ruam, gatal, dan melepuh bisa diartikan sebagai reaksi alergi?

Sinar matahari memang disebut menjadi salah satu penyebab munculnya reaksi alergi pada kulit. Kondisi ini yang disebut sebagai fotosensitivitas (alergi matahari) ini kemungkinan besar terjadi akibat kelainan genetik, alias menurun dalam keluarga. 

Interaksi obat-obatan, makanan, dan kosmetik tertentu juga dapat menyebabkan reaksi yang sama saat kulit terkena panas matahari. Sebagai contoh, obat dan salep antibiotik (tetrasiklin dan sulfonamida) bisa memicu gejala alergi akibat panas matahari.

Baca Juga :  Mengapa Wanita Lansia Makin Enggan Berhubungan Intim?

Air

Reaksi alergi yang muncul akibat air memang sulit dipercaya, tetapi penyebab alergi pada kulit ini benar-benar ada. 

Alergi air yang juga disebut sebagai aquagenic urticaria ini terjadi saat penderitanya berkontak langsung dengan air, entah itu air panas ataupun air dingin. Hingga saat ini belum ada penelitian yang menemukan penyebab pasti dari masalah kulit ini. 

Walaupun demikian, ada dua faktor yang kemungkinan besar memicu reaksi alergi ini, yaitu:

  • Senyawa kimia aktif yang ada dalam air, seperti klorin.
  • Kulit mengandung zat yang beracun saat berinteraksi dengan air.

Pada akhirnya, salah satu dari kedua faktor tersebut melepaskan histamin yang menyebabkan gejala alergi muncul. 

Alergi Air: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Logam

Pernahkah Anda merasakan kulit gatal dan kemerahan saat menggunakan perhiasan tertentu? Jika iya, ada kemungkinan reaksi alergi kulit ini disebabkan oleh perhiasan atau barang-barang logam berjenis nikel. 

Nikel adalah logam putih keperakan yang biasa ditemukan pada barang-barang, seperti perhiasan, kacamata, dan ponsel. Walaupun terbilang cukup aman, ada beberapa orang yang mengembangkan gejala alergi logam ini. 

Penyebab reaksi alergi pada kulit yang satu ini sebenarnya belum diketahui secara pasti mengapa bisa terjadi. Namun, respons sistem kekebalan tubuh yang menganggap nikel sebagai senyawa berbahaya tetap perlu diwaspadai. 

Lateks

Lateks, terutama yang terbuat dari karet alam, adalah senyawa yang sering dipakai dalam perlengkapan medis dan gigi. Sebagai contoh, sarung tangan sekali pakai, jarum suntik, dan perban menggunakan lateks sebagai bahan utamanya. 

Selain perlengkapan medis, lateks juga sering dijumpai di barang-barang sehari-hari, seperti kondom, tas, balon, hingga dot dan botol bayi. 

Kebanyakan orang menganggap lateks adalah senyawa yang cukup aman. Namun, lateks ternyata bisa menjadi penyebab reaksi alergi pada kulit pada beberapa orang.

Baca Juga :  Cara Membedakan Ciri Tahi Lalat Kanker Kulit dengan yang Normal

Jika Anda mengalami alergi lateks, sistem kekebalan akan mengenali senyawa ini sebagai zat yang berbahaya. Hal ini memicu antibodi untuk melawan lateks. 

Pada saat Anda kembali terpapar lateks, antibodi akan memberitahu sistem imun untuk melepaskan histamin dan bahan kimia lainnya ke darah Anda. Respons tersebut menghasilkan berbagai tanda dan gejala alergi. 

Semakin sering seseorang berkontak dengan lateks, semakin kuat sistem kekebalan akan merespons. Kondisi ini lebih sering disebut sebagai sensitisasi. 

Racun dari tumbuhan

Pada sebagian orang, menyentuh tanaman tertentu dapat menyebabkan reaksi alergi pada kulit, seperti ruam dan kulit gatal. Jenis tumbuhan yang sering menjadi penyebab munculnya reaksi alergi pada kulit adalah:

  • pohon Rhus (Toxicodendron succedaneum), yaitu pohon saat musim gugur,
  • Primula obconica dan krisan, dan
  • pohon ek.

Perlu diingat bahwa tidak semua orang alergi terhadap tumbuhan yang disebutkan di atas. Ada kalanya beberapa orang mengalami gejala alergi akibat serbuk sari tumbuhan yang terbawa angin. 

Bahan kimia lainnya

alergi bahan pakaian

Reaksi alergi pada kulit juga disebabkan oleh sejumlah bahan kimia selain beberapa hal yang disebutkan di atas. Apa saja?

  • Merkuri sulfida, zat kimia yang sering dijumpai pada tinta tato warna merah.
  • Bahan pengawet (formaldehida) pada bahan pakaian.
  • Pigmen pewarna pakaian yang memicu alergi pada bahan pakaian.
  • Lapisan tambahan pada kacamata (UV stabilizer).

Perlu diingat bahwa ada banyak faktor yang mungkin tidak disebutkan di atas dapat menjadi penyebab timbulnya reaksi alergi pada kulit.

Jika Anda merasakan masalah pada kulit, seperti ruam dan gatal yang tidak kunjung membaik, segera periksakan ke dokter untuk dilakukan tes kulit alergi. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apa penyebabnya dan bagaimana meringankan gejala yang dialami.

The post Segudang Penyebab yang Memicu Reaksi Alergi Pada Kulit appeared first on Hello Sehat.