Alergi dingin merupakan reaksi kulit yang muncul beberapa menit setelah kulit terkena suhu dingin. Pemicunya berasal dari udara, air, dan benda-benda bersuhu dingin yang bersentuhan langsung dengan kulit Anda. Kendati pemicunya jelas diketahui, ternyata penyebab pasti alergi dingin justru belum sepenuhnya dipahami.
Seseorang mengalami reaksi alergi saat sistem imunnya bereaksi terhadap zat asing yang sebenarnya tidak berbahaya. Reaksi ini juga terjadi pada alergi dingin, tapi ada banyak faktor lain yang ikut berperan dan mungkin tidak ada pada jenis alergi lainnya. Apa saja faktor-faktor tersebut?
Berbagai penyebab alergi dingin
Ada beberapa faktor yang diduga berkaitan dengan alergi dingin. Faktor tersebut dapat bersifat idiopatik, artinya muncul tiba-tiba tanpa diketahui penyebabnya. Kebanyakan kasus alergi dingin bersifat idiopatik dan diduga berkaitan dengan faktor genetik.
Alergi dingin juga dapat muncul sebagai dampak dari penyakit infeksi, penyakit yang memengaruhi darah dan kulit, serta kondisi medis lainnya. Berikut sejumlah faktor yang sudah diketahui terkait penyebab alergi dingin.
1. Reaksi sistem imun
Sebagian besar kasus alergi dingin disebabkan oleh reaksi sistem imun. Ketika Anda berada di ruangan ber-AC, mandi dengan air dingin, atau memegang minuman dingin, kulit Anda mendeteksi penurunan suhu secara drastis dan mendadak.
Sistem imun menganggap suhu dingin sebagai bahaya, walaupun sebenarnya tidak. Sistem imun kemudian merespons dengan mengaktifkan sel mast, serta melepaskan antibodi, histamin, dan beragam zat kimia lainnya yang memicu peradangan.
Pelepasan histamin menimbulkan gejala alergi pada kulit berupa gatal-gatal (biduran), bentol, serta ruam kemerahan. Peradangan ikut memperparah gejala alergi dingin dan membuat kulit terasa panas. Gejala ini bisa berlangsung hingga dua jam.
Pada kasus yang langka, suhu dingin bisa menjadi penyebab reaksi alergi parah yang disebut anafilaksis. Sistem imun mengirimkan pertahanan secara besar-besaran untuk melawan pemicu alergi, tapi hal ini menimbulkan reaksi yang berbahaya berupa:
- sesak napas,
- jantung berdebar dengan denyut yang lemah,
- penurunan tekanan darah secara drastis,
- mual dan muntah, serta
- pingsan hingga koma.
2. Faktor genetik orangtua
Peluang Anda terkena alergi dingin lebih tinggi bila orangtua atau saudara dekat Anda memiliki kondisi yang sama. Pasalnya, ada kondisi pada gen tertentu yang disinyalir menjadi penyebab alergi ini. Gen tersebut dapat diwariskan dari orangtua ke anak.
Sifat genetik makhluk hidup ditentukan oleh puluhan ribu gen yang terkumpul di dalam kromosom. Tiap kromosom memiliki lengan p dan lengan q. Kedua lengan membawa sifat genetik dan kadang sifat tersebut dapat berwujud kelainan atau penyakit.
Para peneliti sejauh ini telah menemukan sifat pembawa alergi dingin pada lengan panjang kromosom 1 (1q40). Orang yang mempunyai gen ini membawa sifat alergi dingin pada tubuhnya, tapi ia belum tentu mengalami alergi dingin.
Saat ia memiliki keturunan, gennya akan bertemu dengan gen pasangannya. Jika gen pembawa sifat alergi dingin lebih dominan dibandingkan gen yang sehat, sifat tersebut bisa muncul sehingga anak yang lahir akan mengalami alergi dingin.
3. Gangguan autoimun
Dalam beberapa kasus, penyebab alergi dingin bisa berasal dari gangguan autoimun. Gangguan autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan tubuh yang sehat karena keliru menganggapnya sebagai bahaya.
Gangguan ini bisa muncul tanpa sebab atau akibat mutasi genetik, sebagaimana yang ditemukan oleh tim peneliti dari National Institutes of Health pada 2012. Mutasi pada gen PLCG2 diketahui dapat mengganggu reaksi sel-sel kekebalan tubuh.
Mutasi gen adalah hal yang wajar, tapi hal ini juga bisa menyebabkan gangguan. Pada studi tersebut, mutasi PLCG2 membuat sistem imun melepaskan antibodi yang menyerang jaringan sehat sehingga pasien lebih berisiko terkena gangguan autoimun.
Mutasi PLCG2 juga mengaktifkan sel mast dan sel B, yakni dua sel yang melepaskan histamin ketika terjadi reaksi alergi. Akibatnya, pasien mengalami gejala alergi dingin berupa gatal-gatal, bentol, dan ruam kemerahan.
4. Penyakit yang memengaruhi darah dan kulit
Penyakit yang memengaruhi kulit dan darah diduga dapat menjadi penyebab biduran, terutama pada penderita alergi dingin. Jika penyebabnya adalah berbagai penyakit tersebut, alergi yang muncul disebut sebagai urtikaria dingin sekunder.
Penyakit dan kondisi medis yang diyakini berhubungan dengan alergi dingin antara lain sebagai berikut.
- Kanker pada sel-sel limfosit
- Leukemia limfositik kronis
- Hepatitis viral
- Sifilis
- Cacar air
- Cryoglobulinemia, yakni kondisi ketika darah mengandung banyak protein yang sensitif terhadap suhu dingin (cryoglobulin)
- Mononukleosis (demam kelenjar)
- Penyakit kelenjar tiroid
- Penyakit infeksi lain pada sistem pernapasan
Alergi Pada Kulit: Jenis, Gejala, Cara Mengatasi, dll.
Apa yang meningkatkan risiko alergi dingin?
Siapa pun dapat mengalami alergi dingin. Akan tetapi, risikonya menjadi lebih besar bila Anda memiliki kondisi berikut.
- Berusia dewasa muda. Terlepas dari faktor penyebab, alergi dingin lebih banyak dialami orang-orang berusia dewasa muda.
- Pernah mengalami penyakit tertentu. Hepatitis, kanker, dan kondisi medis lainnya bisa menyebabkan urtikaria dingin sekunder.
- Ada kondisi genetik tertentu. Meskipun langka, alergi dingin bisa diwariskan dari orangtua. Gejalanya mungkin sedikit berbeda dan mirip dengan flu.
Alergi dingin adalah kondisi medis yang sangat umum dengan penyebab yang belum diketahui secara pasti. Kondisi ini terjadi akibat respons sistem imun terhadap suhu dingin, tapi faktor genetik dan penyakit tertentu kemungkinan ikut berperan.
Jika Anda mengalami gejala alergi dingin, langkah terbaik yang dapat Anda lakukan adalah menghindari pemicunya. Cobalah berkonsultasi dengan dokter guna mendapat pengobatan alergi dingin yang tepat dan mengatur strategi untuk mencegah kambuhnya alergi di kemudian hari.
The post Dari Genetik Hingga Penyakit, Ini Bermacam Penyebab Alergi Dingin appeared first on Hello Sehat.