Ragam Obat Kuat Pria di Apotek, Apakah Bisa Bikin Tahan Lama di Ranjang?

5 min read

Obat kuat umumnya dipakai para pria untuk mengatasi masalah disfungsi ereksi atau impotensi. Selain itu, jenis obat ini juga ampuh meningkatkan vitalitas dan energi saat Anda hendak melakukan hubungan seks.

Walaupun ada obat kuat alami yang minim efek samping, obat kuat medis lebih banyak dipilih karena efeknya lebih cepat terasa dan tahan lama. Sayangnya, banyak pria masih belum paham mengenai kandungan, dosis, cara kerja obat ini dalam membantu masalah hubungan seks. 

Selain itu, ada juga efek samping berbahaya yang perlu diperhatikan terlebih apabila dikonsumsi sembarangan tanpa resep dokter. Lalu, bagaimana cara konsumsi obat kuat pria yang aman?

Apa itu obat kuat?

Secara umum, obat kuat medis untuk pria mengandung senyawa cGMP-specific phosphodiesterase type 5 (PDE5), yakni suatu protein enzim yang memiliki fungsi untuk mengatur sirkulasi pembuluh darah.

Senyawa dalam obat kuat pria tersebut dapat merelaksasi otot-otot, sehingga pembuluh darah arteri di penis melebar dan darah mengalir ke penis dengan mudah. Peningkatan aliran darah ini dapat terjadi jika ada gairah seksual. 

Hal inilah yang membuat obat kuat umumnya digunakan sebagai salah satu metode pengobatan orang yang mengalami disfungsi ereksi atau impotensi.

Patut diketahui, impotensi bukan hanya terjadi pada pria yang berada di usia lanjut. Kondisi ini juga dapat terjadi di usia yang lebih muda, sehingga secara tidak langsung memengaruhi kepuasaan saat berhubungan seksual.

Beragam faktor yang dapat meningkatkan risiko impotensi pada seseorang, di antaranya:

  • Mengalami kondisi medis tertentu, terutama diabetes, penyakit jantung, dan pembuluh darah (kardiovaskular).
  • Merokok dan mengonsumsi tembakau yang mempengaruhi aliran darah ke pembuluh darah arteri.
  • Obesitas atau kelebihan berat badan.
  • Menjalani perawatan medis tertentu, misalnya operasi prostat atau pengobatan radiasi (radioterapi) untuk kanker.
  • Mengalami cedera, terutama jika merusak saraf atau pembuluh darah yang mengontrol ereksi.
  • Memiliki kondisi psikologis tertentu, misal stres, kecemasan, dan depresi.
  • Menggunakan narkoba dan alkohol.
  • Dalam pengaruh obat-obatan, termasuk anti-depresan, anti-histamin, dan obat-obatan untuk mengatasi tekanan darah tinggi, nyeri, atau prostat.

Apa saja daftar obat kuat pria yang tersedia di apotek?

viagra

Beberapa obat-obatan medis yang tersedia di apotek untuk meningkatkan vitalitas dan mengatasi masalah disfungsi ereksi di antaranya sebagai berikut ini.

1. Sildenafil

Sildenafil merupakan kandungan utama dari Viagra–merek obat kuat terbaik dan paling banyak dikenal–berfungsi untuk mengatasi disfungsi ereksi pada pria. Caranya yakni dengan meningkatkan aliran darah ke penis selama mendapatkan rangsangan seksual.

Baca Juga :  Agar Tidak Mudah Tersulut, Begini 5 Cara Mengendalikan Emosi Terhadap Pasangan

Di samping itu juga, sildenafil berfungsi sebagai obat untuk menangani tekanan darah tinggi di paru-paru (hipertensi pulmonal).

2. Tadalafil

Tadalafil adalah obat yang memiliki fungsi untuk mengobati masalah fungsi seksual pada pria, seperti disfungsi ereksi atau impotensi. Dikombinasikan dengan rangsangan seksual, tadalafil dapat meningkatkan aliran darah ke penis sehingga membantu pria ereksi.

Merek dagang untuk tadalafil sebagai obat kuat yang aman, yakni Cialis. Tadalafil juga digunakan dalam pengobatan gejala pembesaran pada prostat dan tekanan darah tinggi dalam paru-paru (hipertensi pulmonal).

3. Vardenafil

Vardenafil dapat mengatasi disfungsi ereksi pada pria dengan melemaskan dan meningkatkan aliran darah ke penis dengan bantuan rangsangan seksual. Merek dagang untuk Vardenafil, di antaranya adalah Levitra dan Staxyn.

4. Avanafil

Avanafil merupakan obat kuat pria yang terbilang lebih baru, namun tetap memiliki cara kerja yang sama untuk melemaskan dan meningkatkan darah ke penis untuk membantu proses ereksi. Merek dagang Avanafil yang tersedia, yakni Stendra.

Bagaimana cara kerja obat kuat?

Salah satu merek obat kuat pria, Viagra atau yang dikenal sebagai “pil biru” sering disebut dalam iklan-iklan di jalanan. 

Padahal obat kuat dengan kandungan sildenafil ini secara medis biasanya diresepkan untuk mengatasi masalah impotensi. Sildenafil bekerja dengan merelaksasi otot dan meningkatkan aliran darah ke penis, bersamaan dengan rangsangan saat berhubungan seks.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa sildenafil dan berbagai jenis obat kuat lainnya tidak akan memberikan efek apapun kalau tidak ada rangsangan seksual yang terjadi.

Obat kuat bekerja dengan cara merangsang produksi siklik guanosin monofosfat. Zat tersebut dapat merelaksasi otot-otot, sehingga arteri di penis melebar dan darah mengalir ke penis dengan mudah.

Kondisi tidak mampu ereksi dipengaruhi oleh aliran darah yang tidak lancar, sehingga arteri sulit melebar. Sedangkan proses terjadinya ereksi memerlukan arteri yang melebar agar darah dapat mengalir ke penis dengan cepat. 

Darah tersebut nantinya akan terjebak di corpora cavernosa, bagian pada penis, sehingga terjadilah ereksi. Tentu saja peningkatan aliran darah dapat terjadi jika ada rangsangan seksual.

Selain rangsangan, faktor lainnya yang berpengaruh adalah sistem saraf. Sebab, saat Anda mendapatkan sentuhan seksual maka sistem saraf pada penis akan mengeluarkan nitrat oksida. 

Nitrat oksida kemudian dapat merangsang enzim yang memproduksi zat siklik guanosin monofosfat atau cGMP.

Adakan perbedaan dari masing-masing obat kuat?

Cara kerja berbagai jenis obat kuat ini sebenarnya sama saja, yakni meningkatkan aliran darah ke penis dan membuat penis mampu ereksi.

Baca Juga :  Benarkah Asam Lambung Naik Bisa Sebabkan Kanker Kerongkongan?

Salah satu hal yang menjadi pembeda adalah ketahanan obat di dalam tubuh. Dikutip dari Mayo Clinic, perbandingan dari masing-masing jenisnya, yakni:

  • Sildenafil (Viagra), lebih efektif dikonsumsi saat keadaan perut kosong dan sekitar 1 jam sebelum melakukan hubungan seks. Efektivitasnya berkisar antara 4-5 jam.
  • Tadalafil (Cialis), dapat dikonsumsi 1-2 jam sebelum berhubungan seks dan efektivitasnya bisa mencapai 36 jam.
  • Vardenafil (Levitra, Staxyn), lebih efektif dikonsumsi 1 jam sebelum melakukan hubungan seks. Efektivitasnya berkisar antara 4-5 jam.
  • Avanafil (Stendra), dapat dikonsumsi hanya 30 menit sebelum berhubungan seksual. Efektivitas penggunaannya bisa mencapai 6 jam.

Apa saja efek samping dari obat kuat medis?

Sama halnya dengan pengobatan pada umumnya, terdapat efek samping yang perlu Anda perhatikan. Beberapa efek samping obat kuat yang paling umum, di antaranya:

  • Sakit kepala
  • Nyeri punggung
  • Badan terasa hangat
  • Hidung tersumbat dan berair
  • Gangguan penglihatan
  • Sakit perut dan merasa mulas
  • Gangguan pencernaan

Efek samping dari penggunaan obat kuat medis tergolong jarang terjadi. Kondisi ini hanya dilaporkan terjadi pada beberapa orang saja.

Penting sekali untuk mengikuti anjuran atau berkonsultasi dengan dokter sebelumnya. Apabila timbul efek samping yang mengganggu, segera hubungi dokter.

Apa efek obat kuat apabila diminum sembarangan?

efek samping obat kuat

Penggunaan obat-obatan secara sembarangan dan tanpa resep dokter, tentu akan berdampak fatal bagi kesehatan. Beberapa efek berbahaya dari konsumsi obat kuat sembarangan di antaranya sebagai berikut.

1. Kehilangan pendengaran dan penglihatan

Beberapa pengguna melaporkan kehilangan pendengaran atau penglihatan secara tiba-tiba setelah mengonsumsinya. 

Belum jelas apakah efek samping ini ditimbulkan dari konsumsi obat kuat itu sendiri atau berkaitan dengan masalah kesehatan yang dialami. Jika mengalami kehilangan pendengaran dan penglihatan tiba-tiba, segera hubungi dokter.

2. Aritmia

Aritmia adalah kelainan jantung yang ditandai dengan detak atau ritme yang tidak normal, misalnya detak jantung bisa terlalu cepat (tachycardia). 

Jantung manusia biasanya berdetak pada tingkat yang stabil dan berirama. Setiap gangguan denyut jantung bisa saja membuat kegagalan dalam memasok jumlah aliran darah yang diperlukan tubuh.

3. Priapismus

Priapismus atau priapism adalah kondisi pada pria yang mengalami ereksi lebih lama, meskipun tanpa adanya rangsangan fisik maupun psikologis. 

Gejala utama priapismus adalah ereksi yang terjadi lebih dari empat jam tanpa adanya rangsangan atau ketertarikan seksual. 

Baca Juga :  Mengenal Biji Mahoni dan Segudang Khasiatnya untuk Kesehatan

Hal Ini terjadi jika darah di penis terjebak dan tidak mampu mengalir. Bahkan jika tidak diobati dapat menyebabkan disfungsi ereksi permanen.

4. Amputasi penis

Minum obat kuat sembarangan atau berlebihan akan berdampak pada penis Anda, yang mana akan mengembang atau ereksi secara berlebihan. Kondisi yang disebut sebagai peradangan ini mampu bertahan hingga berhari-hari.

Hal ini dialami oleh pria asal Kolombia, seperti dikutip dari laman The Independent. Pria ini mengalami ereksi selama beberapa hari setelah minum Viagra berlebihan (overdosis). 

Petugas medis dari rumah sakit tempat pria dirawat mengatakan, penis pria ini meradang, bengkak dan menunjukkan tanda-tanda gangren

Sebagai upaya untuk menghentikan gangren agar tidak menyebar ke bagian tubuh lainnya, maka dokter menyarankan untuk amputasi penis.

5. Risiko kematian

Penggunaan jenis obat-obatan ini jelas tidak boleh dilakukan secara sembarangan. Apalagi jika Anda membelinya secara bebas di pinggir jalan tanpa resep dokter. 

Obat kuat pria ini ternyata berpotensi fatal bagi Anda yang mengalami penyakit jantung dan hipertensi. Jika Anda sedang mengonsumsi obat-obatan kardiovaskuler, tentu mengonsumsinya perlu dengan pengawasan ketat dokter.

Pasalnya, sudah beberapa kasus pasien dengan gangguan jantung dan pembuluh darah yang bisa meninggal mendadak akibat interaksi obat jantung dengan obat kuat.

Bagaimana cara aman mengonsumsi obat kuat?

Demi menghindari efek samping berbahaya, sebaiknya Anda minum obat kuat sesuai keperluan, dosis, dan bila perlu dikonsultasikan lebih dulu dengan dokter. 

Hindari membeli produk obat sembarangan dan yang tidak jelas asalnya. Pastikan produk medis maupun obat kuat herbal yang ingin Anda beli memiliki izin edar dari BPOM. 

Untuk memastikan keasliannya, Anda dapat mengecek nomor yang tercantum pada kemasan di tautan berikut http://cekbpom.pom.go.id/. Sementara, untuk daftar obat-obat tradisional yang telah ditarik dan dilarang edar, Anda bisa kunjungi laman BPOM ini.

Selain menggunakan obat-obatan yang memengaruhi kondisi fisik, kesehatan mental Anda juga perlu diperhatikan. Kepercayaan diri laki-laki nyatanya juga mempengaruhi terjadinya ereksi.

Stamina selama berhubungan seksual pun, bisa Anda dapatkan melalui diet dan berolahraga. Kedua hal ini dapat membuat kondisi fisik lebih kuat dan sehat, sehingga organ-organ yang membantu proses ereksi dapat bekerja dengan baik.

The post Ragam Obat Kuat Pria di Apotek, Apakah Bisa Bikin Tahan Lama di Ranjang? appeared first on Hello Sehat.