Kanker otak adalah penyakit yang terjadi ketika tumor ganas bertumbuh di otak. Penyakit ini dapat mengganggu fungsi otak dalam mengatur seluruh kerja organ tubuh. Oleh karena itu, penderita kanker otak perlu segera mendapat obat atau pengobatan untuk mengatasi masalahnya. Lantas, bagaimana cara mengobati penyakit kanker otak yang umum dilakukan?
Jenis obat dan pengobatan untuk mengatasi kanker otak
Pengobatan untuk kanker otak bisa bervariasi pada setiap orang. Penentuan pengobatan ini dilihat berdasarkan stadium kanker otak, lokasi, ukuran, dan jenis tumor otak, usia dan kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan, serta toleransi pasien terhadap prosedur pengobatan atau obat tertentu.
Dengan pertimbangan tersebut, diharapkan pengobatan yang diberikan dapat tepat sasaran dan mencapai tujuan yang diinginkan, yaitu menghilangkan tumor otak sebanyak mungkin dan menghentikan pertumbuhannya agar tidak kembali lagi. Berikut berbagai cara yang umumnya dilakukan dokter untuk mengobati dan menyembuhkan penyakit kanker otak:
1. Operasi
Operasi merupakan cara utama yang biasa digunakan dokter untuk mengatasi kanker otak. Pada jenis pengobatan ini, dokter memotong atau membuang jaringan tumor melalui prosedur pembedahan.
Untuk membuang tumor, dokter akan terlebih dahulu mengangkat sebagian kecil tengkorak (kraniotomi) dan kemudian memotong atau menghilangkan jaringan tumor. Setelahnya, tengkorak yang diangkat akan dipasang kembali ke tempat semula.
Pada prosedur ini, seberapa banyak jaringan tumor yang diangkat tergantung pada ukuran dan lokasi tumor di dalam otak. Jaringan tumor bisa saja diangkat seluruhnya, tetapi juga mungkin hanya diangkat sebagian atau tidak bisa diangkat sama sekali karena terlalu dekat dengan area yang vital pada otak.
Hal ini justru dapat berisiko merusak otak atau bahkan mengancam nyawa. Pada kasus ini, dokter umumnya akan merekomendasikan pengobatan lain untuk mengatasi kanker otak tersebut.
Selain untuk menghilangkan sel tumor, operasi juga bisa bertujuan untuk meringankan gejala kanker otak atau untuk mengurangi ukuran tumor yang tersisa, yang harus diobati dengan radioterapi dan kemoterapi. Apalagi operasi dinilai memiliki risiko efek samping yang lebih kecil daripada kedua pengobatan tersebut.
Meski demikian, pengobatan kanker otak ini juga mungkin menimbulkan efek samping pada penderitanya, seperti perdarahan, infeksi, atau reaksi terhadap anestesi. Pembengkakan pada otak dan kejang pun bisa saja terjadi setelah operasi dilakukan. Konsultasikan dengan dokter mengenai kemungkinan terjadinya efek samping tersebut.
Neuroendoskopi
Selain melalui cara kraniotomi, operasi untuk mengobati kanker otak juga bisa dijalankan dengan prosedur neuroendoskopi. Dilansir dari Johns Hopkins Medicine, neuroendoskopi adalah prosedur bedah invasif minimal di mana ahli bedah saraf mengangkat tumor melalui lubang kecil di tengkorak atau melalui mulut atau hidung.
Prosedur bedah ini dilakukan menggunakan endoskopi, yaitu perangkat seperti teleskop kecil yang dilengkapi dengan kamera video resolusi tinggi dan alat untuk menavigasi dan mengakses tumor di ujungnya. Ahli bedah saraf pun memasang alat tambahan seperti penjepit atau gunting di ujung endoskopi untuk dapat mengangkat tumor.
Neuroendoskopi umumnya dilakukan bila sulit menjangkau area tumor dengan operasi biasa atau untuk mengangkat tumor tanpa merusak bagian lain dari tengkorak.
2. Radioterapi
Terapi radiasi atau radioterapi merupakan cara lainnya yang umum dilakukan dokter dalam pengobatan kanker otak. Radioterapi dilakukan dengan menggunakan radiasi berkekuatan tinggi, seperti sinar X, untuk menghancurkan sel tumor atau meredakan gejala.
Pengobatan ini umumnya dilakukan pada dua hingga enam minggu setelah operasi dijalankan, untuk menghancurkan sisa sel tumor yang tidak terangkat. Selain itu, terapi radiasi juga bisa dilakukan bila tumor sudah tumbuh lebih invasif atau bagi Anda yang tidak dapat menjalani operasi atau memiliki kanker otak metastasis, yaitu tumor otak yang muncul akibat penyebaran sel kanker dari bagian tubuh lain.
Radioterapi untuk kanker otak umumnya menggunakan radiasi dari mesin eksternal. Prosedur ini dapat berlangsung dalam beberapa hari atau hingga enam minggu lamanya. Namun, radiasi secara internal, seperti brakiterapi juga bisa dilakukan.
3. Kemoterapi
Selain radioterapi, cara lainnya yang biasa dilakukan dalam penyembuhan kanker otak adalah kemoterapi. Kemoterapi adalah pengobatan menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel kanker.
Pengobatan ini bisa dilakukan tersendiri, terutama bagi yang tidak bisa menjalani operasi atau memiliki tumor yang sudah parah. Namun, kemoterapi juga bisa dikombinasikan dengan pengobatan lain, seperti setelah operasi atau bersamaan dengan radioterapi.
Pada kondisi ini, kemoterapi biasanya digunakan untuk membunuh sisa sel kanker yang tidak terangkat saat operasi atau sel kanker yang kembali lagi setelah prosedur pengobatan lain dilakukan.
Untuk mengobati penyakit kanker otak, Obat-obatan kemoterapi yang biasanya diberikan, yaitu carboplatin, cisplatin, carmustine, temozolomide, dan lainnya. Obat-obatan ini umumnya diberikan dalam bentuk kombinasi. Adapun pemberiannya bisa secara intravena atau langsung ke dalam cairan serebrospinal, baik melalui injeksi atau secara oral.
Selain itu, dalam beberapa kasus, implan yang mengandung obat kemoterapi pun bisa dimasukkan ke dalam otak selama operasi dijalankan, setelah tumor diangkat.
4. Obat-obatan tertentu
Selain tiga pengobatan utama di atas, obat-obatan tertentu juga umumnya diberikan bagi yang memiliki sakit kanker otak. Obat-obatan ini biasanya diberikan untuk mengontrol gejala atau efek samping pengobatan yang mungkin timbul. Obat-obatan yang biasa diberikan untuk membantu mengatasi penyakit kanker otak, yaitu:
- Kortikosteroid. Obat ini umumnya diberikan untuk mengurangi pembengkakan di sekitar tumor otak. Jenis obat ini juga dapat meredakan sakit kepala dan gejala kanker otak lainnya.
- Antikonvulsan. Obat ini diberikan untuk mengatasi atau menurunkan kemungkinan kejang pada penderita kanker otak.
5. Terapi target
Terapi target menggunakan obat-obatan yang secara spesifik menargetkan kelainan tertentu, yang menyebabkan tumor atau membantu sel tumor tumbuh. Pengobatan ini biasanya diberikan bila sel kanker kembali tumbuh setelah menjalani perawatan kanker otak lainnya.
Salah satu obat terapi target yang biasanya diberikan, yaitu Bevacizumab, yang merupakan antibodi monoklonal atau protein sistem kekebalan tubuh versi buatan manusia. Obat ini biasanya diberikan bagi penderita tumor otak ganas glioblastoma, terutama bila sel kanker kembali setelah menjalani pengobatan utama.
Selain berbagai pengobatan di atas, jenis perawatan lainnya mungkin saja diberikan oleh dokter, tergantung kondisi masing-masing pasien. Konsultasikan dengan dokter mengenai jenis pengobatan yang tepat.
Pemulihan setelah menjalani pengobatan kanker otak
Setelah menjalani berbagai pengobatan untuk kanker otak, Anda mungkin akan merasakan berbagai efek samping yang mungkin berpengaruh pada kerja otak Anda. Selain kejang, efek samping yang mungkin muncul bisa berupa kesulitan dalam bicara dan berjalan.
Untuk mengatasi hal ini, Anda bisa menghubungi fisioterapi atau ahli terapis lainnya. Fisioterapi dapat membantu Anda mengembalikan fungsi gerak tubuh. Adapun terapis lainnya, seperti terapi wicara, dapat membantu Anda mengatasi masalah bicara setelah operasi dijalankan.
Anda pun bisa meminta bantuan ahli terapis lainnya untuk dapat kembali ke aktivitas normal Anda. Anda juga bisa mencoba obat alami untuk kanker otak lainnya, seperti obat herbal atau akupunktur, untuk mengurangi gejala atau efek samping pengobatan yang mungkin timbul.
Namun, selalu konsultasi dengan dokter mengenai pilihan pengobatan tersebut, sehingga sesuai dengan kondisi Anda.
The post Berbagai Obat dan Pengobatan untuk Mengatasi Kanker Otak appeared first on Hello Sehat.