Mendampingi pasangan yang menderita gangguan mental tidaklah mudah. Terutama ketika ia sedang kambuh sehingga membuatnya sulit beraktivitas atau bahkan berkomunikasi. Lantas, apa yang bisa Anda lakukan ketika gangguan mental yang dialami pasangan sedang kambuh?
Mendampingi pasangan saat gangguan mental yang dialami kambuh
Gangguan mental memiliki bentuk beragam, mulai dari rasa cemas berlebih, delusi, gangguan kepribadian, hingga depresi yang mengancam jiwa. Ketika gangguan mental yang dialami pasangan ini kambuh, ada beberapa langkah yang bisa Anda lakukan:
1. Mengenali tanda-tanda nervous breakdown
Salah satu tanda yang sering dialami seseorang saat gangguan mentalnya kambuh adalah nervous breakdown. Istilah ini digunakan untuk menggambarkan kondisi stres yang sangat berat sehingga menghambat kegiatan sehari-hari.
Nervous breakdown sebenarnya bukan kondisi medis. Meski begitu, hal ini merupakan tantangan besar bagi Anda yang mendampingi pasangan dengan gangguan mental.
Sebagai antisipasi, Anda perlu mengenali tanda-tandanya, seperti:
- Rasa cemas disertai tekanan darah tinggi, otot tegang, sakit kepala, sakit perut, dan gemetar
- Kehilangan harapan, keinginan bunuh diri, atau perilaku menyakiti diri sendiri
- Perubahan mood secara drastis
- Sulit tidur
- Paranoid, misalnya merasa sedang diikuti oleh orang lain
2. Tidak bertindak sebagai terapis bagi pasangan
Anda tentu ingin membantu meringankan beban pasangan saat gangguan mental yang ia miliki kambuh, tapi tetap ada batas sejauh mana Anda bisa membantunya.
Biasanya, seorang terapis akan mengajukan banyak pertanyaan yang terkait masalah utama, latar belakang mendalam, hingga harapan klien setelah konseling.
Anda bisa saja mengajukan pertanyaan yang serupa, tapi pengaruhnya bagi pasangan tentu berbeda. Untuk itu, upaya terbaik yang bisa Anda lakukan adalah menemaninya melakukan sesi terapi.
Hal ini bisa menunjukkan bahwa Anda selalu ada untuk dirinya.
3. Pahami apa yang pasangan Anda butuhkan
Setiap penderita gangguan mental membutuhkan hal yang berbeda untuk mengatasi kondisinya. Bisa jadi, apa yang pasangan Anda inginkan saat kondisinya kambuh berbeda dengan kebutuhannya saat ini.
Ketika pasangan Anda mulai menunjukkan gejala, coba pahami apa sebenarnya yang ia butuhkan. Anda dapat bertanya secara gamblang atau cukup tawarkan hal-hal kesukaannya untuk membuatnya merasa lebih baik.
4. Tunjukkan dukungan dan simpati Anda
Dukungan dan simpati memiliki arti yang besar, terutama jika Anda mendampingi pasangan yang baru didiagnosis memiliki gangguan mental. Kedua hal ini membuat pasangan Anda memahami bahwa Anda tetap mencintai ia apa adanya.
Dukunglah pasangan Anda saat berada di puncak maupun titik terburuknya. Jangan menyerah sekalipun ia menjauhkan diri atau merasa tidak memiliki siapa pun. Ingatkan pasangan Anda bahwa ia tidaklah sendirian dan Anda akan selalu bersamanya.
Misalnya, ketika pasangan Anda menolak berinteraksi dengan orang lain, jadilah orang pertama yang menghubunginya. Saat pasangan Anda diliputi oleh emosi negatif, temani dan dengarkan ceritanya tanpa menginterupsi.
5. Menghindari perkataan yang bisa memperburuk kondisinya
Tak jarang, perkataan yang bertujuan menghibur pasangan Anda yang punya gangguan mental justru malah memperkeruh suasana. Hal ini sangat lumrah, mengingat Anda dan pasangan memiliki pola pikir yang berbeda.
Saat berkomunikasi dengan pasangan Anda, hindari pertanyaan seperti:
- “Apa masalahnya?”
- “Mengapa kamu membesar-besarkan masalah kecil?”
- “Apakah kamu tidak sadar bahwa kamu adalah orang yang beruntung?”
- “Apa yang membuat kamu terus merasa depresi?”
- “Apakah kamu sudah merasa lebih baik?”
Sebaliknya, ucapkan kata-kata yang lebih membangun sebagai berikut:
- “Adakah yang bisa aku lakukan untuk mengurangi stres yang kamu rasakan?”
- “Kira-kira, apa yang bisa membuatmu merasa lebih baik?”
- “Aku selalu ada untukmu.”
- “Biasanya, kapan waktu yang terasa paling berat bagimu?”
- “Aku akan berusaha membantu kamu.”
Ada banyak kendala yang akan Anda hadapi selama mendampingi pasangan dengan gangguan mental. Terlebih, mereka juga amat mudah merasa sendirian.
Walau demikian, Anda tetap bisa menjaga keharmonisan hubungan selama Anda terus memberikan dukungan tanpa henti. Pastikan pasangan Anda juga mendapatkan penanganan dari tenaga profesional agar kondisinya lekas pulih.
The post Cara Mendampingi Pasangan Saat Gangguan Mentalnya Kambuh appeared first on Hello Sehat.