Seseorang dengan atrial fibrilasi umumnya memiliki riwayat hipertensi. Kombinasi kedua kondisi ini memiliki risiko yang berbahaya bagi kesehatan. Lantas, apa kaitan antara hipertensi dan atrial fibrilasi, serta bagaimana cara tepat mencegah keduanya?
Kaitan antara hipertensi dengan atrial fibrilasi
Tahukah Anda, hipertensi merupakan faktor risiko dari atrial fibrilasi? Atrial fibrilasi merupakan kondisi gangguan jantung yang ditandai dengan debaran cepat dan tidak beraturan. Hal ini dapat berdampak pada risiko stroke, gagal jantung, dan komplikasi gangguan jantung lainnya.
Dalam kondisi normal, jantung berdenyut dengan ritme yang stabil. Jantung bekerja memompa darah ke seluruh tubuh dan membantu mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh. Denyut yang stabil ini bekerja karena adanya “listrik” yang mengalir pada bagian serambi (ruang jantung atas) ke bilik jantung (ruang bawah jantung).
Pada kasus atrial fibrilasi, terjadi kekacauan denyut jantung, karena kacaunya aliran listrik yang mengalir dari serambi ke bilik. Gangguan listrik jantung ini membuat bilik jantung dibombardir dengan impuls atau gerakan kontraksi yang tidak teratur.
Pasien atrial fibrilasi memiliki denyut jantung di atas normal antara 100-175 kali per menit. Sementara pada normalnya, jantung berdenyut 60-100 kali per menit.
Salah satu faktor risiko atrial fibrilasi adalah hipertensi atau tekanan darah tinggi. Perlu diketahui, hipertensi bukanlah penyakit, melainkan kondisi kesehatan yang dapat berdampak pada kesehatan kardiovaskular (pembuluh darah dan jantung).
Setiap orang dengan hipertensi dapat merasakan gejala berbeda. Ada yang tidak merasakan tanda sama sekali, ada juga gejala umum yang muncul, seperti sakit kepala, napas pendek hingga mimisan.
Namun, salah satu indikator utamanya adalah tekanan darah yang tinggi di atas normal. Secara umum, tekanan darah normal seseorang kurang dari 120/80 (sistolik/diastolik). Sementara itu, tekanan darah level satu, orang dengan hipertensi berkisar:
- Level 1: sistolik 130-139 dan diastolik 80-89
- Level 2: sistolik ≤140 dan diastolik ≤90
- Level 3: sistolik ≤180 dan atau diastolik ≤120
Tekanan darah tinggi juga memicu jantung untuk bekerja lebih keras dibandingkan kondisi normal. Saat kerja jantung lebih berat, maka jantung dapat kehilangan kontrol sewaktu-waktu terhadap kelistrikannya. Jadi kelistrikan jantung dapat berpengaruh pada ritmenya.
Risiko hipertensi bisa merambat ke organ lain bila tidak segera dicegah atau diatasi sejak dini. Salah satunya, peningkatan risiko atrial fibrilasi hingga stroke. Namun, sebelum kondisi ini bermanifestasi menjadi gangguan serius, ada baiknya melakukan langkah pencegahan terlebih dulu.
Cara mencegah hipertensi dan atrial fibrilasi
Karena hipertensi dan atrial fibrilasi memiliki kaitan yang erat, alangkah baiknya perlu menerapkan gaya hidup sehat. Risiko atrial fibrilasi dapat diminimalisasi dengan mengelola tekanan darah tetap stabil. Dengan langkah pencegahan, tentunya dapat meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik.
Berikut beberapa langkah yang bisa ditempuh untuk mencegah hipertensi sekaligus atrial fibrilasi
1. Monitor tekanan darah
Pemantauan tekanan darah secara rutin bantu mencegah terjadinya hipertensi dan atrial fibrilasi. Anda bisa melakukannya secara mandiri dengan tensimeter digital untuk memonitor tekanan darah. Tensimeter digital dibuat efektif dan efisien sehingga memudahkan pengguna dalam mengoperasikannya.
Ukurlah tekanan darah dua kali dalam sehari pada pagi hari sebelum makan atau sebelum minum obat dan pada malam hari sebelum tidur malam. Namun lebih baik bila pengukuran tekanan darah dilakukan pada waktu dan jam yang sama setiap harinya. Pada layar tensimeter akan muncul tekanan diastolik dan sistolik, serta denyut jantung Anda.
Monitor tekanan darah berkala dapat menghindari hipertensi. Jika hasil tekanan darah tinggi, jangan sungkan untuk berkonsultasi ke dokter agar Anda mendapatkan rekomendasi pengobatan dan penanganan yang tepat.
2. Diet sehat
Kondisi kesehatan dapat terjaga dengan baik, salah satunya melalui diet sehat. Jangan lupa untuk memilih menu makanan dengan gizi seimbang. Laman National Heart, Lung, and Blood Institute merekomendasikan pola DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension). Berikut makanan untuk mengantisipasi hipertensi yang bisa disertakan dalam diet sehat:
- Sayuran, buah-buahan, dan gandum
- Produk susu rendah atau non-lemak, ikan, daging unggas, biji-bijian, kacang-kacangan
- Minyak sayur
- Hindari makanan tinggi lemak
- Batasi makanan atau minuman manis yang mengandung gula tambahan
Ingatlah, makanan yang Anda pilih harus rendah garam, agar tekanan darah tetap stabil.
Setiap orang mungkin memiliki kondisi kesehatan yang berbeda. Jika Anda memiliki faktor risiko hipertensi, ada baiknya konsultasikan mengenai rencana diet sehat Anda.
3. Tingkatkan aktivitas fisik
Pola hidup menetap atau pasif aktivitas fisik bisa meningkatkan risiko tekanan darah tinggi. Agar tubuh tetap terjaga sehat, selalu ingat untuk beraktivitas fisik paling tidak 30 menit setiap hari.
Berdasarkan penelitian dalam jurnal Hypertension, aktivitas fisik dengan intensitas rendah direkomendasikan untuk menurunkan atau menstabilkan tekanan darah. Olahraga intensitas rendah di antaranya berenang, jalan kaki, maupun yoga.
Cara ini dipercaya para peneliti untuk mencegah terjadinya hipertensi, termasuk penyakit kronik lainnya. Ketika tekanan darah dikelola dengan baik, secara otomatis dapat menurunkan risiko terjadinya atrial fibrilasi.
4. Kelola stres, tetap bahagia
Kapan terakhir kali Anda melupakan sejenak masalah dan memanjakan diri sendiri? Stres bisa berdampak pada kenaikan tekanan darah dan bisa berdampak pada kesehatan kardiovaskular. Tarik napas panjang dan sadari bahwa diri Anda berharga.
Alihkan stres dengan melakukan kegiatan positif. Misalnya melakukan meditasi atau yoga. Kedua aktivitas ini membuat pikiran lebih tenang. Sementara itu, gerakan-gerakan yoga juga membuat otot-otot tegang menjadi lebih rileks, sehingga tekanan darah Anda pun lebih stabil.
Di samping itu, melakukan hobi atau mendengarkan musik dapat membuat suasana hati lebih bahagia. Psikologis yang sehat membantu mencegah hipertensi, juga menekan risiko atrial fibrilasi.
5. Jangan merokok
Tidak merokok dapat menjauhkan Anda dari berbagai penyakit dan masalah kesehatan, seperti hipertensi dan atrial fibrilasi. Dalam jangka panjang, rokok dapat menimbulkan kekakuan pembuluh darah dan memicu peningkatan tekanan darah. Ada baiknya, segera berhenti agar kesehatan Anda terus terjaga dan terlindungi ke depannya.
Saat kondisi sehat, tentunya ada banyak hal yang bisa Anda lakukan. Maka dari itu, terapkan cara-cara sederhana di atas untuk menekan kejadian hipertensi dan atrial fibrilasi. Selalu jaga diri untuk kualitas hidup yang lebih baik.
The post Saling Berkaitan, Ini Tips Cegah Hipertensi dan Atrial Fibrilasi appeared first on Hello Sehat.