Kampanye untuk memakai menstrual cup semakin meningkat saat ini. Pengganti pembalut ini dinilai lebih ramah lingkungan karena bisa dicuci dan digunakan ulang sehingga dapat mengurangi sampah pembalut. Tetapi tidak sedikit wanita yang menyangsikan keamanan menstrual cup bagi kesehatan vagina mereka.
Menstrual cup aman dipakai, asalkan…
Menstrual cup adalah alat berbentuk cup atau cangkir yang dimasukkan ke dalam vagina untuk menampung darah haid. Cup ini umumnya berbentuk seperti lonceng yang terbuat dari silikon standar medis, karet lateks, atau elastomer.
Akhir-akhir ini banyak kampanye yang mendorong perempuan untuk beralih dari pembalut lalu menggunakan menstrual cup. Sebab penggunaan menstrual cup dipercaya dapat membantu mengurangi sampah jika dibandingkan dengan pembalut sekali pakai.
Dalam pertimbangan medis, menstrual cup aman digunakan dan minim efek samping. Cup dari bahan yang fleksibel ini bisa menampung darah menstruasi kurang lebih sama efektifnya dengan pembalut sekali pakai.
Sama seperti menggunakan pembalut sekali pakai, ada yang lebih nyaman menggunakan pembalut tipis, lebih panjang, bersayap, atau banyak macam lainnya. Maka pilihlah menstrual cup dengan bahan dan ukuran yang sesuai kebutuhan serta terasa nyaman.
Penggunaan menstrual cup yang aman harus mengikuti aturan pakai sesuai dengan jenis yang digunakan, misalnya berapa lama harus dikosongkan dan cara membersihkannya.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah risiko kesehatan dari penggunaan cangkir menstruasi ini. Namun kondisi ini sebenarnya jarang terjadi. Beberapa risiko kesehatan yang dimaksud adalah:
1. Alergi (1% kasus). Kondisi alergi sebenarnya bisa juga terjadi pada penggunaan pembalut sekali pakai ataupun pembalut kain. Maka pilihlah menstrual cup dari bahan yang tidak membuat alergi.
2. Toxic shock syndrome (2-3 kasus per 100.000). Risiko ini sangat kecil dan semakin berkurang jika kita memperhatikan kebersihan saat memakai dan melepas menstrual cup.
3. Kesulitan melepas hingga perlu ke dokter (5%).
4. Posisi IUD (spiral) berubah setelah pemakaian menstrual cup (4%).
5. Gangguan berkemih/buang air kecil dan hidronefrosis (sangat jarang).
6. Memiliki kelainan pada organ reproduksi 1-3%.
Selain itu, penting untuk dicatat bahwa penggunaan menstrual cup tidak meningkatkan risiko terjadinya infeksi menular seksual ataupun infeksi genital.
Apakah saya cocok menggunakan alat menstruasi ini?
Sebuah studi di jurnal medis The Lancet tahun 2019 menunjukkan bahwa 72% perempuan yang mencoba menggunakan menstrual cup memutuskan untuk melanjutkan penggunaannya.
Di Indonesia, cara penggunaan menstrual cup yang belum lazim menjadi salah satu yang sering diperbincangkan. Menstrual cup dipakai dengan cara memasukkan cup tersebut ke dalam vagina. Oleh karena itu, saya menilai pengganti pembalut ini tidak bisa digunakan bagi perempuan yang belum pernah berhubungan seksual.
Selain itu pengalaman pertama menggunakan alat ini juga mungkin menyebabkan rasa tidak nyaman. Tapi, kondisi itu akan hilang seiring dengan semakin seringnya penggunaan alias akan terbiasa dengan sendirinya.
Jika belum yakin, sebaiknya konsultasikan pada dokter agar diperiksa apakah ada penyakit yang mendasari atau harus diobati terlebih dahulu. Sebab ada beberapa kondisi yang mengharuskan Anda untuk konsultasi ke dokter sebelum menggunakan menstrual cup.
- Perempuan yang sering mengalami pendarahan, flek terus menerus, atau keluar flek saat berhubungan seksual.
- Perempuan yang memiliki masalah infeksi, misalnya keputihan berulang.
Sesuaikan penggunaan alat ini dengan kebutuhan, gaya hidup, kenyamanan, dan budaya. Jangan menjadikan penggunaan menstrual cup sebagai kewajiban hanya karena ingin mengikuti tren. Jika tidak nyaman, jangan dipaksakan.
The post Berbagai Pertimbangan Sebelum Memakai Menstrual Cup appeared first on Hello Sehat.