7 Panduan Memilih Makanan untuk Penderita Gastroparesis

2 min read

Gastroparesis merupakan gangguan kesehatan yang menyebabkan lambatnya pengosongan lambung. Untuk mengatasi kondisi ini, Anda perlu mengubah, memilih, serta mengatur makanan yang tepat. Bagaimana panduan makanan untuk gastroparesis?

Memahami kondisi penyakit gastroparesis

makanan untuk gastroparesis

Gastroparesis yaitu kondisi medis yang menyebabkan lambatnya pengosongan lambung. Ini terjadi karena gerakan normal otot perut yang seharusnya mendorong makanan melalui saluran pencernaan tidak berfungsi dengan benar atau pergerakannya melambat.

Gejala yang ditimbulkan pada pasien gastroparesis yaitu perut kembung, rasa terbakar di dada (heartburn), mual, muntah, dan nyeri perut. Tingkat keparahan penyakit ini bisa ringan hingga berat.

Pada kondisi yang ringan akan sedikit menimbulkan gejala tapi pada kondisi berat akan menyebabkan komplikasi seperti malnutrisi, dehidrasi, dan kondisi gula darah yang tidak teratur.

Penyebab gangguan pencernaan yang satu ini belum diketahui pasti, diduga ada hubungannya dengan sinyal saraf yang terganggu di perut. Beberapa kasus yang berhubungan dengan kondisi ini yaitu lupus, diabetes, dan prosedur operasi bariatrik.

Aturan memilih makanan untuk gastroparesis

Makanan untuk gastroparesis utamanya dilakukan dengan perubahan pola makan, llau diikuti dengan obat-obatan sebagai pilihan tambahannya. Di bawah ini panduan memilih makanan untuk penderita gastroparesis.

1. Makan dalam porsi kecil

Dengan sedikitnya makanan yang masuk, ini akan membantu meringankan kerja perut untuk mengosongkan lambung. Porsi kecil ini juga dapat membantu mencegah terjadinya perut kembung pada orang dengan gastroparesis.

Baca Juga :  Benarkah Makanan Pedas Bisa Mengatasi Sakit Kepala Migrain?

Karena porsi makanan harus kecil, maka orang dengan gastroparesis membutuhkan waktu makan sekitar 6 kali atau lebih dalam sehari untuk memenuhi kebutuhan gizinya.

2. Makanan harus dikunyah dengan sangat baik

Orang dengan gastroparesis perlu mengunyah makanannya sampai benar-benar halus. Mereka tidak bisa sembarangan mengunyah seperti orang pada umumnya yang hanya beberapa kali mengunyah makanan lalu langsung telan.

Makanan yang masuk masih dalam bentuk besar karena kurang dikunyah akan memperberat kerja organ pencernaan. Makanan yang tidak terurai dengan benar dalam perut akan menyulitkan perpindahan makanan dari lambung ke dalam usus kecil.

3. Hindari berbaring selama dan setelah makan

Makan sambil berbaring bisa menunda pengosongan lambung. Anda perlu menunggu tiga jam setelah makan untuk berbaring agar makanan bisa dicerna. Sulitnya mengosongkan lambung saat berbaring disebabkan adanya pengaruh gaya gravitasi.

Berbaring pada saat atau setelah makan menyebabkan terjadinya refluks (asam lambung naik) ke mulut. Kondisi ini akan semakin memperberat orang dengan gastroparesis untuk mengosongkan lambungnya setelah makan.

4. Mengonsumsi suplemen harian

Kebanyakan orang dengan gastroparesis memiliki risiko besar mengalami kekurangan zat gizi.

Oleh karena itu, beberapa orang dengan gastroparesis dianjurkan untuk mengonsumsi suplemen multivitamin dan multimineral setiap hari untuk mencegah kekurangan zat gizi. Selain itu juga untuk menjaga kondisi kekurangan gizinya semakin memburuk.

Siapa Saja yang Perlu Minum Suplemen Multivitamin?

5. Makanan berbentuk cair

Jika mengurangi ukuran makan tidak berfungsi dan melunakkan makanan juga masih menimbulkan gejala yang semakin parah, langkah selanjutnya yaitu melumatkan makanan dengan blender dan buat makanan tersebut hingga memiliki tekstur yang cair.

Baca Juga :  12 Posisi Seks Menantang yang Bisa Anda Coba Malam Ini

Orang dengan gastroparesis lebih mudah menerima zat cair dibandingkan makanan padat. Pengosongan cairan di perut berbeda caranya dengan pengosongan makanan padat sehingga lebih mudah dilakukan oleh penderita gastroparesis.

6. Batasi makanan mengandung lemak tinggi

Makanan untuk gastroparesis yang kurang baik yaitu makanan berlemak tinggi. Sebab, lemak dapat menunda pengosongan makanan di dalam lambung, sehingga makanan jenis ini perlu dibatasi.

Namun, itu bukan berarti penderita gastroparesis dilarang mengonsumsi lemak. Oleh karena itu, pilihlah makanan mengandung lemak sehat.

Minuman mengandung lemak seperti smoothie atau milkshake lebih mudah dicerna daripada lemak dalam makanan padat. Membatasi daging berlemak dan produk susu yang berlemak tinggi juga dapat membantu mengurangi keparahan gejalanya yang muncul.

7. Jalani diet rendah serat

Serat pada dasarnya dibutuhkan oleh tubuh. Namun, serat ini harus diperhatikan khususnya untuk orang dengan gastroparesis yang memiliki gangguan dalam sistem pencernaannya.

Serat menunda pengosongan lambung dan mengikat zat dan berkumpul membentuk formasi bernama benzoar, sehingga ini dapat menimbulkan penyumbatan di lambung orang dengan gastroparesis.

Baca Juga :  Penyebab Sakit Kepala Bagian Depan, Gejala, dan Cara Mengatasinya

Oleh karena itu, sebaiknya lakukan diet rendah serat dengan menghindari makanan dengan serat tinggi dan keras seperti:

  • kacang-kacangan atau kacang kering (kacang panggang, kacang polong, lentil, kacang hitam, kacang merah, kacang kedelai),
  • sereal gandum utuh,
  • buah-buahan (blackberry, jeruk, strawbery, kiwi, apel),
  • buah kering (aprikot, kurma, buah ara, plum, kismis),
  • sayuran (brokoli), serta
  • popcorn.

4 Cara Mudah Mencukupi Kebutuhan Serat Harian

Harus periksa ke dokter atau mengubah pola makan saja sudah cukup?

Ketika pemilihan makanan untuk gastroparesis sudah baik dan sesuai anjuran tapi gejala tak kunjung mereda, maka Anda harus memeriksakan diri ke dokter. Mungkin itu pertanda bahwa tubuh Anda membutuhkan pengobatan khusus.

Pengobatan yang akan diberikan yakni obat untuk mempercepat pengosongan perut dan obat-obatan untuk mengurangi mual serta muntah.

Anda juga diminta untuk menghindari obat-obatan yang memberikan efek memperlambat pengosongan lambung dan memperparah gejala gastroparesis seperti obat antasida dan antikolinergik.

The post 7 Panduan Memilih Makanan untuk Penderita Gastroparesis appeared first on Hello Sehat.