Aborsi di Indonesia umumnya dilakukan untuk mengakhiri kehamilan karena alasan medis tertentu. Misalnya karena kematian janin dalam kandungan, bayi mengalami kelainan bawaan yang berat seperti anensefali, komplikasi kehamilan yang membahayakan kesehatan ibu, kehamilan akibat pemerkosaan, dan lainnya. Setelah aborsi, Anda tentu saja akan kembali haid lagi karena janin yang ada di dalam perut sudah luruh dan keluar. Namun, kapan Anda akan haid kembali setelah aborsi tergantung pada jenis prosedur dan siklus menstruasi sebelumnya. Berikut ulasan jelasnya untuk Anda.
Kapan wanita bisa haid lagi setelah aborsi?
Dilansir dari laman Planned Parenthood, seorang wanita bisa kembali haid lagi dalam satu bulan setelah aborsi, mungkin juga lebih. Biasanya haid akan kembali dalam sekitar 4 sampai 6 minggu setelah prosedur. Namun kadang, butuh 2-3 siklus untuk membuat haid kembali normal seperti sedia kala.
Jangka waktu ini akan sangat bervariasi tergantung kondisi tubuh masing-masing orang. Sering kali, hormon kehamilan tetap ada selama beberapa minggu setelah aborsi sehingga haid jadi terlambat datang.
Akan tetapi jika setelah delapan minggu Anda belum juga haid, sebaiknya periksakan kondisi Anda di dokter untuk memastikan penyebabnya.
Haid mungkin masih tidak teratur setelah aborsi
Setelah aborsi lewat bedah, durasi haid biasanya lebih pendek dari sebelumnya karena prosedur ini sepenuhnya mengosongkan rahim. Ketika rahim dikosongkan, maka jaringan rahim yang dikeluarkan lewat haid jadi lebih sedikit. Tak heran jika haid Anda jadi lebih cepat beberapa hari dari biasanya setelah aborsi.
Lain cerita dengan aborsi yang menggunakan pil. Obat aborsi mengandung hormon sehingga bisa membuat haid pertama wanita setelahnya jadi lebih lama dari sebelumnya. Selain itu, perdarahan haid juga bisa lebih deras karena kemungkinan rahim masih punya jaringan tambahan untuk dikeluarkan setelahnya.
Setelah aborsi, wanita biasanya juga cenderung mengalami kram perut PMS yang lebih parah dari biasanya. Selain itu, gejala lain yang mungkin muncul yaitu:
- Kembung
- Sakit kepala
- Payudara lembut jika disentuh
- Nyeri otot
- Mudah muruh
- Kelelahan
Semua gejala di atas umumnya lumrah terjadi. Namun, pastikan saja bahwa darah tidak berbau busuk selama haid setelah aborsi. Jika ya, mungkin ini adalah tanda infeksi di dalam tubuh.
Bedakan darah haid dengan perdarahan setelah aborsi
Anda perlu tahu bahwa setelah aborsi wanita pasti akan mengalami perdarahan. Mungkin sekilas terlihat seperti haid tetapi perdarahan setelah aborsi bukanlah darah haid. Darah yang keluar ini merupakan jaringan rahim yang keluar dari kehamilan Anda yang digugurkan.
Waktu perdarahannya bisanya tergantung pada jenis aborsi yang dilakukan, apakah medis atau bedah. Aborsi medis adalah prosedur aborsi dengan menggunakan dua pil. Pil pertama biasanya diberikan untuk membuat kehamilan tidak lagi bisa tumbuh. Di waktu inilah sebagian wanita biasanya akan mulai mengalami perdarahan.
Kemudian dokter akan memberikan pil kedua untuk diminum di rumah. Pil ini biasanya membuat rahim melepaskan seluruh isinya. Biasanya perdarahan akan dimulai sekitar 30 menit sampai 4 jam setelah meminumnya.
Dalam beberapa saat, perdarahan akan sangat banyak disertai dengan gumpalan darah yang cukup besar. Namun lama-lama, aliran darah mulai akan berkurang hingga akhirnya berhenti.
Sementara itu, jika Anda melakukan aborsi melalui pembedahan, perdarahan biasanya akan langsung muncul setelah operasi selesai. Namun perdarahan juga bisa muncul sekitar 3 sampai 5 hari setelah operasi. Biasanya alirannya cukup ringan, tidak sederas aborsi medis dengan pil.
Kapan harus pergi ke dokter?
Anda perlu segera memeriksakan diri ke dokter jika mengalami satu atau lebih gejala seperti:
- Menghabiskan dua atau lebih pembalut per jam selama lebih dari dua jam berturut-turut untuk menampung darah haid setelah aborsi
- Keluar gumpalan darah yang berukuran lebih besar dari buah lemon
- Sakit perut parah di perut atau punggung
- Obat-obatan yang diresepkan dokter tidak mampu mengatasi rasa sakit yang Anda alami
- Mengalami demam lebih dari 38 ° C
- Menggigil
- Keluar cairan atau darah yang berbau busuk
- Keluar cairan berwarna kuning atau hijau dari vagina
Selain itu, Anda juga perlu memeriksakan diri ke dokter jika pasca-aborsi Anda tidak kunjung mengalami perdarahan dalam waktu 48 jam. Bisa jadi aborsi itu gagal sehingga Anda membutuhkan tindak lanjutan.
The post Kapan Bisa Mulai Haid Lagi Setelah Aborsi? appeared first on Hello Sehat.