Kasus Norovirus di China, Apakah Wabah Baru?

2 min read

Di tengah pandemi COVID-19, China diserang wabah lain akibat infeksi norovirus. Penyakit yang menyebabkan peradangan usus ini dilaporkan menyebar di salah satu universitas di Provinsi Shanxi, China.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China melaporkan lebih dari 30 wabah norovirus dengan 1.500 kasus terjadi secara nasional sejak September 2020. Kasus ini membuat banyak orang sakit setelah makan makanan yang terkontaminasi di kantin-kantin. 

Norovirus berasal dari jenis virus yang sama sekali berbeda dari coronavirus yang menyebabkan pandemi COVID-19. Cara penularan dari manusia ke manusia antara norovirus dan coronavirus penyebab COVID-19 juga berbeda. 

Virus ini sudah beberapa kali menyebabkan wabah di banyak wilayah termasuk yang terjadi di Inggris pada akhir tahun 2019. Periode Juli sampai Desember 2019 ada 2420 kasus infeksi norovirus terkonfirmasi di Inggris.

Belakangan berita mengenai merebaknya kasus norovirus ini turut diramaikan media massa di Indonesia. Apa itu norovirus? Apakah virus ini akan berpotensi merebak di Indonesia?

Apa itu infeksi norovirus?

infeksi norovirus menyebabkan diare

Norovirus bukan virus baru dan tidak menutup kemungkinan virus ini juga muncul di Indonesia. Sekelompok peneliti pernah melakukan studi tentang penyakit ini di Rumah Sakit Dokter Soetomo, Surabaya pada April 2012 sampai Maret 2013.

Baca Juga :  Mengetahui Status HIV dari Hasil Tes Negatif, Reaktif, dan Positif

Studi yang dipublikasi di jurnal PubMed ini melakukan pengamatan pada 31 pasien berusia 1-60 bulan yang mengalami diare. Hasilnya 19% persen sampel dinyatakan positif norovirus dengan pengetesan molekuler (reverse transcription polymerase chain reaction) RT-PCR.

Ini artinya norovirus ada juga di Indonesia, namun hingga kini belum ada laporan timbulnya wabah yang menjangkiti suatu wilayah di Indonesia disebabkan norovirus.

Norovirus adalah virus yang menyerang perut dan umumnya menyebabkan gastroenteritis akut atau muntah dan diare. Virus ini menular dari manusia ke manusia. Cara paling umum dan mudah penularan virus ini adalah melalui makanan atau minuman yang telah terkontaminasi.

Virus ini bisa juga menular melalui sentuhan dengan permukaan benda yang telah terkontaminasi lalu menyentuh lalu menyentuh hidung, mata, atau mulut. Selain itu virus ini juga bisa dengan mudah menular jika terjadi kontak erat dengan orang yang terinfeksi. 

Norovirus awalnya disebut virus Norwalk, nama kota di mana wabah akibat virus ini pertama kali menyebar pada tahun 1972. 

Baca Juga :  4 Cara Menghentikan Kebiasaan Ngiler Saat Tidur

Di Amerika Serikat, norovirus rata-rata menyebabkan 19 juta hingga 21 juta kasus gastroenteritis akut per tahun. Pusat pengendalian penyakit Amerika (CDC) melaporkan di negaranya virus ini juga menyebabkan sekitar 450.000 kasus di Unit Gawat Darurat. Angka tersebut merupakan separuh dari jumlah keseluruhan kasus wabah yang terjadi akibat makanan setiap tahunnya. 

Infeksi norovirus dapat menyerang sepanjang tahun dan lebih sering terjadi pada musim dingin. 

Gejala norovirus

Norovirus menyerang sistem pencernaan

Seseorang yang terinfeksi norovirus akan merasakan perubahan drastis mendadak lemas dan kesakitan dalam satu dua hari masa infeksi. Gejala khasnya infeksi norovirus berbeda dengan gejala COVID-19 yang belum memiliki satu kekhasan yang sama antara pasien satu dengan pasien lainnya. 

Pasien norovirus umumnya mengalami muntah-muntah yang lebih sering terjadi pada anak-anak dan atau diare yang lebih sering terjadi pada orang dewasa, serta kram perut, dan mual. Pasien juga mengalami gejala demam, pusing, serta sakit kepala.

Sebagian besar gejala ini tidak serius, tetapi diare dan muntah dapat menghabiskan cairan yang dibutuhkan tubuh. Kondisi tersebut dapat menyebabkan dehidrasi parah jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat. 

Baca Juga :  5 Manfaat Goji Berry untuk Kesehatan, Termasuk untuk Diet

Meskipun gejalanya bisa saja menjadi parah, biasanya infeksi norovirus dapat sembuh dalam waktu pendek. Kebanyakan orang sembuh dalam waktu sekitar 2-3 hari. Kasus-kasus parah biasanya terjadi pada kelompok lanjut usia dan anak-anak yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah. 

Hal yang perlu diwaspadai dari norovirus adalah meskipun orang yang terinfeksi sudah pulih, ia tetap bisa menularkan virusnya pada orang lain selama rata-rata tiga hari setelah pulih. Kondisi tersebut, menurut CDC, menjadi salah satu faktor yang membuat wabah norovirus sulit dikendalikan.

The post Kasus Norovirus di China, Apakah Wabah Baru? appeared first on Hello Sehat.