Pernahkah Anda mendengar penyakit hemotoraks (hemothorax)? Hemothorax adalah kondisi ketika ada akumulasi atau penumpukan darah di bagian lubang pleura (pleura cavity). Pada sebagian besar kasus, kondisi ini terjadi ketika pasien mengalami cedera dada seperti robeknya tulang rusuk atau terbentur benda keras akibat kecelakaan. Untuk lebih lengkapnya, simak pembahasan mengenai hemothorax berikut ini!
Apa saja gejala hemothorax?
Hemothraks adalah menumpuknya darah di lubang pleura, yakni rongga yang berada di antara dinding paru dan paru-paru.
Penumpukan volume darah ini bisa memberikan tekanan yang cukup besar pada paru-paru. Akibatnya, kerja paru-paru menjadi terhambat dan bermasalah.
Seseorang yang mengalami hemotoraks akan menunjukkan gejala gangguan pernapasan yang bervariasi dan mirip dengan masalah pernapasan lainnya.
Oleh karena itu, gejala hemotoraks sebenarnya sulit dibedakan dengan gejala penyakit pernapasan lainnya.
Beberapa tanda dan gejala yang ditunjukkan akibat hemotoraks adalah sebagai berikut:
- Nyeri dada, semakin terasa saat bernapas terutama saat bernapas panjang
- Sesak napas atau napas memendek
- Gelisah dan kelelahan berlebihan
- Detak jantung bertambah cepat dan tekanan darah menurun,
- Kulit tampak pucat
- Demam tinggi, bahkan bisa lebih dari 38 derajat Celcius
Hemotoraks bisa sangat berbahaya apabila tidak diatasi dengan pengobatan medis sesegera mungkin.
Pada kasus yang parah, yakni bisa mencapai 1000 ml (1 liter) bisa mengakibatkan penderitanya mengalami syok.
Oleh karena itu, jika Anda mengalami satu atau lebih gejala-gejala di atas, jangan tunda untuk segera memeriksakan diri ke dokter.
Apa penyebab hemothorax?
Dalam studi berjudul Etiology and Management of Spontaneous Haemothorax, penumpukan darah di lubang pleura berasal dari rusak atau pecahnya membran pleura yang berfungsi melindungi paru-paru.
Akibatnya, darah dari dalam tubuh bisa dengan mudah masuk ke dalam rongga pleura dan menekan paru-paru.
Kerusakan pada membran pleura ini dapat dipicu oleh komplikasi dari operasi jantung atau paru.
Pasalnya, prosedur ini mengharuskan dokter bedah untuk membuka dinding dada dan tidak menutup kemungkinan bisa mengakibatkan darah bocor ke dalam rongga pleura.
Terutama ketika sayatan bekas operasi di jantung atau paru tidak tertutup dengan baik.
Di sisi lain, organ atau pembuluh darah yang terbuka di area paru, serta adanya cedera atau kecelakaan yang menyebabkan benturan hebat pada paru juga dapat menyebabkan hemotoraks.
Itu sebabnya, dokter dan tim medis wajib memeriksa kondisi paru-paru pasien korban kecelakaan ataupun yang mengalami cedera dada.
Namun selain itu, ada pula berbagai kondisi kesehatan yang bisa jadi penyebab hemotoraks, seperti:
- Infeksi paru, misalnya tuberkulosis (TBC).
- Terdapatnya sel kanker di paru-paru.
- Ada gumpalan darah beku yang mengalir ke paru-paru (emboli paru).
- Disfungsi jaringan paru.
- Robeknya pembuluh darah akibat masuknya kateter ketika menjalani operasi jantung.
- Gangguan perdarahan yang diakibatkan oleh penyumbatan atau kelebihan dosis dari pemakaian obat pengencer darah.
Kondisi hemotoraks yang disebabkan oleh cedera ataupun luka akibat operasi dan biopsi biasanya tidak bertambah parah dengan cepat.
Namun, perkembangan penyakitnya bisa lebih cepat apabila disebabkan oleh kanker atau tumor di sekitar paru-paru.
Bagaimana dokter mendiagnosis hemotoraks?
Pemeriksaan pertama yang dilakukan dokter adalah mendeteksi suara pernapasan yang abnormal dengan bantuan stetoskop.
Bila diketahui ada gangguan pada pernapasan, dokter akan menyarankan metode pemeriksaan lainnya yang bisa membantu memastikan kondisi hemothorax, seperti:
- Foto rontgen atau X-ray: pengambilan gambar rongent thorax dilakukan apabila Anda mengalami cedera atau patah tulang di bagian dada dan perut. Orang yang menderita hemothorax akan menambilkan gambaran bercak putih, yang merupakan darah mengisi rongga pleura.
- CT scan dada: menunjukkan gambaran secara lengkap mengenai struktur paru dan rongga pleura sehingga dokter bisa memastikan adanya kelainan atau tidak.
- Ultrasound (USG): pemeriksaan ini dapat memberikan hasil penggambaran yang lebih cepat dan akurat dalam mendeteksi adanya kondisi hemothorax, biasanya dilakukan dalam kondisi darurat.
Dokter biasanya juga membutuhkan analisis sampel cairan pleura untuk mengetahui adanya penumpukan darah.
Untuk sampel yang dikategorikan sebagai hemothorax setidaknya harus mengandung 50 persen darah yang berasal dari periferal atau jaringan tepi.
Seperti apa penanganan yang tepat untuk hemothorax?
Pengobatan hemotoraks bertujuan untuk mengeluarkan semua darah yang menumpuk di rongga pleura dan menghentikan penyebab perdarahan.
Metode yang dilakukan untuk mengeluarkan penumpukan darah ini adalah thoracocentesis.
Metode ini melibatkan tabung yang dimasukkan ke dalam dada melalui tulang rusuk guna mengalirkan darah atau cairan yang menumpuk keluar dari tubuh.
Pengeluaran darah dan cairan melalui tabung akan terus dilakukan sampai paru-paru dirasa sudah dapat bekerja dengan baik.
Namun, apabila perdarahan di paru-paru masih terus berlangsung, perlu dilakukan operasi atau pembedahan torakotomi untuk segera mengetahui sumber perdarahan.
Operasi sangat memungkinkan untuk dilakukan pada kasus yang sumber perdarahannya sulit diketahui secara pasti.
Adakah komplikasi akibat dari hemotoraks?
Ada berbagai komplikasi yang mungkin terjadi pada pasien hemothorax.
Komplikasi tersebut bisa mengakibatkan kesulitan bernapas, infeksi saluran pernapasan, penyumbatan cairan pleura di rongga dada, pleuritis hingga fibrosis paru.
Dalam kasus yang parah, hemothorax bisa menyebabkan penderitanya mengalami syok karena kekurangan darah dan oksigen untuk disalurkan ke seluruh tubuh.
Syok akibat dari kehilangan darah disebut dengan syok hipovolemik, yang bisa mengakibatkan kerusakan permanen pada organ tubuh—termasuk jantung, paru-paru, dan otak.
The post Hemothorax, Kondisi Sulit Bernapas Akibat Ada Darah di Rongga Paru appeared first on Hello Sehat.