Galau, sedih, dan sakit hati adalah luapan emosi yang wajar dialami oleh siapa pun setelah putus cinta. Namun hati-hati. Rasa sedih setelah patah hati bisa bikin depresi jika terus dipendam dan dibiarkan berlarut terlalu lama. Bahkan tidak jarang depresi akibat patah hati bisa berujung pada aksi bunuh diri. Seperti apa tanda dan gejala depresi karena patah hati?
Sedih karena patah hati masih normal jika Anda merasa…
Tangis, frustrasi, dan amarah adalah emosi murni manusia yang benar-benar normal. Kita semua pernah merasakannya dan akan bisa terus merasakannya sampai nanti.
Itu karena amarah dan kesedihan biasanya dipicu oleh sebuah kejadian, pengalaman, atau situasi dalam hidup yang sulit, menyakitkan, menantang, atau mengecewakan. Dengan kata lain, kita cenderung merasa sedih atau marah terhadap sesuatu.
Sakit kepala, tidak nafsu makan, susah tidur, tubuh lesu, dan “mata panda” yang Anda alami setelah putus cinta punbisa dibuktikan secara ilmiah. Reaksi negatif ini disebabkan oleh penurunan kadar dopamin dan oksitosin, hormon pembuat bahagia yang diproduksi oleh otak. Sebagai gantinya, otak justru meningkatkan produksi hormon stress kortisol dan adrenalin. Selain membuat mood nge-drop, tingginya hormon stres kortisol juga bisa tercermin pada rasa nyeri fisik nyata yang Anda alami setelah putus cinta. Bahkan, gejala fisik yang diakibatkan oleh peningkatan hormon stres kortisol bisa mirip dengan gejala sakau kokain.
Karena kesedihan merupakan reaksi alami manusia, ini juga berarti bahwa ketika ada sesuatu hal yang berubah positif dalam hidup Anda atau saat kita sudah bisa move on untuk menyesuaikan diri dan mengatasi kekecewaan tersebut, kegalauan dalam hati akan memudar dan menghilang sepenuhnya.
Reaksi putus cinta dan lama waktu move on setiap orang memang bisa berbeda-beda. Namun, waspadai gejala depresi karena parah hati berikut ini.
Gejala-gejala depresi karena patah hati
Beda dengan kesedihan dan amarah biasa, depresi bukanlah keadaan yang wajar ditemui. Depresi adalah penyakit mental yang bisa dipicu oleh ketidakstabilan emosi dan hormon otak dalam jangka panjang. Depresi bisa juga dipicu oleh suatu trauma di masa lalu, misalnya putus cinta. Namun pada beberapa kasus, depresi bisa muncul tanpa didahului oleh pemicu apapun.
Depresi bisa berdampak buruk pada suasana hati, perasaan, stamina, selera makan, pola tidur, dan tingkat konsentrasi penderitanya. Saat depresi, kita akan merasa hilang semangat atau motivasi, putus asa dan nelangsa, terus-menerus merasa sedih dan gagal, dan mudah lelah.
Waspadai gejala depresi karena patah hati berikut ini:
- Menarik diri dari lingkungan sosial dan keluarga
- Merasa sedih, hampa, atau putus asa hampir sepanjang hari dan hampir setiap hari.
- Hilang semangat, motivasi, energi, dan stamina seolah-olah tidak ada harapan lagi
- Sulit mengambil keputusan
- Makan lebih sedikit atau lebih banyak dari biasanya
- Penurunan berat badan atau kenaikan berat badan drastis
- Tidur lebih sebentar atau lama dari biasanya
- Tidak mampu/ kehilangan minat untuk bergerak
- Sulit berkonsentrasi dan berpikir jernih
- Sulit mengingat
- Merasa bersalah, gagal, dan sendirian
- Berpikiran negatif secara terus-menerus (merasa rendah diri dan tidak berharga).
- Mudah kecewa, marah, dan tersinggung
- Rasa cemas yang berlebihan.
- Sulit menjalani kegiatan sehari-hari
- Hilang minat pada hal-hal yang biasanya dinikmati
- Adanya pikiran untuk bunuh diri dan/atau mencoba bunuh diri
Gejala depresi karena patah hati di atas bisa disalahartikan sebagai rasa sedih biasa karena tidak kunjung move on setelah patah hati. Namun jika rasa sedih bisa berlalu dengan cepat, kondisi ini bisa berlangsung terus-terusan selama enam bulan atau lebih. Depresi membuat Anda lebih lama untuk bangkit kembali dari segalanya.
Maka, segera konsultasikan ke dokter ketika rasa sedih dan galau Anda tidak mulai membaik setelah beberapa minggu, atau jika keadaan bertambah buruk.
Bagaimana cara mengatasi sedih setelah patah hati?
Depresi karena patah hati bisa dicegah. Tidak apa untuk mengambil waktu menyendiri setelah ditinggal oeh orang tercinta. Memendam emosi justru bisa berdampak buruk bagi kesehatan fisik, juga mental. Namun, Anda harus menghadapi kenyataan yang pahit itu. Yang lalu biarlah berlalu. Menerima kenyataan akan membuat Anda lebih mudah melalui cobaan tersebut, daripada berusaha melawan atau menolaknya mentah-mentah.
Sibukkan dan buat diri Anda senang dengan cara Anda sendiri. Misalnya, berkumpul dengan sahabat untuk sekadar ngopi di kafe dan menggelar sesi curhat. Bisa juga dengan nonton film komedi, atau sekalian liburan ke tempat wisata. Dengan begini, Anda juga sekaligus menghilangkan stres dan melipur lara.
The post Bagaimana Luapan Rasa Sedih Setelah Patah Hati Yang Normal? appeared first on Hello Sehat.