Mengenal Fungsi Penis, Anatomi, dan Berbagai Fakta Menarik yang Perlu Anda Ketahui

5 min read

Anda mungkin sudah belasan atau puluhan tahun memiliki penis. Namun dengan ini bukan berarti Anda mengetahui segalanya tentang salah satu organ reproduksi pria yang satu ini. Simak informasi mengenai anatomi, fungsi, dan fakta seputar penis, hingga risiko gangguan yang dapat memengaruhi kesehatan organ vital Anda.

Apa itu penis?

Penis merupakan organ seks sekaligus alat reproduksi pada pria yang berkembang secara penuh saat seseorang memasuki masa pubertas. 

Saat bayi hingga anak-anak, penis hanya berfungsi untuk mengeluarkan cairan urin dan menjaga kadar air dalam tubuh. Sementara ketika memasuki usia remaja hingga dewasa, penis memiliki peranan penting saat berhubungan seks dan reproduksi.

Penis tersusun atas jaringan berupa spons yang berisi darah, bukan otot maupun tulang. Saat mendapat rangsangan, aliran darah akan mengalir dan mengisi ruang kosong di dalam penis.

Aliran darah ini akan menimbulkan tekanan, sehingga penis menjadi besar dan mengeras. Kondisi inilah yang umum Anda kenal sebagai ereksi.

Seperti apa gambar anatomi penis?

anatomi penisSebagai alat reproduksi pria yang paling terlihat selain testis, apakah Anda sudah paham mengenai bagian-bagian penis? Secara umum, anatomi penis manusia terdiri atas tiga bagian utama, yakni akar (radix), batang (corpus), dan kepala (glans).

  • Akar (radix). Bagian penis yang paling tetap dan minim perubahan bentuk, terutama saat mendapatkan rangsangan. Akar penis terletak di dalam kantung perineum dangkal di dasar panggul sehingga tidak terlihat dari luar. Akar penis mengandung tiga jaringan ereksi, yakni sepasang crus (dua kaki) yang mengapit gelembung penis (bulb) serta dua otot, yakni ischiocavernosus dan bulbospongiosus.
  • Batang (corpus). Bagian penyusun penis yang paling terlihat serta menghubungkan bagian akar dengan kepala penis. Batang penis terdiri dari tiga silinder jaringan ereksi, yakni dua buah corpora cavernosa dan sebuah corpus spongiosum. Corpora cavernosa adalah dua buah tabung yang terletak di sisi alat kemaluan yang terisi darah saat ereksi. Sementara, corpus spongiosum adalah bagian yang terletak di tengah dan berisi saluran kemih.
  • Kepala (glans). Bagian kepala penis memiliki bentuk mengerucut serta membalut sepasang corpora cavernosa di belakangnya. Di ujung kepala penis juga terdapat saluran uretra untuk mengeluarkan urine dan cairan air mani dari dalam tubuh.

Selain ketiga bagian tersebut, dikenal juga kulit kulup yang melindungi bagian kepala penis. Pada pria yang sudah disunat, kulit kulup akan diangkat sehingga bagian kepala penis akan terlihat lebih jelas.

Mengenal fungsi penis

Secara umum, ada dua fungsi utama penis pada pria, yakni saat proses buang air kecil untuk mengeluarkan cairan urine dari dalam tubuh dan proses berhubungan seksual yang dapat dilakukan setelah seseorang laki-laki memasuki masa pubertas.

Baca Juga :  10 Tips Mudah untuk Sembuhkan Kaki Bengkak Setelah Melahirkan

1. Buang air kecil

Sejak bayi dan sebelum memasuki masa pubertas, penis memiliki peranan penting dalam proses buang air kecil pada laki-laki. 

Penis memiliki saluran uretra yang membawa urine dari kandung kemih ke lubang uretra, di mana cairan urin akan dikeluarkan dari tubuh. Pengeluaran urine juga berfungsi untuk menjaga kadar air dalam tubuh manusia.

2. Berhubungan seksual

Setelah memasuki masa pubertas, hormon testosteron pada pria akan memengaruhi perkembangan penis dan mengaktifkan fungsi seksual. Hubungan seksual dimulai saat penis mengalami ereksi yang disebabkan oleh rangsangan yang membangkitkan gairah seksual.

Hal ini juga memengaruhi fungsi testis yang memproduksi dan menyimpan sperma, lalu sperma dicampur dengan cairan khusus sehingga terbentuk air mani, hingga proses pengeluarannya melalui saluran dan lubang uretra yang dikenal dengan ejakulasi.

Berbagai fakta menarik seputar penis

Selain pentingnya fungsi penis bagi manusia, organ reproduksi pada pria ini juga menyimpan beberapa fakta menarik yang perlu Anda ketahui. Beberapa fakta tersebut di antaranya sebagai berikut.

1. Penis dapat mengalami cedera

Penis dapat rusak atau mengalami cedera, walau tidak memiliki tulang. Hal ini salah satunya dapat terjadi akibat kesalahan saat berhubungan seks sehingga saluran yang terisi darah pada saat ereksi pecah dan menimbulkan rasa sakit luar biasa.

Kerusakan saat berhubungan seks ketika posisi pasangan berada di atas, memiliki kemungkinan 1:2 dari keseluruhan kasus penis cedera. Kerusakan biasanya terjadi ketika penis pria meleset dari pasangannya kemudian terbentur atau terjepit dengan keras.

2. Penis dapat ereksi selama Anda tidur

Pria sehat dapat mengalami 3-5 ereksi selama tidur malam, di mana tiap ereksi dapat berdurasi sekitar 25-35 menit. Hal ini cenderung normal dan menandakan bahwa kondisi kesehatan alat vital sedang baik-baik saja.

Ereksi pada malam hari umumnya terjadi saat pria memasuki tahap tidur REM (rapid eye movement) dan dapat memengaruhi ereksi di pagi hari atau dikenal dengan istilah “morning glory” atau “morning wood“.

3. Panjang penis tidak berhubungan dengan ukuran kaki

Panjang penis tidak berhubungan dengan ukuran kaki atau sepatu, hal ini didasarkan studi yang dipublikasikan oleh The British Journal of Urology International

Peneliti dari University College London mengukur penis dari 104 pria, termasuk remaja dan pensiunan. Panjang rata-rata penis pada grup ini adalah 13 cm pada saat direnggangkan perlahan, dan ukuran rata-rata sepatu di Inggris adalah 9 (43 dalam ukuran Eropa). 

Baca Juga :  Patah Tulang Engkel (Ankle Fracture)

Dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara ukuran sepatu dan panjang penis.

4. Penis berdasarkan tipe ereksinya

Berdasarkan ereksinya, penis terbagi atas dua jenis, yakni penis grower yang biasanya tampak kecil dalam kondisi normal dan penis shower yang akan tampak besar pada kondisi normal. Sekitar 79% orang memiliki penis grower, sementara 21% orang lainnya memiliki penis shower.

5. Penis pendek lebih bertambah panjang saat ereksi

Penis berukuran pendek biasanya akan bertambah panjang lebih banyak saat ereksi, dibanding penis yang awalnya sudah panjang. 

Penelitian didasarkan pada pengukuran penis 2.770 pria, di mana penis pendek akan memanjang sekitar 86% saat ereksi, sedangkan penis panjang hanya sekitar 47% saja.

Selain itu perbedaan panjang penis keduanya tidak terlalu jelas saat ereksi, dibanding saat kondisi normal dan beristirahat.

6. Penis sehat cerminan kondisi tubuh sehat

Kondisi penis yang sehat juga mencerminkan kesehatan tubuh secara keseluruhan. Apabila timbul masalah pada penis seseorang, berarti ada masalah berkaitan dengan kesehatan tubuhnya.

Misalnya, saat penis sulit ereksi kemungkinan hal itu disebabkan oleh penyakit tertentu, perubahan pola makan, kurang tidur, kurang berolahraga, hingga gangguan hormon.

7. Merokok bisa bikin penis sulit ereksi

Kebiasaan merokok ternyata dapat memengaruhi kesehatan penis, salah satunya membuat penis sulit ereksi atau dikenal dengan istilah impotensi (disfungsi ereksi). 

Hal ini dikarenakan efek jangka panjang merokok yang dapat merusak pembuluh darah dan membuat aliran darah dalam tubuh tidak lancar, termasuk aliran darah menuju penis.

Risiko penyakit yang memengaruhi kesehatan dan fungsi penis

Semua pria perlu paham betul mengenai kesehatan penis, termasuk risiko penyakit dan gangguan yang dapat terjadi. Dikutip dari Mayo Clinic, beberapa kondisi yang dapat memengaruhi penis, di antaranya:

  • Impotensi (disfungsi ereksi), kondisi di mana seseorang kesulitan mendapatkan atau mempertahankan ereksi selama berhubungan seksual.
  • Masalah ejakulasi, termasuk ketidakmampuan ejakulasi, ejakulasi dini, kesakitan saat ejakulasi, atau ejakulasi retrograde.
  • Anorgasmia, ketidakmampuan seseorang untuk mencapai orgasme walaupun mendapatkan rangsangan seksual yang memadai.
  • Penurunan libido, kondisi ketika gairah seks rendah, tidak ada, atau memiliki keinginan namun tidak dapat bercinta.
  • Penyakit menular seksual, berbagai jenis penyakit infeksi yang menyebar melalui hubungan intim atau aktivitas seksual lainnya. Beberapa jenis penyakit yang sering dialami, seperti chlamydia, sifilis, herpes genital, dan infeksi HIV.
  • Infeksi jamur penis, kondisi ini dapat menimbulkan peradangan pada kepala penis (balanitis), ruam kemerahan, bercak putih, gatal, rasa terbakar, hingga keluarnya cairan putih dari balik kulit kulup.
  • Priapismus, ereksi berkepanjangan akibat darah dalam penis tidak dapat mengalir keluar. Hal ini dapat terjadi tanpa rangsangan seksual selama lebih dari empat jam. 
  • Fimosis, kondisi di mana kulit kulup penis terlalu ketat sehingga tidak dapat ditarik ke bawah saat penis sedang ereksi.
  • Parafimosis, kondisi saat kulup penis tidak dapat ditarik kembali ke kepala penis. Hal ini menyebabkan kulup penis tersangkut dan membengkak, sehingga peredaran darah pada penis menjadi tidak lancar.
  • Penyakit Peyronie, terbentuknya jaringan parut di dalam penis atau testis. Jaringan parut yang menumpuk dan menebal, sehingga penis bisa membengkok dan mengurus.
  • Penis patah, kondisi yang dihasilkan dari bengkoknya penis saat ereksi secara tiba-tiba sehingga perlu penanganan darurat untuk dapat mengobatinya.
  • Kanker penis, salah satu jenis penyakit kanker yang terjadi pada kulit atau jaringan penis, seperti pada kulup, kepala, atau batang penis.
Baca Juga :  Amankah Cara Mengangkat Sel Kulit Mati dengan Eksfoliasi?

Cara menjaga kesehatan penis dengan benar dan aman

Ciri-ciri dan karakteris penis yang sehat tidak hanya dinilai dari performanya saat di atas ranjang, melainkan juga baik tidak fungsinya untuk beraktivitas sehari-hari.

Penis yang sehat dapat dilihat melalui beberapa indikator, seperti warna, tekstur, bentuk, ukuran penis, kulit kulup, ejakulasi, dan sensitivitas saat mendapatkan rangsangan seksual.

Untuk menghindari gangguan pada penis, ada beberapa hal penting yang perlu dilakukan untuk menjaga kesehatan penis dan tubuh keseluruhan, seperti:

  • Melakukan hubungan seksual secara aman dan bijak, misal menggunakan kondom dan menghindari berhubungan seksual dengan lebih dari satu pasangan.
  • Melakukan vaksinasi, yakni dengan vaksin human papillomavirus (HPV) untuk menghindari risiko kanker yang berkaitan dengan virus.
  • Rutin beraktivitas fisik dan berolahraga untuk menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.
  • Memastikan asupan makanan bernutrisi seimbang dan menjaga berat badan untuk menghindari obesitas dan risiko penyakit yang menyertainya.
  • Menjaga kebersihan penis sehari-hari dan setelah berhubungan seksual.
  • Menjaga kondisi kesehatan mental, apabila timbul depresi atau kecemasan segera berkonsultasi dengan dokter.
  • Perhatikan asupan obat-obatan tertentu, diskusikan dengan dokter apabila timbul efek samping yang memengaruhi kesehatan seksual.
  • Batasi atau menghentikan kebiasaan buruk, seperti merokok dan minum alkohol.

Bila ada pertanyaan atau hal yang belum jelas seputar kesehatan penis, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan solusi terbaik masalah Anda.

The post Mengenal Fungsi Penis, Anatomi, dan Berbagai Fakta Menarik yang Perlu Anda Ketahui appeared first on Hello Sehat.