Ereksi Penis, Seperti Apa Kondisi yang Normal dan Sehat?

3 min read

Penis yang sehat akan menghasilkan ereksi normal jika mendapat rangsangan. Rangsangan yang dimaksud adalah rangsangan motorik serta rangsangan non-motorik. 

Rangsangan motorik yang dimaksud berupa sentuhan, masturbasi, ciuman, bisa juga dengan pelukan. Sedangkan yang non-motorik adalah rangsangan yang didapatkan ketika pria berfantasi atau melihat sesuatu yang dapat menaikkan birahi seksualnya. 

Bagaimana jika setelah menerima rangsangan tapi penis tidak bereaksi? Bisa jadi, penis Anda mengalami disfungsi ereksi (impotensi) atau kondisi penyakit lainnya.

Mengenal proses ereksi pada penis

Ereksi adalah keadaan ketika penis terisi penuh dengan darah sehingga membesar, menjadi kaku, dan terasa keras. Penis ereksi dapat dipengaruhi berbagai rangsangan pada indra penglihatan, penciuman, pendengaran, hingga sentuhan dan hal-hal yang Anda pikirkan.

Secara mudah, proses penis ereksi baik saat mendapat rangsangan atau berhubungan intim dapat dijelaskan sebagai berikut ini.

  • Ereksi dimulai dengan berbagai rangsangan yang meningkatkan gairah seksual. Otak kemudian mengirim sinyal melalui sistem saraf yang merelaksasi corpora cavernosa, sehingga darah dapat mengalir dan mengisi ruang kosong di dalamnya. Aliran darah juga menimbulkan tekanan dalam corpora cavernosa, sehingga membuat penis membesar dan keras, sehingga menimbulkan ereksi.
  • Tunica albuginea, membran yang menyelimuti corpora cavernosa, membantu menjebak darah di dalam ruang yang telah terisi untuk mempertahankan ereksi. Kondisi ini akan terhenti saat otot kembali ke keadaan semula dan aliran darah kembali dari dalam ruang corpora cavernosa. 

Bagaimana kondisi penis ereksi dikatakan normal?

Ereksi penis secara normal ditandai dengan kondisi penis yang membesar lalu mengeras. Namun, seberapa keras penis ketika ereksi biasanya jarang diperhatikan. Jika timbul gangguan atau terjadi disfungsi ereksi, maka kondisi keras atau tidak dan seberapa lama menjadi sangat penting artinya. 

Baca Juga :  Leukoplakia

Adapun beberapa tanda dari penis yang bisa mendapatkan ereksi yang normal, penuh, dan keras adalah sebagai berikut.

1. Penis akan membesar dan terasa keras

Anatomi penis terbentuk oleh ruang-ruang yang akan membesar ketika terisi oleh darah. Ruang-ruang darah yang berada di dalam batang penis (corpus) dalam istilah medis dikenal sebagai corpora cavernosa. 

Ketika Anda meregangkan penis, itu berarti Anda meregangkan seluruh bagian dari penis Anda sehingga corpora cavernosa akan mudah terisi oleh darah. 

Aliran darah tersebut selanjutnya akan menimbulkan tekanan, sehingga penis membesar dan terasa keras. 

Sementara itu kondisi penis kurang keras meski sudah ereksi, dapat dipengaruhi beberapa faktor, seperti adanya faktor risiko impotensi, sedang tidak mood, atau kekurangan asupan nutrisi tertentu.

2. Tidak bisa ditekuk

Ereksi yang penuh menyebabkan penis berdiri tegak ke depan atau ke atas dengan seluruh permukaan menjadi keras, seperti tongkat atau batang yang tidak bisa dibengkokkan. Kondisi ini normal terjadi walaupun tidak ada struktur tulang di dalamnya.

3. Ereksi setiap pagi

Semua pria dengan kondisi penis normal dan tidak mengalami disfungsi ereksi akan mengalami ereksi selama tidur dan biasanya umum terjadi antara 3-5 kali. Meski dalam beberapa tahun belakangan ada beberapa teori yang menjelaskan tentang kondisi ereksi di pagi hari, tapi apa yang menjadi penyebabnya masih tetap belum jelas. 

Baca Juga :  Beragam Manfaat Air Mawar untuk Kecantikan Kulit dan Rambut

Ereksi di pagi hari merupakan pertanda bahwa hormon testosteron atau hormon seks pria yang dikeluarkan di malam hari masih tersisa di pagi hari. Jadi, tidak mengherankan apabila kondisi ini terjadi tanpa perlu didahului dengan rangsangan dan nafsu birahi atau lebih banyak disebut sebagai ereksi spontan.

4. Rata-rata bertahan 5 menit

Studi yang diterbitkan oleh The Journal of Sexual Medicine, menyimpulkan bahwa rata-rata ereksi pria dalam keadaan normal berlangsung sekitar 5,4 menit (5 menit 24 detik).

Penelitian ini dilakukan dengan mengadakan survei terhadap 500 pasangan dari 5 negara, di mana responden pria diminta menghitung durasi penis ereksi saat berhubungan seksual dari awal penetrasi hingga sukses ejakulasi dengan menggunakan stopwatch.

Hasilnya, dari total responden menunjukkan bahwa durasi ereksi paling singkat adalah 33 detik dan ereksi paling lama adalah 44 menit.

Adakah faktor lain yang mendukung ereksi?

Dari penjelasan yang sudah umum dibahas, salah satu faktor pendukung timbulnya ereksi adalah rangsangan yang menimbulkan gairah seksual. 

Secara normal, penis juga akan membesar dan mengeras akibat faktor atau keadaan-keadaan tertentu yang dapat dibagi ke dalam tiga poin sebagai berikut.

  • Refleksogenik, rangsangan akibat sentuhan fisik atau rangsangan terhadap penis yang dapat terjadi saat berhubungan seksual atau masturbasi (onani).
  • Psikogenik, rangsangan yang terjadi saat memikirkan atau membayangkan sesuatu yang bersifat seksual, seperti saat membaca atau menonton sesuatu yang memancing imajinasi seks.
  • Nokturnal, proses ereksi secara spontan selama tidur atau saat bangun tidur.
Baca Juga :  Kapan Harus ke IGD Jika Mengalami Keracunan Makanan?

Apa saja yang harus dilakukan agar ereksi penis sehat dan normal?

Anda bisa menjaga kondisi ereksi tetap sehat dan normal, sekaligus menghindari risiko disfungsi ereksi dengan beberapa langkah pencegahan, di antaranya:

  • Melakukan medical check-up rutin untuk mengetahui masalah kesehatan yang dialami.
  • Berkonsultasi dengan dokter untuk menangani kondisi diabetes, penyakit jantung, dan pembuluh darah yang berpengaruh pada ereksi.
  • Beristirahat dengan tidur cukup selama kurang lebih 8 jam per hari, kelelahan memicu penis tidak berfungsi maksimal.
  • Mengatur pola hidup sehat dengan asupan nutrisi makanan untuk ereksi lebih lama, seperti nasi merah, sayuran hijau, kacang-kacangan, dan salmon.
  • Hindari jenis makanan yang bikin sulit ereksi, seperti makanan dan minuman kemasan, mengandung kolesterol, dan lemak tinggi.
  • Rutin berolahraga untuk menjaga kebugaran, pasalnya badan yang bugar akan berdampak pada ereksi yang sehat.
  • Hindari alkohol dan rokok yang akan meningkatkan risiko impotensi dan gangguan ereksi lainnya.
  • Menjaga komunikasi dan hubungan bersama pasangan, kurangnya ikatan emosional dapat mengganggu psikologis hingga mengalami kesulitan ereksi.
  • Menjaga kesehatan mental dengan menghindari faktor penyebab stres, depresi, dan gangguan kecemasan.

The post Ereksi Penis, Seperti Apa Kondisi yang Normal dan Sehat? appeared first on Hello Sehat.