Berbagai Hal yang Perlu Anda Ketahui Seputar Ereksi Penis dan Gangguannya

5 min read

Setelah laki-laki memasuki masa pubertas, hormon testosteron memengaruhi perkembangan penis dan mengaktifkan fungsi seksualnya. Salah satu tanda yang bisa Anda amati adalah penis ereksi, di mana kondisi penis menjadi lebih besar, keras, dan tegang.

Lantas, bagaimana proses terjadinya ereksi? Seperti apa kondisi ereksi penis yang sehat dan bagaimana cara mencegah gangguan ereksi pada pria? Berikut penjelasan selengkapnya.

Apa itu ereksi?

Ereksi adalah keadaan penis yang membesar, mengeras, dan menegang. Kondisi ini terjadi akibat timbulnya perubahan otot, saraf, dan pembuluh darah dalam struktur anatomi penis.

Penis yang mengalami ereksi biasanya terjadi saat pria menerima rangsangan seksual. Namun pada beberapa kondisi, penis dapat ereksi tiba-tiba yang mana kondisi ini dikenal juga sebagai ereksi spontan yang dapat terjadi tanpa adanya rangsangan atau gairah seksual.

Seorang pria perlu mengalami ereksi untuk melakukan ejakulasi, yakni pelepasan air mani bersama sperma untuk dapat menjangkau rahim dan membuahi sel telur saat berhubungan seksual. Ejakulasi juga disertai dengan kenikmatan seksual yang dikenal sebagai orgasme.

Mengenal proses terjadinya ereksi pada penis

Walaupun terlihat sederhana, namun proses penis ereksi melibatkan banyak bagian penting. Hormon, jaringan otot, saraf, dan pembuluh darah semuanya bekerja sama untuk menghasilkan ereksi. Kondisi ini umumnya terjadi saat seorang pria mendapatkan rangsangan, baik melalui sentuhan, penglihatan, suara, atau fantasi seksual.

Berikut adalah beberapa poin penjelasan untuk mengetahui proses perubahan bentuk penis menjadi lebih besar, keras, dan tegang.

  • Bagian otak yang disebut paraventricular nucleus akan mengirim sinyal saat pria mendapatkan rangsangan seksual.
  • Sinyal yang dikirim otak kemudian akan dibawah ke saraf otonom yang berada di sumsum tulang belakang menuju ke saraf panggul dan cavernous nerves, yang kemudian dikirim melalui kelenjar prostat untuk mencapai corpora cavernosa dan pembuluh arteri di penis.
  • Setelah mendapat sinyal, otot yang berada di corpora cavernosa menjadi rileks, sehingga aliran darah dapat mengisi ruang-ruang di dalam corpora cavernosa.
  • Peningkatan aliran darah ini mempengaruhi pelebaran ruang dalam corpora cavernosa dan meregangkan bagian sekitarnya, termasuk tunica albuginea – membran yang menyelimuti corpora cavernosa.
  • Tunica albuginea yang menegang akan menutup aliran darah keluar corpora cavernosa dan darah terperangkap di dalam penis. Semakin lama tekanan akan semakin meningkat sehingga terjadilah ereksi pada penis.
  • Otot-otot di dasar panggul juga akan berkontraksi di sekitar corpora cavernosa ketika ereksi berlangsung, sehingga tekanan darah meningkat dua kali dari biasanya.
  • Setelah mencapai orgasme atau tidak adanya rangsangan seksual lagi, otak akan mengirimkan sinyal untuk menurunkan aliran darah pada penis.
  • Kondisi ini menyebabkan penurunan tekanan darah dalam corpora cavernosa, yang mana juga merelaksasi bagian tunica albuginea. Aliran darah tidak terjebak lagi dan bisa keluar kembali ke tubuh. Penis lalu kembali ke kondisi normal atau lembek kembali.
Baca Juga :  Usia 4 Bulan Kehamilan Janin Tidak Berkembang, Saya Harus Aborsi

Karakteristik penis ereksi normal

ereksi penis sehat

Munculnya gangguan atau disfungsi ereksi bisa saja membuat kondisi penis menjadi kurang maksimal. Padahal salah satu tanda penis ereksi normal adalah karakteristik penis yang membesar, mengeras, dan mampu bertahan hingga berejakulasi.

Untuk mengetahui apakah kondisi ereksi penis normal atau tidak, berikut beberapa karakteristik yang sebaiknya perlu Anda perhatikan.

1. Penis membesar dan mengeras

Ereksi penis disebabkan oleh adanya tekanan aliran darah yang terperangkap dalam corpora cavernosa, sehingga timbul efek penis yang membesar dan mengeras.

Beberapa kalangan mungkin akan merasa “lembek” atau kondisi penis kurang keras meski sudah ereksi. Hal ini dapat dipengaruhi beberapa faktor, seperti kekurangan vitamin D, sedang tidak mood untuk berhubungan seks, atau memiliki risiko disfungsi ereksi (impotensi).

2. Penis tidak bisa ditekuk

Ereksi juga menyebabkan penis menegang, berdiri tegak ke atas atau ke depan, dan seluruh permukaannya keras layaknya tongkat yang tidak bisa ditekuk. 

Penis yang sehat dan mendapatkan ereksi penuh tidak bisa dibengkokkan atau ditekuk. Kondisi penis yang “lembek” dan bisa ditekuk tentu akan mempersulit penetrasi dan mengurangi kepuasan saat Anda berhubungan seksual dengan pasangan.

3. Ereksi di malam dan pagi hari

Pria dengan kondisi tubuh yang sehat dapat mendapatkan 3-5 ereksi selama tidur dan berlangsung sekitar 25-35 menit pada setiap sesinya. Salah satu teori menyatakan bahwa timbulnya ereksi di malam hari terjadi saat tahapan tidur REM (Rapid Eye Movement).

Anda akan mengalami mimpi saat memasuki tahapan tidur REM, termasuk mimpi mengenai fantasi seksual. Sehingga tidak jarang ereksi di malam hari ini juga diikuti dengan ejakulasi, yang mana kondisi ini disebut sebagai mimpi basah.

Anda juga bisa mengalami penis ereksi setiap bangun tidur secara konsisten. Hal ini juga tergolong kondisi yang normal dan tidak perlu Anda khawatirkan.

4. Ukuran dan daya tahan ereksi

Tipe ereksi penis terbagi menjadi dua, yakni penis grower yang akan tampak kecil pada kondisi normal dan penis shower yang tampak besar pada kondisi normal. Secara umum penis grower akan bertambah panjang sekitar 86%, sementara penis shower hanya bertambah panjang 47% saja.

Menurut penelitian The Journal of Sexual Medicine, rata-rata penis pria mampu mengalami ereksi sekitar 5,4 menit (5 menit 24 detik) sebelum ejakulasi saat berhubungan seks.

Baca Juga :  Pertolongan Pertama untuk Mengatasi Keracunan Makanan

Tidak ada acuan pasti mengenai ukuran dan daya tahan ereksi pria yang normal. Sebaiknya konsultasikan dengan dokter apabila Anda menemui masalah berkaitan dengan kondisi ini.

Tipe ereksi berdasarkan faktor penyebabnya

Faktor penyebab ereksi secara umum berkaitan dengan rangsangan yang membangkitkan gairah seksual. Namun, dari penelitian The Urologic Clinics of North America membagi ereksi ke dalam tiga tipe berdasarkan sumber rangsangannya, yakni:

  • Ereksi psikogenik; rangsangan berasal dari audiovisual atau fantasi, seperti saat membaca dan menonton sesuatu yang memancing imajinasi seksual.
  • Ereksi refleksogenik; rangsangan berasal dari sentuhan fisik atau rangsangan langsung ke penis dan organ genital, seperti saat berhubungan seksual atau masturbasi
  • Ereksi nokturnal; proses yang terjadi dalam tahapan tidur REM, di mana sel noradrenergik yang berada pada otak yakni locus coeruleus dalam keadaan tidak aktif sehingga tidak mampu mengendalikan penis dan menimbulkan ereksi. 

Berbagai tips untuk mencegah masalah disfungsi ereksi

mencegah difungsi ereksi

Salah satu gangguan ereksi yang paling banyak dikeluhkan, yakni disfungsi ereksi atau impotensi. Disfungsi ereksi adalah kondisi pria tidak memiliki kemampuan untuk mendapatkan atau mempertahankan ereksinya. 

Penyebab disfungsi ereksi dapat berasal dari masalah fisik, psikologis, atau malah keduanya. Walaupun umumnya impotensi terjadi saat pria memasuki usia tua, Anda yang berumur di bawah 40 tahun atau lebih muda juga memiliki risiko yang sama.

Apabila hendak mencegah masalah disfungsi ereksi, ada beberapa langkah mudah yang dapat Anda lakukan seperti berikut ini.

1. Menjaga asupan makanan

Kondisi tubuh yang sehat secara umum dipengaruhi oleh asupan makanan yang Anda konsumsi. Nutrisi makanan sehat dan seimbang dapat menjaga kondisi tubuh dan mental, serta menurunkan risiko terjadi masalah kesehatan, seperti penyakit jantung dan diabetes.

Studi menyebutkan konsumsi makanan tinggi serat, biji-bijian, sayuran, buah-buahan, produk susu dan daging rendah lemak dapat menurunkan risiko disfungsi ereksi pada pria.

2. Menjaga berat badan ideal

Obesitas atau kegemukan umumnya berkaitan dengan masalah kesehatan yang meningkatkan risiko impotensi. Menjaga berat badan ideal juga dapat mencegah risiko diabetes dan tekanan darah tinggi (hipertensi).

Untuk mengurangi berat badan, Anda perlu menjalani diet aman dan sesuai dengan kondisi tubuh. Pastikan terlebih dulu berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi sebelum menjalani diet.

3. Berolahraga

Selain menjaga asupan makanan, melakukan aktivitas fisik dengan berolahraga juga dapat meningkatkan kondisi tubuh Anda. Tidak perlu langsung melakukan olahraga berat, cukup sesuaikan dengan kondisi tubuh. Mulailah dengan berjalan kaki atau jogging selama 30 menit setiap harinya.

Baca Juga :  Hindari Bertengkar di Depan Anak, Ini Dampak Buruk yang Bisa Terjadi

4. Batasi minum alkohol

Minum alkohol berlebihan nyatanya langsung memberi dampak pada performa pria di atas ranjang. Dalam jangka panjang, bukan tidak mungkin konsumsi alkohol akan berdampak pada gangguan ereksi atau impotensi.

5. Berhenti merokok

Jika Anda merupakan perokok berat, sebaiknya segera berhenti merokok. Hal yang sama juga berlaku pada perokok pasif. Kandungan yang terdapat pada rokok dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular), yang mana juga akan berdampak pada timbulnya disfungsi ereksi pada pria.

6. Tidur dan istirahat yang cukup

Selain memastikan tubuh mendapatkan cukup aktivitas fisik, tidur dan beristirahat cukup juga penting untuk menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan. Gangguan tidur juga menjadi faktor gaya hidup yang buruk dan dapat meningkatkan risiko impotensi.

7. Memperhatikan kadar kolesterol dan tekanan darah

Umumnya pria mengabaikan kondisi kesehatan yang dialami, termasuk jarang memperhatikkan kadar kolesterol tubuh dan tekanan darah yang dimilikinya. Kolesterol tinggi dan tekanan darah tinggi (hipertensi) menjadi faktor fisik timbulnya masalah disfungsi ereksi.

8. Memperhatikan konsumsi obat

Penggunaan obat-obatan tertentu yang diresepkan dokter juga berpotensi menyebabkan disfungsi ereksi, seperti obat diuretik dan antihipertensi. Jika Anda mengalami kondisi ini, sebaiknya konsultasikan ke dokter untuk menentukan anjuran minum atau pengobatan alternatif yang dapat diberikan.

9. Memperhatikan kesehatan mental

Masalah kesehatan mental, seperti stres, depresi, dan gangguan kecemasan dapat berpengaruh pada kondisi fisik, salah satunya impotensi. 

Untuk memperbaiki kondisi hati dan menghilangkan stres, Anda bisa melakukan yoga atau meditasi untuk menyegarkan pikiran. Aktivitas yang dapat membuat hati senang juga dapat Anda lakukan, seperti menjalani hobi atau sekadar rileks beberapa saat.

10. Konsultasi dengan psikolog

Kalau berbagai cara menghilangkan stres tidak memberikan efek, Anda membutuhkan bantuan tenaga ahli atau psikolog untuk menanganinya terlebih apabila gejala yang ditimbulkan semakin memburuk.

Dokter dan psikolog akan memberikan perawatan, seperti pemberian obat antidepresan atau terapi untuk mengatasi masalah psikologis, seperti terapi kognitif dan perilaku (Cognitive Behavioral Therapy, disingkat CBT).

Mencegah gejala disfungsi ereksi dan masalah kesehatan seks lainnya, tentu akan bermanfaat bagi Anda dan pasangan. Bila memiliki pertanyaan lebih lanjut, segera konsultasikan dengan dokter untuk solusi masalah Anda.

The post Berbagai Hal yang Perlu Anda Ketahui Seputar Ereksi Penis dan Gangguannya appeared first on Hello Sehat.