Diabetes melitus sering dijuluki sebagai pembunuh diam-diam atau silent killer. Sebutan ini muncul karena gejala diabetes biasanya tidak muncul sampai kondisinya sudah parah dan menimbulkan komplikasi fatal. Nah, apabila Anda termasuk orang berisiko tinggi terkena diabetes, sangat penting untuk mendapatkan diagnosis diabetes melitus sedini mungkin.
Inilah berbagai tes dan pemeriksaan penunjang yang biasanya dilakukan dokter untuk menegakkan diagnosis diabetes melitus.
Jenis tes darah untuk diagnosis diabetes melitus
Jika Anda curiga mengalami gejala diabetes atau hanya ingin tahu seberapa besar risiko Anda, baiknya konsultasi ke dokter. Pertama-tama dokter akan lebih dulu mengamati perubahan fisik yang Anda alami, serta meninjau riwayat kesehatan pribadi dan juga keluarga.
Sebelum benar-benar mentapkan diagnosis diabetes melitus, dokter akan meminta Anda untuk melakukan tes yang bertujuan mengetahui terkendalinya kadar gula di dalam darah dan pemeriksaan penunjang lainnya.
Tes gula darah untuk diagnosis diabetes melitus sebenarnya terdiri dari banyak jenis. Setiap tes memiliki metode dan standar rentang kadar gula darah normal yang berbeda.
Berikut sejumlah pemeriksaan diagnostik gula darah yang umum dilakukan untuk diagnosis diabetes melitus.
1. Tes gula darah sewaktu
Tes gula darah atau tes glukosa darah merupakan tes yang dilakukan untuk mengukur jumlah gula dalam darah Anda. Gula darah atau glukosa adalah sumber energi utama tubuh. Tubuh Anda mengubah karbohidrat yang Anda makan menjadi glukosa.
Seperti namanya, tes gula darah sewaktu (tes GDS) bisa dilakukan kapan saja, tanpa perlu mempertimbangkan waktu makan terakhir Anda. Namun, biasanya pemeriksaan diagnostik ini dilakukan apabila Anda sudah memiliki gejala diabetes sering buang air kecil atau kehausan esktrem.
Nilai gula darah dalam tes diagnosis diabetes melitus ini akan ditampilkan dalam bentuk miligram per desiliter (mg/dL) atau milimole per liter (mmol/L).
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), jika hasil tes diagnosis diabetes melitus ini menunjukkan 200 mg/dL (11.1 mmol/L) atau lebih, artinya gula darah Anda tinggi dan Anda punya diabetes. Sementara jika hasil pemeriksaan menunjukkan angka di bawah 200 mg/dL, artinya kadar gula darah masih di angka normal.
Penting untuk diketahui bahwa konsumsi obat-obatan tertentu dapat meningkatkan kadar glukosa darah. Oleh karena itu, selalu beri tahu dokter Anda tentang obat yang Anda konsumsi sebelum melaksanakan tes GDS ini.
2. Tes gula darah puasa
Dokter juga mungkin melakukan tes gula darah puasa sebagai pemeriksaan penunjang diabetes melitus dari tes gula darah sewaktu. Sampel darah dalam tes diagnosis diabetes melitus ini akan diambil setelah Anda berpuasa semalaman (kurang lebih 8 jam).
Sejauh ini, tes gula darah puasa dianggap sebagai metode diagnosis diabetes melitus yang cukup efektif. Berikut kategori kadar gula darah menurut tes gula darah puasa untuk pemeriksaan diagnostik diabetes melitus:
- Normal: kurang dari 100 mg/dL (5.6 mmol/L).
- Pradiabetes: antara 100 sampai 125 mg/dL (5.6 sampai 6.9 mmol/L).
- Diabetes: 126 mg/dL (7 mmol/L) atau lebih.
Pradiabetes adalah kondisi ketika gula darah melebihi batas normal, tapi belum bisa sepenuhnya dikategorikan sebagai diabetes. Namun, apabila Anda tidak segera mengubah gaya hidup tertentu untuk menurunkan gula darah, Anda berisiko tinggi mengalami diabetes melitus.
3. Tes toleransi gula darah oral
Ketimbang kedua tes sebelumnya, metode diagnosis diabetes melitus ini terbilang kurang umum kecuali jika Anda sedang hamil.
Pemeriksaan penunjang diabetes melitus ini membutuhkan puasa semalam sebelumnya. Jadi, Anda harus puasa dulu selama kurang lebih 8 jam dan setelahnya akan diminta untuk makan seperti biasa. Dokter juga mungkin akan memberikan cairan gula. Selang 2 jam setelah makan, kadar gula darah Anda akan diperiksa.
Pada orang yang sehat, kadar gula darah mereka biasanya akan kembali normal setelah 2 jam makan. Sementara jika Anda punya diabetes, kadar gula darah akan tetap tinggi setelah 2 jam makan.
Berikut kategori kadar gula darah dari pemeriksaan toleransi gula darah oral:
- Normal: kurang dari 140 mg/dL (7.8 mmol/L)
- Pradiabetes: 140-199 mg/dl
- Diabetes: 200 mg/dl atau lebih
4. Tes HbA1C
Tes glikohemoglobin atau tes HbA1C adalah pengukuran gula darah jangka panjang. Tes diagnosis diabetes melitus ini memungkinkan dokter tahu berapa rata-rata nilai gula darah Anda dalam beberapa bulan terakhir.
Pemeriksaan diabetes melitus ini mengukur persentase gula darah yang terikat dengan hemoglobin. Hemoglobin adalah oksigen pembawa protein dalam sel darah merah. Semakin tinggi hemoglobin A1C, semakin tinggi pula tingkat gula darah.
Kadar HbA1C 6.5 persen atau lebih pada tes yang sudah dilakukan lebih dari satu kali menandakan Anda punya diabetes. Sementara hasil antara 5.7 6.4 persen menunjukkan bahwa Anda masih di tahap pradiabetes. Kadar gula darah normal biasanya berada di bawah 5.7 persen.
Tes ini bisa juga digunakan untuk memantau gula darah secara rutin setelah Anda dinyatakan positif mengalami diabetes melitus melalui diagnosis lain. Kadar HbA1C sebaiknya dicek beberapa kali dalam setahun.
Ada beberapa kondisi yang membuat hasil tes HbA1C tidak valid untuk menegakkan diagnosis diabetes melitus. Contohnya, apabila tes ini dilakukan pada wanita hamil atau pada orang-orang dengan variasi hemoglobin.
Nah, pada kasus tersebut, tes gula darah sewaktu bisa dilakukan untuk diagnosis diabetes melitus.
Rutin cek gula darah bantu diagnosis diabetes melitus
Selain dengan bantuan tenaga medis, Anda juga bisa melakukan cek gula darah sendiri di rumah dengan menggunakan alat khusus cek gula darah. Namun, tes gula darah mandiri tidak boleh dilakukan sembarangan. Anda dianjurkan untuk berkonsultasi lebih dahulu ke dokter sebelum melakukannya.
Konsultasi bertujuan untuk membantu Anda memahami betul cara menggunakan alat tersebut dan bagaimana cara mengambil sampel darah yang benar.
Perlu dipahami bahwa diagnosis diabetes melitus hanyalah langkah awal. Setelah dokter menegakkan diagnosis diabetes melitus, Anda harus lebih hati-hati dalam menjaga kesehatan. Anda juga dianjurkan untuk tetap rutin cek kesehatan ke dokter.
Seberapa sering harus tes gula darah bisa berbeda-beda untuk setiap orang. Hal ini tergantung pada usia, kondisi kesehatan, aktivitas fisik, serta pengobatan diabetes yang sedang dilakukan pasien.
10 Hal Tak Terduga yang Menyebabkan Gula Darah Naik
Mulai kapan harus skrining diabetes?
Berdasarkan Mayo Clinic skrining diabetes sebaiknya dilakukan mulai di usia 45 tahun. Skrining diabetes juga dianjurkan untuk orang di bawah usia 45 tahun, terutama jika Anda:
- Kelebihan berat badan
- Menerapkan gaya hidup tidak sehat, misalnya jarang olahraga dan sering mengonsumsi makanan tinggi gula
- Memiliki keluarga dengan riwayat penyakit diabetes tipe 2
- Memiliki riwayat diabetes gestasional atau melahirkan bayi dengan berat lebih dari 4 kg
- Memiliki kadar kolesterol baik (HDL) yang rendah atau kadar trigliserida tinggi
Perlu diingat bahwa Anda bertanggung jawab sepenuhnya terhadap kesehatan Anda sendiri. Diabetes memang tidak bisa disembuhkan, namun penyakit ini bisa Anda kontrol.
Kuncinya Anda harus berkomitmen menerapkan gaya hidup sehat untuk diabetes guna mengontrol gula darah Anda. Gaya hidup sehat bisa dimulai dengan memerhatikan asupan makanan yang Anda makan sehari-hari. Anda juga disarankan untuk rutin berolahraga untuk membantu mengendalikan gula darah.
The post 4 Cara Dokter Mendiagnosis Diabetes Melitus appeared first on Hello Sehat.