Kartu Menuju Sehat (KMS), Manfaat dan Cara Membacanya

3 min read

Kartu Menuju Sehat (KMS) sudah digunakan di Indonesia sejak tahun 1970-an sebagai alat untuk memantau tumbuh kembang anak. Usia yang dipantau menggunakan KMS yaitu 0-5 tahun dan biasanya diisi oleh dokter atau petugas kesehatan. Namun, penting untuk orangtua memahami bagaimana cara membaca KMS agar bisa memantau perkembangan anak dengan mudah. Berikut penjelasannya.

Apa itu Kartu Menuju Sehat (KMS)?

KMS

Kartu Menuju Sehat (KMS) adalah catatan grafik perkembangan anak yang diukur berdasarkan umur, berat badan, dan jenis kelamin. 

Mengutip dari situs resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), ada tiga macam alat memantau pertumbuhan anak, menggunakan KMS, buku Kesehatan Ibu dan Anak (buku KIA), dan aplikasi PrimaKu yang dikeluarkan IDAI.  

Ketiganya memberikan informasi kelengkapan imunisasi anak dan memantau pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan.

Selain itu, dalamnya terdapat tips dasar perawatan anak, seperti pemberian makanan anak, dan perawatan anak bila mengalami diare.

Tidak hanya untuk anak, KMS, buku KIA, dan aplikasi PrimaKu juga memiliki catatan untuk ibu mengenai kesehatan sejak hamil, melahirkan, sampai masa nifas. 

Orangtua dianjurkan untuk memperbarui data di kartu tersebut setiap bulan dengan membawa anak balita ke posyandu atau dokter anak.

Memantau pertumbuhan anak melalui kartu ini bisa membuat dokter menentukan anak tumbuh normal sesuai dengan usianya atau tidak.

Kartu menuju sehat, terdiri dari 1 lembar (2 halaman bolak-balik) dengan 5 bagian di dalamnya.

Cara mengisi dan membacanya dibedakan antara anak laki-laki dengan anak perempuan. KMS anak laki-laki berwarna biru dan anak perempuan berwarna merah muda.

Kartu Menuju Sehat (KMS) tersedia dalam bentuk fisik yang diberikan oleh dokter setelah kelahiran anak. Namun kini KMS juga tersedia secara online yang bisa diakses di sini.

Baca Juga :  Gejala-Gejala pada Wanita yang Harus Segera Diperiksakan ke Dokter Kandungan

Bagaimana cara membaca KMS?

KMS
Grafik tumbuh kembang anak dalam KMS

Setelah berat badan anak ditimbang dan tinggi badannya diukur, dokter atau tenaga medis akan memberikan titik sesuai bulan waktu anak diperiksa.

Tugas orangtua selanjutnya adalah memperhatikan lokasi titik tersebut. Berikut penjelasan seputar grafik pertumbuhan anak di KMS:

Berada di bawah garis merah

Bila grafik pertumbuhan anak berada di bawah garis merah, tandanya si kecil mengalami kurang gizi sedang hingga berat.

Jika anak berada di zona ini, konsultasi ke dokter anak untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut. Biasanya dokter akan bertanya seputar kebiasaan makan dan mengubah jadwal makan si kecil. 

Agar lebih jelas, orangtua bisa konsultasi pada dokter anak subspesialis metabolik yang fokus terhadap kasus gizi kurang, gizi buruk, obesitas, dan kasus kelainan metabolik.

Terletak di area warna kuning (di atas garis merah)

Jika grafik pertumbuhan anak di KMS berada di area warna kuning, hal ini menunjukkan si kecil mengalami kurang gizi ringan

idak perlu panik, orangtua hanya perlu membuat evaluasi pemberian makan pada si kecil. Untuk lebih jelasnya, bisa konsultasikan ke dokter.

Berada di warna hijau muda di atas garis kuning

Bila grafik pertumbuhan terletak di warna hijau muda di atas garis kuning, si kecil memiliki berat badan cukup atau status gizi baik dan dikatakan normal.

Meski begitu, berat badan anak tetap perlu ditimbang dan diberikan makanan sesuai kebutuhan gizi anak agar perkembangannya tetap sesuai dengan umurnya.

Di atas warna hijau tua

Grafik KMS di atas warna hijau tua menunjukkan anak memiliki berat badan yang lebih di atas normal.

Baca Juga :  Berapa Usia Kandungan Anda Sekarang? Coba Hitung di Sini

 Jika anak Anda mengalami hal ini, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang tepat. 

Perlu diingat bahwa anak yang kelebihan berat badan mudah terkena berbagai penyakit, seperti obesitas atau serangan jantung.

Di samping itu, orangtua juga perlu melihat perkembangan dan perubahan posisi titik pada grafik di setiap bulan.

Apakah naik atau turun, semakin menanjak, atau malah menurun karena hal tersebut memiliki arti berbeda.

  • Titik grafik lebih tinggi dibandingkan sebelumnya: berat badan anak naik.
  • Titik grafik sejajar dengan bulan sebelumnya: berat badan sama dengan bulan lalu.
  • Titik terputus-putus: kurang rutin menimbang anak.
  • Titik grafik lebih rendah dari bulan sebelumnya: berat badan anak turun. 

Berat badan turun sering terjadi terutama bila anak mulai memasuki usia 6 bulan, ketika gigi sudah mulai tumbuh.

Ketika sedang tumbuh gigi, anak akan mengalami demam ringan dan nafsu makan akan sedikit menurun.

Jika anak tidak mengalami sakit, tetapi berat badannya tetap berkurang, ibu harus segera membawanya ke dokter.

Di dalam KMS, istilah naik atau tidak naik berat badan anak dilambangkan dengan huruf N dan T. N yaitu untuk berat badan naik dan T untuk berat badan tidak naik. 

Berat badan naik (N) artinya grafik berat badan mengikuti garis pertumbuhan atau kenaikan berat badan sama dengan kenaikan berat badan minimal (KBM) atau lebih. 

Berat badan tidak naik (T) artinya grafik berat badan mendatar atau menurun memotong garis pertumbuhan di bawahnya atau kenaikan berat badan kurang dari KBM.

Seberapa penting KMS bagi pertumbuhan balita?

mengobati jerawat bayi

Dilansir dari situs resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), gangguan pertumbuhan masih menjadi masalah kesehatan yang utama.

Baca Juga :  Sariawan

Oleh karena itu, kegiatan untuk mendeteksi pertumbuhan anak di Indonesia masih perlu ditingkatkan lagi.

Deteksi pertumbuhan merupakan kegiatan rutin yang diberikan oleh pelayan kesehatan baik di tingkat pelayanan kesehatan dasar seperti puskesmas maupun di tempat rujukan seperti rumah sakit. 

Kegiatan ini dilakukan untuk menentukan apakah pertumbuhan seorang anak berjalan normal atau tidak. Baik dilihat dari segi medis maupun statistik dengan menggunakan KMS.

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, KMS berfungsi untuk memantau perkembangan anak setiap bulan.

Pemantauan ini bisa dilakukan orangtua dengan rutin membawa si kecil datang ke posyandu untuk melakukan penimbangan atau pengukuran badan.

Pengukuran yang dilakukan satu kali pada dasarnya hanya menunjukkan ukuran pada saat itu saja dan tidak memberikan informasi perubahan yang terjadi, seperti apakah terdapat peningkatan atau penurunan. 

Oleh karena itu, diperlukan pengukuran secara cermat dan teratur untuk membandingkan dengan pengukuran sebelumnya.

Bila setelah dilakukan penimbangan diketahui adanya indikasi gangguan pertumbuhan, bisa langsung melakukan tindakan perbaikan secara lebih cepat dan tepat sebelum masalahnya lebih berat. 

Entah dengan memperhatikan asupan makanan yang lebih bergizi pada si kecil atau membawanya ke fasilitas kesehatan untuk berobat. 

Tanpa KMS, orangtua akan kesulitan memantau perubahan anaknya selama tumbuh dan berkembang. 

Padahal, mungkin saja ada perubahan yang sedikit-sedikit tetapi terus terjadi dalam waktu lama sehingga sifatnya cukup serius.

Misalnya berat badan anak tidak kunjung naik meski nafsu makannya baik.

Untuk itu, jangan lupa pantau pertumbuhan anak salah satunya dengan membawa KMS setiap kali memeriksakan si kecil ya, Bu!

The post Kartu Menuju Sehat (KMS), Manfaat dan Cara Membacanya appeared first on Hello Sehat.