Dilansir dari Kumparan, KPAI melaporkan dari total 87 juta populasi anak di Indonesia, 59 juta anak di antaranya kecanduan narkoba. Anda mungkin sudah familiar dengan istilah kecanduan obat, tapi tahukah kalau ternyata istilah tersebut tidak sama artinya dengan ketergantungan? Seseorang yang mengalami ketergantungan obat belum tentu seorang pecandu, tapi seseorang yang sudah kecanduan obat sebelumnya kemungkinan besar mengalami ketergantungan obat. Masih bingung? Berikut penjelasan lengkapnya.
Apa itu ketergantungan obat?
Ketergantungan obaadalah proses konsumsi obat yang berulang-ulang tidak sesuai aturan penggunaannya atau resep dokter, meski tujuannya untuk mengatasi gejala, meredakan rasa sakit, atau mendukung fungsi tubuh.
Kondisi ini pun tetap dapat muncul bahkan meski Anda menggunakan obat tersebut sesuai aturan dari resep dokter.
Ketergantungan muncul ketika tubuh Anda telah menyesuaikan dengan konsumsi obat t tersebut, sehingga Anda lama-lama kebal terhadap efek obat. Reaksi kebal obat inilah yang membuat beberapa orang cenderung suka seenaknya menaikkan dosis supaya bisa mendapatkan efek obat.
Sementara itu, ketika Anda memutuskan untuk berhenti minum obat itu, tubuh akan “berontak” dengan menunjukkan reaksi penarikan atau gejala putus obat karena merasa kebutuhannya akan suatu zat kimia tertentu tidak terpenuhi.
Gejala yang mungkim timbul antara lain pusing, mual, pingsan, nyeri sekujur badan, hingga halusinasi berlebihan. Untuk mengatasi reaksi putus obat, maka kemudian Anda akan harus kembali mengonsumsi obat tersebut dalam dosis yang lebih kuat.
Tidak cuma narkoba yang bisa bikin ketergantungan, obat warung pun juga bisa
Bukan hanya obat-obatan terlarang (narkoba) saja yang bisa menyebabkan ketergantungan. Setiap obat-obatan medis resmi yang digunakan berkelanjutan dalam jangka panjang nyatanya dapat menyebabkan ketergantungan, termasuk obat pereda nyeri yang dijual bebas di warung dan obat-obatan steroid kuat seperti morfin dan fentanyl yang wajib pakai resep dokter.
Ketergantungan obat bisa menjadi awal dari penyalahgunaan obat dan kecanduan, serta berisiko memicu terjadinya overdosis yang berakibat fatal. Untuk mencegah ketergantungan obat, pemberian jenis obat beserta dosis dan jadwalnya harus dalam pengawasan dokter.
Jika Anda perlu menaikkan atau menurunkan dosisnya, konsultasikan ke dokter. Hanya dokterlah yang bisa dan berhak mengubah dosis obat-obatan yang Anda konsumsi untuk mencegah terjadinya gejala putus obat.
Orang yang mengalami ketergantungan obat sering kali menampakkan gejala kecanduan, walaupun keduanya hal yang berbeda. Oleh karena itulah, sering sulit membedakan keduanya, terutama pada kasus penggunaan obat resep.
Apa artinya kecanduan obat?
Dikutip dari National Institute on Drug Abuse , kecanduan obat adalah kondisi yang terjadi ketika Anda tidak bisa lagi mengendalikan dorongan atau keinginan yang tak tertahankan untuk menggunakan suatu obat.
Orang yang memiliki kecanduan tidak mempunyai kuasa untuk menghentikan apa yang mereka lakukan, gunakan, atau konsumsi bahkan ketika penggunaannya merusak atau mengganggu kewajibannya dalam bekerja, berkeluarga, dan hidup bersosial.
Kecanduan berbeda dengan ketergantungan. Ketika Anda ketergantungan untuk melakukan kebiasaan yang selalu Anda lakukan, Anda bisa menghentikannya kapan saja sesuai dengan kondisi yang terjadi. Berbeda dengan kecanduan.
Kecanduan membuat Anda benar-benar kehilangan kontrol sehingga tidak lagi mampu untuk menghentikan perilaku tersebut, terlepas dari apa yang Anda untuk menghentikannya dan seberapa keras usaha tersebut.
Orang tersebut hanya mementingkan dorongan untuk menggunakan obat daripada melakukan aktivitas normal lainnya, bahkan sampai menggunakan cara yang melanggar hukum demi mendapatkannya. Maka, bukan tidak mungkin kecanduan sampai bisa menyebabkan perubahan perilaku, kebiasaan, bahkan hingga fungsi otak secara permanen.
Tidak hanya obat, kecanduan juga bisa disebabkan hal lain seperti kecanduan alkohol, seks, berjudi, bahkan kecanduan minum kopi.
The post Apa Bedanya Ketergantungan dan Kecanduan Obat? appeared first on Hello Sehat.