Mungkin Anda sering mendengar ada orang yang tidur sambil berjalan atau mengigau. Ternyata bukan hanya berjalan atau berbicara saja yang bisa dilakukan saat tidur, berhubungan seks pun juga bisa dilakukan dalam keadaan sesesorang tidak sadar. Kondisi ini disebut sebagai seksomnia. Untuk lebih lengkapnya, mari simak penjelasannya di bawah ini.
Apa itu seksomnia?
Menurut Robert Oexman, pimpinan Sleep to Live Institute di Joplin, sleep sex atau seksomnia adalah bentuk parasomnia non-rapid eye movement (N-REM), sangat mirip dengan tidur sambil berjalan.
Kondisi ini bisa menyebabkan orang melakukan tindakan seksual seperti masturbasi, mencumbu, berhubungan intim, dan bahkan pemerkosaan saat mereka sebenarnya sedang tidur.
Karena orang yang mengalami seksomnia kebanyakan mengalami tidur yang sangat lelap, biasanya mereka tidak ingat apa yang mereka lakukan semalam setelah terbangun keesokan harinya.
Seksomnia tidak hanya bisa dialami pria saja, wanita pun juga bisa mengalaminya.
Dalam beberapa kasus penelitian di Stanford, orang yang mengalami kondisi ini akan mengerang atau memunculkan suara desahan seperti saat berhubungan seksual.
Bahkan kadang seseorang yang mengalami seksomnia bisa mulai meraba dan merangsang dirinya sendiri dengan agresif saat ia tertidur lelap.
Apakah seksomnia berbahaya?
Seorang spesialis kejiwaan sekaligus dosen dari Stanford University Palo Alto, dr. Christian Guilleminault menyatakan bahwa saat mengalami seksomnia, pasien berada dalam keadaan kesadaran yang berbeda.
Perilaku yang tak lazim ini bisa berasal dari aktivitas otak yang abnormal. Orang yang melakukan aktivitas seks sambil tidur menunjukkan gelombang otak lebih lambat.
Mereka juga bernapas dengan oksigen yang lebih sedikit dan kondisi mentalnya tidak dalam keadaan normal.
Michael Mangan, seorang dosen psikologi dari University of New Hampshire mengibaratkan bahwa kondisi seks tidak sadar ini mirip dengan gangguan kepribadian ganda.
Kondisi ini berbahaya, bahkan berpotensi menimbulkan seks yang mengandung unsur kekerasan.
Ditemukan beberapa kasus masturbasi dengan kekerasan yang tanpa sadar akan menyebabkan luka fisik bagi diri sendiri dan pasangan.
Belum lagi kalau orang dengan gangguan tidur ini tidak hanya tidur dengan pasangannya, tetapi juga dengan anak.
Parahnya lagi, orang yang mengalami seksomnia tidak sadar apa yang telah mereka lakukan saat nanti terbangun.
Jika tidak ditangani, gangguan ini akan memengaruhi kesehatan fisik dan mental bagi orang dan pasangan yang mengalaminya.
Apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi seks saat tidur?
Sampai saat ini, para ahli belum menemukan obat khusus untuk menghentikan atau mengobati kelainan ini.
Namun, dokter telah berhasil menggunakan beberapa obat penenang dan obat antidepresan untuk mengobati kondisi tersebut.
Dokter nantinya juga akan memantau perkembangan pasien yang mengalami gangguan seks saat tidur ini.
Pengobatan paling penting saat mengobati gangguan ini adalah menciptakan lingkungan yang aman bagi mereka yang mengalaminya dan keluarga.
Contohnya biarkan pasien tidur sendiri dulu dan jangan lupa kunci pintu kamarnya selama masa perawatan.
Sediakan juga alarm untuk membangunkan orang rumah lainnya bila orang dengan seksomnia mulai kambuh.
Buat keluarga atau pasangan mereka menyadarkan pasien seksomnia saat sedang kambuh. Penting juga untuk menjauhkan pasien dengan barang-barang berbahaya di sekitar kasur saat mereka sedang tertidur.
Pastikan juga selama perawatan pasien tidur yang cukup, menghindari obat-obatan tertentu, atau mengobati gangguan tidur lainnya seperti tidur sambil berjalan yang bisa memicu perilaku seks saat tidur kambuh lagi.
Itulah mengapa sangat penting bagi orang dengan seksomnia untuk memeriksakan diri ke dokter spesialis kesehatan jiwa.
The post Hati-hati, Seks Sambil Tidur (Seksomnia) Itu Bahaya! Bagaimana Mengatasinya? appeared first on Hello Sehat.