Lapisan lambung yang terus meradang dalam jangka panjang akan memicu terbentuknya luka atau borok. Luka yang sudah lama terbentuk pada dinding lambung ini disebut dengan tukak lambung kronis. Namun, luka akibat peradangan kronis juga dapat terjadi di bagian awal usus halus (duodenum) dan bagian bawah kerongkongan (esophagus). Berikut penjelasan selengkapnya untuk Anda.
Apa itu tukak lambung kronis?
Tukak lambung kronis adalah kondisi yang sebetulnya sama dengan tukak lambung biasa (akut). Namun, yang membedakan adalah sifat penyakitnya dan seberapa lama Anda sudah mengidap penyakit ini.
Tukak lambung dikatakan bersifat akut apabila gejalanya muncul tiba-tiba, terjadi dalam waktu relatif singkat (berupa serangan penyakit dalam waktu cepat), serta mudah diobati dan cepat sembuh dalam kurun waktu kurang dari 6 bulan. Gejala dari tukak lambung akut biasanya juga belum terlalu parah, maka bisa lebih cepat didiagnosis dan diobati sampai sembuh.
Sementara itu, tukak lambung kronis adalah penyakit yang sudah diderita dalam waktu lama atau berkembang perlahan-lahan selama lebih dari 6 bulan. Gejalanya juga sering kambuh berulang kali dalam jangka panjang. Meski begitu, tukak lambung kronis bisa tidak menimbulkan gejala sama sekali dalam waktu yang cukup lama pada beberapa orang.
Apa penyebab tukak lambung kronis?
Faktanya, tukak lambung kronis dapat disebabkan oleh hal-hal yang sama dengan penyebab tukak lambung akut.
Lantas, apa saja penyebab tukak lambung kronis?
Infeksi H. Pylori
Infeksi bakteri H. pylori dapat menyebabkan tukak lambung kronis apabila sudah terjadi dalam jangka waktu lama sampai merusak dinding lambung.
Dinding dalam lambung normalnya dilapisi oleh lendir tebal yang berfungsi sebagai pelindung dari efek cairan asam lambung. Namun, infeksi bakteri tersebut membuat lendir pelindung lambung berkurang dan menipis, sehingga asam akan semakin mudah merusak dinding lambung. Akibatnya, dinding lambung akan terbentuk bisul, luka, atau borok.
Bakteri H. pylori dapat masuk ke dalam tubuh lewat makanan, air, dan kontak antar manusia.
Minum obat pereda nyeri terlalu lama
Tukak lambung kronis juga dapat disebabkan oleh konsumsi obat pereda nyeri dalam jangka waktu panjang. Jenis obat pereda nyeri yang biasa menyebabkan hal ini adalah aspirin dan ibuprofen.
Kebiasaan minum obat antinyeri yang berulang dalam waktu lama dapat memperlambat produksi lendir pelindung lambung dan mengubah strukturnya. Obat NSAID bekerja menghentikan produksi prostaglandin dalam tubuh. Prostaglandin punya efek melindungi lapisan mukosa lambung.
Ketika prostaglandin habis karena terlalu lama minum obat NSAID, nanti lapisan lambung akan terus meradang sehingga memicu pembentukan celah pada dinding lambung.
Apabila peradangan terjadi dalam waktu lama, pembuluh darah kapiler di lambung bisa pecah dan menyebabkan perdarahan dalam.
Sindrom Zollinger- Ellison
Apabila Anda menderita sindrom Zollinger-Ellison, Anda dapat mengalami tukak lambung kronis. Kondisi ini adalah sebuah kelainan yang terjadi akibat tumbuhnya tumor bernama gastrinoma di duodenum (usus dua belas jari)
Gastrinoma akan menyebabkan produksi asam di lambung keluar berlebih, sehingga lambat laun jadi melukai dinding lambung.
Apa saja gejala tukak lambung kronis?
Gejala tukak lambung kronis sangat khas, yaitu sakit atau nyeri di bagian tengah perut yang kadang bisa menjalar sampai ke punggung.
Nyeri perut akibat tukak lambung kronis bisa terjadi terus-menerus selama beberapa hari atau minggu, setelahnya akan sembuh dan bisa kambuh lagi ke depannya.
Nyeri tajam pada perut lebih sering terjadi saat perut kosong (belum makan) dan setelah Anda makan.
Berikut adalah beberapa gejala tukak lambung kronis lainnya:
- Mual
- Muntah atau feses mengandung darah
- Berat badan turun
- Berat badan naik
- Kehilangan selera makan
- Rasa terbakar pada dada
Faktor risiko tukak lambung kronis
Semua orang berisiko mengalami tukak lambung. Tukak lambung yang tadinya akut pun dapat berkembang menjadi kronis jika penyebab dan gejalanya tidak segera tuntas ditangani.
Berikut adalah beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang memiliki tukak lambung kronis:
- Mengonsumsi alkohol berlebihan dalam jangka panjang. Alkohol dapat memicu produksi asam lambung bertambah dan menipiskan jumlah lendir pelindungnya.
- Merokok diketahui sangat berisiko menyebabkan tukak lambung, terlebih pada orang yang sebelumnya sudah punya kondisi infeksi bakteri H. pylori.
- Stres berat dalam jangka panjang. Stres memicu asam lambung naik, dan jika terus-terusan terjadi asam akan menyebabkan peradangan pada lambung yang sudah luka.
- Lingkungan yang kotor bisa memudahkan bakteri H. Pylori masuk ke dalam tubuh Anda. Ini akan membuat orang dengan mudah terkena tukak lambung biasa maupun kronis.
Bagaimana cara mendiagnosis tukak lambung kronis?
Diagnosis umumnya dilakukan untuk melihat kondisi lambung, mengetahui apa penyebab tukak atau lukanya, dan seberapa parah luka tersebut. Ada berbagai cara untuk mendiagnosis tukak lambung kronis, yang meliputi:
- Tes darah untuk mencari keberadaan bakteri H. Pylori. Bisa juga dengan memeriksa sampel feses, atau tes napas.
- Endoskopi, dengan memasukkan selang berkamera lewat mulut sampai ke lambung untuk melihat luka pada tenggorokan, lambung dan usus kecil.
- Biopsi, dengan mengambil sampel kecil dari lapisan lambung untuk diperiksa penyebabnya.
- Tes X-ray, dengan cara menelan barium (cairan putih) untuk membantu dokter melihat bagian dalam kerongkongan, lambung, dan usus kecil yang kemungkinan terdapat luka dengan lebih terinci.
Apa saja pilihan obat tukak lambung kronis?
Suatu penyakit dikatakan kronis jika peluang kesembuhannya cenderung kecil atau bahkan tidak ada harapan. Maka, perawatan yang diberikan hanya sebatas untuk meredakan gejala dan mengurangi rasa sakitnya saja.
Kebanyakan kasus tukak lambung kronis diobati dengan pemberian obat resep secara berkala oleh dokter. Obat-obatan yang dimaksud meliputi:
- Antibiotik, jika tukak lambung kronis Anda disebabkan karena infeksi bakteri H. Pylori. Antibiotik tidak akan diberikan selamanya.
- Inhibitor pompa proton, untuk mengurangi dan menetralkan asam lambung.
- Obat H2 blocker, untuk mengurangi asam lambung, dan mengurangi rasa sakit akibat gejala tukak lambung yang kambuh.
- Antasida untuk menetralkan asam lambung. Obat tukak lambung kronis ini bisa menimbulkan efek samping yang termasuk sembelit atau diare.
Jika gejala tukak lambung kronis terus dibiarkan muncul lagi, Anda akan lebih berisiko mengalami perforasi. Perforasi adalah lubang yang terbentuk dari luka pada lambung dan menyebabkan pembuluh darah di dalamnya ikut pecah. Akibatnya, Anda akan mengalami perdarahan dalam. Komplikasi ini serius dan biasanya muncul sebagai keadaan darurat.
Maka sebelum risiko itu muncul, dokter dapat menyarankan Anda untuk menjalani operasi. Operasi untuk tukak lambung ada dua jenis, yaitu vagotomi dan pyloroplasty.
Vagotomi adalah prsedur bedah untuk memotong satu atau lebih cabang saraf vagus di lambung yang mengirimkan pesan dari otak ke perut. Cara ini akan mengurangi produksi asam lambung. Sementara itu, pyloroplasty dilakukan untuk memperbesar bukaan lambung agar isi lambung keluar lebih lancar dari lambung menuju usus. Asam lambung pun jadi tidak terlalu banyak diproduksi.
Mencegah tukak lambung kronis kambuh dengan mengubah gaya hidup
Tukak lambung kronis tidak hanya bisa diatasi oleh obat dan operasi. Anda juga harus mengimbangi dengan gaya hidup yang sehat.
Berikut adalah hidup sehat yang harus dilakukan untuk mencegah tukak lambung sering kambuh:
- Menjaga asupan makan sehari-hari dengan banyak makan buah, sayuran, dan biji-bijian.
- Hindari makan makanan olahan, gorengan dan junk food yang sulit dicerna lambung. Ini akan membuat tukak lambung Anda semakin kronis.
- Berhenti merokok mulai dari sekarang. Merokok dapat memengaruhi lapisan lendir lambung dan menghasilkan lebih banyak asam lambung.
- Berhenti minum alkohol karena dapat melemahkan lapisan lendir pelindung lambung dan usus.
- Minimalisir stres Anda dengan sering olahraga, meditasi, dan bergembira bersama orang yang Anda sayang.
The post Kenali Gejala dan Penyebab Tukak Lambung Kronis, Serta Cara Mengatasinya appeared first on Hello Sehat.