Kwashiorkor, Masalah Gizi yang Ditandai dengan Rambut Berwarna Kuning Seperti Jagung

7 min read

Anak membutuhkan gizi yang cukup untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan termasuk di usia balita. Tak heran jika anak-anak memiliki kebutuhan zat gizi yang tinggi. Namun, kebutuhan zat gizi yang tinggi ini kadang tidak sejalan dengan pemenuhan gizi untuk anak. Akibatnya, anak dapat menderita kekurangan gizi. Ada berbagai jenis kondisi gizi buruk pada anak, salah satunya adalah kwashiorkor. Berikut penjelasan seputar kwashiorkor.

Apa itu kwashiorkor?

Mengutip dari buku berjudul Kwashiorkor dari NCBI, kwashiorkor adalah penyakit yang ditandai dengan malnutrisi atau kekurangan protein yang sangat parah.

Kondisi ini biasanya menyerang bayi dan anak-anak dan paling sering terjadi di usia anak 2-5 tahun ketika ia sudah disapih.

Kwashiorkor dikenal sebagai edematous malnutrition. Kwashiorkor adalah kondisi ketika anak terlihat gemuk, karena penumpukan cairan tubuh, terutama di area mata kaki dan perut.

Padahal, bagian tubuh lainnya sangat kurus dan sangat kekurangan asupan gizi.

Secara fisik, masalah kesehatan ini berbeda dengan marasmus yang kondisi anaknya sangat kurus.

Kwashiorkor bisa terlihat pada kasus kelaparan yang parah dan di daerah yang dilanda kemiskinan di seluruh dunia.

Bahkan pada 1950, penyakit ini diakui sebagai krisis kesehatan masyarakat oleh organisasi kesehatan dunia atau WHO.

Sejarah mencatat, di tahun tersebut anak-anak mengalami diare, batuk, dan sesak napas. Temuan tersebut mengarah pada simpulan bahwa kwashiorkor adalah penyebab utama kematian pada anak. 

Meski begitu, pengakuan tersebut sedikit terlambat karena anak-anak sudah menjadi korban sampai meninggal dunia, akibat sistem pencernaan yang bersamalah dan terinfeksi.

Sejak saat itu, upaya pemberantasan kwashiorkor dimulai.

Daerah epidemi kwashiorkor

Masih dari buku Kwashiorkor, wilayah yang paling terkena dampak penyakit ini adalah Amerika Tengah. Asia Tenggara, Kongo, Afrika Selatan, Uganda, Puerto Rico, dan Jamaika.

Angka pengidap kwashiorkor bervariasi, tapi sebagian besar terlihat saat anak sedang mengalami masa kelaparan.

Apa penyebab kwashiorkor?

Gangguan nutrisi dan masalah makan pada anak bisa dipengaruhi oleh beberapa hal. Berikut penyebab kwashiorkor yang perlu diperhatikan, yaitu:

Kurang protein

Anak bisa mengalami kwashiorkor karena kekurangan asupan protein yang sangat rendah dalam jangka waktu yang sangat lama.

Padahal, setiap sel di tubuh Anda mengandung protein yang digunakan untuk memperbaiki sel yang rusak dan membentuk sel baru. Tubuh manusia yang sehat meregenerasi sel secara terus-menerus. 

Jika tubuh kekurangan protein, pertumbuhan dan fungsi tubuh yang normal akan mulai terhambat dan malnutrisi ini pun bisa terjadi.

Kesulitan mendapatkan bahan makanan

Pasokan pangan yang terbatas sering terjadi di negara-negara berkembang selama masa kelaparan yang disebabkan oleh bencana alam, seperti kekeringan atau banjir, bahkan saat kerusuhan politik.

Kurangnya pengetahuan seputar gizi juga dapat menyebabkan kondisi ini.

Kondisi bawaan lahir

Faktor genetik bisa memengaruhi anak mengalami kwashiorkor, misalnya penyakit jantung kongenital yang bisa membuat asupan makanan anak tidak seimbang.

Kondisi tersebut bisa menyulitkan proses penyerapan nutrisi pada anak.

Gejala anak dengan kwashiorkor

gizi buruk

Ketika kondisi kekurangan protein terjadi lebih parah, ada beberapa tanda kelainan yang mengindikasikan anak mengalami kwashiorkor.

Berikut di antaranya, melansir dari DermNet:

  • Gagal tumbuh (tidak tambah tinggi dan berat)
  • Perubahan warna rambut dan tekstur menjadi kuning kemerahan (warna karat) serta kering, rapuh atau rontok
  • Perubahan pigmen kulit, terlihat ruam (dermatitis)
  • Lemas dan pucat
  • Hilangnya massa otot
  • Diare
  • Edema (bengkak) pada pergelangan kaki, kaki, dan perut
  • Sistem kekebalan tubuh yang rusak, yang dapat menyebabkan infeksi yang lebih sering dan parah
  • Mudah marah
  • Shock
  • Perlemakan hati

Kondisi di atas adalah tanda atau gejala kwashiorkor yang perlu diwaspadai

Mengapa rambut anak kwashiorkor berwarna kuning?

Perubahan warna kulit dan rambut pada anak kwashiorkor terjadi selama beberapa hari setelah anak mengalami gizi buruk, bagaimana hal itu bisa terjadi?

Baca Juga :  Obat Medis dan Alami untuk Mengatasi Keracunan Makanan

Hal tersebut disebabkan oleh perubahan pigmen rambut yang menjadi kering. Hal ini kemudian membuatnya berubah warna menjadi kuning kemerahan bahkan sampai putih. 

Selain warnanya berubah, kuku anak kwashiorkor juga sangat rapuh sampai bisa ditarik dengan mudah. Jari-jari tangan dan kaki melunak, kering, dan pecah-pecah.

Kulit anak kwashiorkor juga menjadi lebih gelap, kering, sampai pecah-pecah saat diregangkan seperti ada retakan di atas kulit. 

Bagaimana kwashiorkor didiagnosis?

Jika anak Anda memiliki beberapa gejala penyakit ini, dokter akan terlebih dahulu melakukan pemeriksaan fisik.

Beberapa aspek yang diperiksa yaitu berat badan, tinggi badan ditambah pemeriksaan pembesaran hati (hepatomegali) dan pembengkakan pada bagian tubuh.

Selain itu, pemeriksaan fisik juga dilakukan untuk melihat ruam kulit, kondisi kaki, tangan, wajah, dan lengan anak.

Selanjutnya, diperlukan pemeriksaan darah dan tes urine untuk mengukur kadar protein dan gula dalam darah anak Anda.

Tes ini dapat mencari kerusakan otot dan menilai fungsi ginjal, kesehatan secara keseluruhan, dan status pertumbuhan anak

Dikutip dari Medlineplus, pemeriksaan laboratorium yang dimaksud meliputi:

  • Gas darah arteri
  • Blood Urea Nitrogen (BUN)
  • Kadar kreatinin darah
  • Kadar kalium darah
  • Urinalisis
  • Zat besi dalam tubuh
  • Hitung darah lengkap (CBC)
  • Kadar magnesium
  • Jumlah total protein dalam tubuh

Dokter juga akan memeriksa deskripsi dan riwayat pola makan dan menu makanan anak untuk diagnosis lebih lanjut.

Anak yang mengalami kwashiorkor cenderung memiliki kadar gula darah, protein, natrium, dan magnesium yang rendah. 

Pengobatan dan perawatan anak dengan kwashiorkor

dampak gizi buruk kwashiorkor pada anak

Kebanyakan anak yang memiliki kwashiorkor bisa sembuh total jika mereka dirawat lebih awal. Pengobatan dilakukan dengan pemberian kalori dan protein ekstra ke dalam makanan.

Anak-anak dengan kwashiorkor mungkin tidak bisa tumbuh atau berkembang dengan baik dan dapat tetap terhambat pertumbuhannya sampai ia besar.

Dalam buku Kwashiorkor, ada 10 prinsip utama yang dipakai secara global untuk perawatan anak kwashiorkor. 

Berikut adalah 10 prinsip perawatan anak dengan kwashiorkor, berdasarkan Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak:

1. Mencegah dan mengobati hipoglikemia

Kebanyakan anak yang menderita gizi buruk, termasuk kwashiorkor, mengalami hipoglikemia.

Ini adalah kondisi kadar gula darah rendah sehingga anak harus diberi larutan glukosa sebanyak 10 persen setelah masuk rumah sakit.

Perawatan

  • Segera beri F-75 (susu khusus anak malnutrisi) atau modifikasinya bila penyediaan memungkinkan.
  • Bila F-75 pertama tidak disediakan dengan cepat, berikan 50 ml larutan glukosa secara oral atau lewat NGT.
  • Lanjutkan pemberian F-75 setiap 2-3 jam, siang dan malam selama minimal dua hari.
  • Kalau masih ASI, teruskan pemberian ASI di luar jadwal F-75.
  • Bila anak tidak sadar, berikan larutan glukosa sebanyak 10 persen lewat suntikan sebanyak 5 ml/kgBB atau larutan gula pasir 50 ml dengan NGT.
  • Berikan antibiotik.

Pemantauan

Kalau kadar gula darah awal rendah, ulangi pengukuran kadar gula darah setelah 30 menit, dengan ketentuan:

  • Kadar gula di bawah 3 mmol/L (-54 mg/dl), ulangi pemberian larutan glukosa.
  • Suhu rektal (pengukuran suhu lewat anus) kurang dari 35,5 derajat celcius dan kesehatan memburuk, hipoglikemia disebabkan oleh hipotermia.

2. Mencegah dan mengobati hipotermia

Mengutip dari WHO, anak-anak yang kekurangan gizi parah sangat rentan mengalami hipotermia.

Ini adalah kondisi suhu inti tubuh turun di bawah suhu normal yang diperlukan oleh tubuh. Anak dikatakan hipotermia ketika suhu tubuhnya kurang dari 35 derajat celcius. 

Malnutrisi parah mempengaruhi sekitar 19 juta anak di bawah usia 5 tahun di seluruh dunia. Diperkirakan menyebabkan kematian sekitar 400 ribu anak setiap tahunnya. 

Perawatan

  • Segera beri makan F-75.
  • Pastikan tubuh anak dalam keadaan hangat dengan memakai selimut atau dipeluk dengan ibunya. Bila memakai lampu listrik, letakkan lampu pijar 40 watt dengan jarak 50 cm dari tubuh.
  • Beri antibiotik.
Baca Juga :  Catat! Inilah gejala dehidrasi berat yang perlu diwaspadai

Pemantauan

  • Ukur suhu anak setiap dua jam.
  • Pastikan anak tertutup pakaian atau selimut terutama malam hari.
  • Periksa kadar gula bila ditemukan hipotermia.

Pencegahan

  • Letakkan tempat tidur di area hangat, di bagian kamar yang bebas angin.
  • Ganti pakaian dan sprei yang basah, jaga area anak tetap kering.
  • Hindari anak dari suasana dingin (seperti setelah mandi atau pemeriksaan medis).
  • Biarkan anak tidur dipeluk dengan orangtuanya agar tetap hangat.
  • Beri makan F-75 atau modifikasinya setiap dua jam.

3. Mengobati dan mencegah dehidrasi

Dijelaskan dalam situs resmi WHO, dehidrasi pada anak malnutrisi seperti kwashiorkor sulit diidentifikasi karena banyak tanda yang beririsan dengan penyakit lain, seperti diare akut. 

Tingkat dehidrasinya biasanya mulai dari ringan, sedang, dan berat. Ini perlu diketahui untuk disesuaikan dengan pengobatan awal anak dengan kondisi kwashiorkor. 

Perawatan

  • Gunakan infus untuk rehidrasi hanya untuk kasus dehidrasi berat dengan syok.
  • Berikan ReSoMal (cairan khusus untuk penderita gizi buruk, diare, dan dehidrasi) secara oral atau lewat NGT.
  • ReSoMal diberikan dengan dosis 5 ml/kgBB setiap 30 meit untuk 2 jam pertama.
  • Setelah dua jam, berikan ReSoMal 5-10 ml/kgBB/jam berselang dengan F-75 dengan jumlah sama, setiap jam selama 10 jam.
  • Berikuan F-75 secara teratur setiap 2 jam.
  • Kalau masih diare dan dehidrasi, beri ReSoMal setiap buang air besar. Untuk anak usia kurang dari 1 tahun, takarannya 50-100 ml sdan 100-200 ml untuk anak di atas satu tahun.

Pemantauan

Beberapa pemeriksaan dalam fase pemantauan yaitu:

  • Frekuensi napas
  • Frekuensi nadi
  • Frekuensi miksi dan jumlah urine
  • Frekuensi buang air besar dan muntah

Bila proses hidrasi berjalan dengan baik, anak akan mengalami air mata anak mulai kembali, mulutnya basah, cekung mata berkurang.

Bila ditemukan tanda kelebihan cairan, seperti fekuensi napas meningkat 5x per menit dan frekuensi nadi 15x per menit, hentikan pemberian ReSoMal dan segera lakukan penilaian ulang setelah satu jam.

Pencegahan

  • Lanjutkan pemberian ASI.
  • Beri cairan F-75 sesegeral mungkin.
  • Beri ReSoMal sebanyak 50-100 ml setiap buang air besar dalam bentuk cair.

4. Memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit

Anak yang mengalami gizi buruk, seperti kwashiorkor mengalami defisiensi kalium dan magnesium yang mengganggu keseimbangan elektrolit. 

Dalam situs Hospital Care for Children dijelaskan bahwa memperbaiki kondisi tersebut butuh 2 minggu atau lebih. Edema atau pembengkakan kaki dan perut bisa diakibatkan oleh kekurangan kalium dan magnesium. 

Untuk mengatasi gangguan elektrolit, diberikan kalium dan magnesium yang terkandung dalam larutan mineral-mix dan ditambahkan dalam susu F75.

Perawatan

  • Berikan kalium dan magnesium yang terkandung di dalam larutan mineral mix dan sudah ditambahkan dalam F-75, F-100, atau ReSoMal.
  • Gunakan larutan ReSoMal untuk rehidrasi.
  • Siapkan makanan tanpa menambah garam.

Untuk tahap pemantauan dan pencegahan kekurangan elektrolit, langkahnya sama dengan bagian dehidrasi.

5. Mencegah infeksi

Data dari WHO menjelaskan bahwa malnutrisi, termasuk kwashiorkor, sangat mematikan bila sudah terjangkit infeksi seperti campak, malaria, dan diare.

Maka sangat penting untuk mencegah infeksi dalam perawatan anak kwashiorkor agar bisa diselamatkan. Infeksi membuat sistem kekebalan tubuh berkurang dan memperburuk status gizi anak.

Sangat penting untuk memberikan vaksin campak pada anak dengan gizi buruk sebagai langkah perawatan. Namun, hal ini bisa ditunda bila anak mengalami syok.

Anak gizi buruk mengalami defisiensi vitamin dan mineral. Meski sering ditemukan anemia, hindari memberi zat besi pada fase awal karena bisa memperparah infeksi. Tunggu sampai nafsu makan anak membaik dan berat badan anak bertambah.

Perawatan

Berikan setiap hari paling sedikit dalam dua minggu:

  • Multivitamin
  • Asam folat (5 mg pada hari pertama dan selanjutnya 1 mg/hari)
  • Zinc 2 mg
  • Vitamin A (diberikan secara oral)
Baca Juga :  Tips Bepergian untuk Penderita Alergi dan Asma di Masa PSBB Transisi

6. Memperbaiki kekurangan mikronutrien

Anak yang mengidap kwashiorkor membutuhkan asupan mikronutrien yang cukup banyak. Ia membutuhkan banyak vitamin dan mineral mencukupi kebutuhan nutrisi.

Berbagai vitamin dan mineral yang dibutuhkan yaitu kalsium, zat besi, zinc, vitamin A, D, E, dan K.

7. Pemberian makanan awal

Pada fase pemberian makan awal, harus diberikan secara hati-hati karena fisiologis anak masih rapuh. Berikut perawatannya:

  • Makan dalam jumlah sedikit tapi sering dengan makanan rendah laktosa
  • Berikan secara oral atau lewat NGT
  • Energi: 100 kkal/kgBB/hari
  • Protein: 1-1,5 gram/kgBB/hari
  • Cairan: 130 ml/kgBB/hari (bila ada edema berat, berikan 100 ml/kgBB/hari)
  • Penuhi jumlah F-75 sesuai ketentuan
  • Pada anak dengan nafsu makan baik tanpa edema, jadwal di atas bisa dipercepat menjadi 2-3 hari.

kwashiorkor

Pemantauan

Hal yang perlu dipantau dan dicatat setiap hari dalam fase makanan awal:

  • Jumlah makanan yang diberikan dan dihabiskan
  • Muntah
  • Frekuensi dan konsistensi feses
  • Berat badan anak

8. Masuk di tahap tumbuh kejar

Tanda anak kwashiorkor masuk fase ini adalah nafsu makan anak yang sudah kembali dan edema semakin berkurang.

Perawatan

Lakukan transisi secara bertahap dari formula awal (F-75) ke formula tumbuh-kejar (F-100). Berikut fase transisinya:

  • Ganti F 75 dengan F 100. Beri F-100 sejumlah yang sama dengan F-75 selama 2 hari berturut-turut.
  • Selanjutnya naikkan jumlah F-100 sebanyak 10 ml setiap kali pemberian sampai anak tidak mampu menghabiskan atau tersisa sedikit.
  • Biasanya hal itu terjadi ketika pemberian formula mencapai 200 ml/kgBB/hari. Dapat pula digunakan bubur atau makanan pendamping ASI yang dimodifikasi sehingga kandungan energi dan proteinnya sebanding dengan F-100.
  • Setelah transisi bertahap, beri anak pemberian makan yang sering dengan jumlah tidak terbatas (sesuai kemampuan anak). Sebagai conoh, energi: 150-220 kkal/kgBB/hari  dan protein: 4-6 g/kgBB/hari.

9. Memberikan stimulasi sensoris

Setelah melalui masa perawatan, anak kwashiorkor perlu diberi stimulasi dan dukungan emosional pada anak. Kondisinya yang berbeda, bisa membuat ia tidak percaya diri dan tidak ingin bersosialisasi dengan temannya. 

Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan:

  • Ungkapan kasih sayang
  • Lingkungan yang ceria
  • Terapi bermain yang terstruktur selama 15-30 menit
  • Aktivitas fisik setelah anak cukup sehat
  • Libatkan orangtua (ayah dan ibu) dalam setiap aktivitas
  • Siapkan mainan yang sesuai dengan usianya

Berbagai cara di atas dilakukan untuk meningkatkan perkembangan sosial dan emosional anak usia dini pada anak kwasiorkor.

10. Persiapan pulang

Bila anak kwashiorkor berat dan tinggi badannya sudah lebih dari -2 SD atau setara dengan 80 persen, anak dianggap sudah pulih.

Anak mungkin masih memiliki berat badan rendah karena perawakannya pendek. Namun bisa diberikan stimulasi dan pemberian makanan yang baik di rumah. 

Lengkapi imunisasi dasar atau ulangan dan mengikuti program pemberian vitamin A setiap bulan Februari dan Agustus. 

Komplikasi kwashiorkor

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, anak dengan kondisi kwashiorkor bisa mengalami komplikasi bila tidak ditangani dengan baik. Berikut adalah beberapa komplikasi yang bisa terjadi:

  • Pembengkakan hati (hepatomegali)
  • Kerusakan sistem kardiovaskular
  • Infeksi saluran kemih
  • Kelainan saluran pencernaan (termasuk atrofi pankreas, defisiensi laktase, pertumbuhan bakteri)
  • Kehilangan fungsi kekebalan tubuh
  • Kadar insulin menurun (endokrinopati)
  • Gangguan metabolisme dan hipotermia
  • Kelainan elektrolit

Dengan perawatan yang benar, anak yang mengalami kwashiorkor bisa kembali sehat. Perlu diperhatikan bahwa perawatan yang tertunda dan tidak rutin bisa mengakibatkan masalah kesehatan fisik dan mental anak. 

Banyak anak kwashiorkor tidak tumbuh tinggi sesuai usianya karena kekurangan gizi pada usia dini. Bila tidak ditangani dengan baik, kondisi ini bisa mengakibatkan kematian. 

The post Kwashiorkor, Masalah Gizi yang Ditandai dengan Rambut Berwarna Kuning Seperti Jagung appeared first on Hello Sehat.