Bayi memang memiliki jam tidur yang lebih banyak dibandingkan orang dewasa, terlebih bagi bayi yang baru lahir. Jam tidur yang cukup sangat diperlukan untuk perkembangan dan tumbuh kembang si kecil karena hormon perkembangan justru menjadi aktif ketika mereka sedang terlelap. Berikut penjelasan lengkap seputar tidur bayi, mulai dari waktu, cara menidurkan, sampai posisi yang tepat.
Jam tidur bayi yang ideal sesuai usianya
Tahukah Anda bahwa si kecil memiliki waktu tidur yang berbeda-beda dan disesuaikan dengan kebutuhan perkembangannya?
Mengutip dari Pregnancy Birth and Baby, bayi di bawah satu tahun menghabiskan waktu tidur dalam fase tidur aktif dibanding tidur tenang. Apa maksudnya?
Tidur aktif adalah kondisi bayi tidur dengan ritme napas yang pendek dan bisa menggerakkan lengan juga kaki. Matanya sering bergerak meski dalam keadaan tertutup dan bayi mudah dibangunkan.
Ini yang sering membuat anak lebih mudah terbangun, meski sudah mencoba berbagai cara menidurkan bayi.
Berikut penjelasan seputar waktu tidur buah hati ideal yang sudah dikelompokkan sesuai usia.
Bayi 0-3 bulan
Si kecil yang baru lahir umumnya membutuhkan waktu tidur total sekitar 16 – 17 jam dalam sehari. Namun pola tidurnya ini tidak beraturan, bisa dari beberapa menit hingga beberapa jam pada suatu waktu.
Mereka juga bisa tidur hampir sepanjang hari dan terbangun selama beberapa jam hanya untuk menyusu. Ketika berusia 1 bulan, jam tidur bayi menjadi 14-16 jam sehari, di mana ia bisa tidur di malam hari sekitar 8-9 jam dan 6-7 jam untuk tidur siang.
Sampai usianya tiga bulan, jam tidur ini akan sedikit berkurang di siang hari dan meningkat di malam hari. Pada usia ini, lamanya tidur malam bayi menjadi 10-11 jam sehari dan tidur siang menjadi 4-5 jam.
Jam tidur si kecil di awal-awal kelahirannya ini memang akan membuat orang tua kelelahan, tapi jika pola istirahat ini merupakan hal yang normal dan memang dibutuhkan bagi bayi yang baru lahir.
Bayi 3-6 bulan
Jam istirahat bayi usia 3 bulan sama dengan bayi umur 1 bulan, yaitu 14-16 jam dalam sehari. Bedanya, ada perubahan pada durasi tidur siang dan tidur malam.
Pada usia ini, bayi akan tidur lebih lama pada malam hari dibandingkan pada siang hari. Namun, tidak semua bayi akan seperti ini. Jadi, apabila si kecil memiliki jadwal yang berbeda, Anda jangan khawatir.
Di usia 4 sampai 6 bulan, biasanya si kecil sudah mulai memiliki pola tidur yang lebih jelas, yaitu sekitar 5 kali setiap hari. Di mana durasi tidur malam lebih lama ketimbang tidur siang.
Bayi 7-9 Bulan
Di rentang usia ini, kebanyakan pola istirahat bayi di malam hari sudah bisa diprediksi. Biasanya bayi membutuhkan waktu istirahat untuk terlelap sekitar 14 jam dalam sehari di mana waktu tidur malam hari lebih lama dibandingkan waktu tidur siang hari.
Dengan rincian tidur malam sekitar 11 jam dan tidur siang sekitar 2 sampai 3 jam. Aktivitas fisik yang banyak dilakukan pada siang hari seperti belajar tengkurap, merangkak, dan duduk membuat bayi membutuhkan waktu tidur yang lebih lama pada malam hari.
Bayi 10-12 bulan
Kebutuhan tidur bayi menjelang umur satu tahun masih sama seperti sebelumnya, yaitu sekitar 14 jam dalam sehari. Pada usia 10 sampai 12 bulan, kebanyakan bayi memiliki jam istirahat di malam hari yang lebih lama dan hanya menyusui ketika pagi dan siang hari.
Jadwal menyusui di atas tergantung kondisi bayi karena beberapa dari mereka tetap menyusui di malam hari sampai usia lebih dari 12 bulan. Selain itu, jadwal istirahat saat siang bayi di rentang usia ini pun umumnya sudah mulai terprediksi.
Namun, jika si kecil masih belum memiliki jadwal tidur siang yang bisa diprediksi, cobalah mulai membuatnya. Caranya dengan menerapkan waktu-waktu krusial untuk tidur siang maupun tidur malam bagi si kecil.
Lakukan secara rutin agar buah hati Anda mulai terbiasa. Pola tidur yang terjadwal ini akan membantu Anda memastikan jika bayi memiliki tidur yang cukup. Waktu tidur yang konsisten adalah kunci utama untuk menyusun jadwal tidur harian si kecil yang baik dan terstruktur sejak dini.
Namun perlu diingat, kebiasaan tidur setiap anak itu berbeda. Buah hati Anda bisa saja membutuhkan waktu tidur yang lebih atau kurang dari daftar di atas.
Bisa juga durasi tidur siang dan tidur malam si kecil justru menjadi terbalik, malamnya hanya tidur sebentar, sedangkan siangnya bisa terlelap hingga berjam-jam.
Pola tidur yang tidak sama pada setiap anak ini dipengaruhi oleh banyak faktor. Misalnya, usia, kondisi tubuhnya, waktu menyusui, serta aktivitas harian orang-orang di sekitarnya. Satu yang pasti, pastikan jika jam istirahat bayi Anda tercukupi.
Bagaimana cara menidurkan bayi tanpa menangis?
William Sears, dokter anak sekaligus psikolog, merekomendasikan cara menidurkan bayi lewat no tears method yang menurutnya terbukti lebih aman.
Sears menyarankan no tears method dalam bukunya berjudu; The No-Cry Sleep Solution: Gentle Ways to Help Your Baby Sleep Through the Night.
Metode ini dilakukan dengan menjalin kedekatan fisik antara bayi dengan orangtua serta memberikan apa yang ia butuhkan, termasuk keberadaan Anda.
Metode ini diyakini mampu membuat bayi merasa aman dan nyaman sehingga dapat kembali terlelap dengan tenang.
Bagi Anda yang ingin menerapkan no tears method sebagai cara untuk menidurkan bayi ketika ia menangis tengah malam, ikuti tipsnya di bawah ini:
1. Buat jadwal tidur jadi lebih teratur
Membuat jadwal tidur bayi dapat membantu Anda mengatur dan membiasakan si kecil tidur di waktu-waktu tertentu.
Ajak buah hati Anda untuk keluar berjalan-jalan di pagi hari menikmati sinar matahari. Menjemur bayi di pagi hari dapat mengatur jam biologis tubuh jadi lebih baik dan normal.
2. Tentukan rutinitas sebelum tidur
Supaya bayi terbiasa dengan jam tidurnya yang baru, Anda perlu membiasakan suatu hal. Sebagai contoh, mandi dan memberikan pijatan lembut, menyanyikan lagu pengantar tidur, atau menggendongnya di tempat yang tenang dan cukup. Perasaan tenang tersebut bisa membuat bayi lebih mudah tidur dan tidur lebih lelap.
3. Tenangkan bayi saat ia terbangun
Untuk membuatnya kembali tertidur, Anda butuh “senjata” seperti tepukan lembut, pelukan, gendongan sambil menggoyangkan tubuh bayi, dan iringi dengan suara penghantar tidur yang sederhana, seperti “ssshhhh” yang bisa menenangkan bayi.
Kemudian, pastikan bahwa ia tidak kegerahan dan bantal yang digunakan posisinya sudah benar.
Intinya, lakukan hal apa pun yang bisa membuat bayi semakin nyaman supaya dapat kembali istirahat. Hindari beranjak pergi hingga ia benar-benar terlelap agar ia tidak terbangun.
Posisi tidur bayi yang perlu diperhatikan
Posisi tidur bayi di bawah usia 6 bulan harus menjadi perhatian utama setiap orangtua. Pasalnya, posisi yang salan bisa meningkatkan risiko si kecil mengalami Sudden Infant Death Syndrome (SIDS) atau sindrom bayi meninggal mendadak.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh American Academy of Pediatrics menemukan bahwa lingkungan tidur yang aman salah satunya tidak menaruh bantal atau boneka disekitar tempat tidur bayi.
Selain itu, posisi tidur yang tepat akan mengurangi risiko sindrom kematian bayi mendadak.
Kondisi kematian mendadak pada anak ditandai dengan sesak napas dan kesulitan bergerak. Itu sebabnya sebagai orang tua Anda harus selalu memperhatikan posisi tidur si kecil untuk meminimalisasi berbagai macam risiko yang sudah disebutkan tadi.
Posisi tidur telentang
Posisi tidur bayi telentang adalah posisi yang sangat umum. Biasanya posisi ini dilakukan oleh bayi sekitar 0 hingga 3 bulan. Pasalnya pada usia tersebut, bayi belum mampu untuk berguling.
The US National Institute of Child Health and Human Development (NICHD) melabeli posisi terlentang sebagai posisi tidur terbaik untuk bayi. Bahkan sangat direkomendasikan bagi bayi untuk tidur dengan posisi terletang sampai 6 bulan pertama.
Posisi tidur telentang untuk bayi terbukti dapat meminimalisir sindrom kematian bayi mendadak sebanyak 50 persen. Namun, jika terlalu lama berada pada posisi tidur telentang bisa menyebabkan plagiocephaly, atau dalam bahasa kesehariannya disebut “kepala peyang”.
Untuk menjaga bentuk kepala bayi agar terhindar dari kepala peyang, ubah posisi tidur secara bergantian menghadap kiri dan kanan. Selain itu, Anda jyuga bisa memosisikan bayi tengkurap pada saat bermain.
Anda juga bisa menggunakan bantal kepala khusus yang sering disebut “bantal peyang”. Fungsi bantal ini yakni untuk menjaga bentuk kepala bayi.
Posisi tidur miring
Sebagian ibu mungkin sering membiarkan bayinya tidur dengan posisi yang miring. Padahal, posisi tidur miring bisa membahayakan kesehatan buah hati Anda.
Tidur dengan posisi miring memungkinkan si kecil untuk bergerak dan seringnya akan berakhir dengan posisi tidur tengkurap. Tengkurap membuat perut bayi Anda berada di bawah tubuhnya.
Nah, hal yang akan meningkatkan risiko sindrom kematian bayi mendadak (SIDS) secara signifikan karena perut dan dadanya tertekan sehingga bisa sulit bernapas.
Posisi tidur tengkurap
Posisi tidur yang satu ini sampai sekarang masih menjadi perdebatan. Pasalnya menurut data secara statistik menyebutkan sindrom bayi meninggal secara mendadak banyak sekali terjadi pada bayi yang tidur dengan posisi tengkurap.
Penyebab sindrom bayi meninggal secara mendadak ini secara signifikan disebabkan karena wajah bayi yang terlalu dekat dengan kasur. Secara tidak langsung membuat si bayi rentan mengalami masalah pernapasan.
Kondisi ini terjadi karena bayi tidak mendapatkan oksigen yang cukup.
Cara agar bayi nyaman saat tidur
Selain posisi tidur, ada hal lain yang juga harus perhatikan, di antaranya:
- Menjaga suhu kamar agar si kecil bisa tidur dengan nyaman.
- Menempatkan bayi di dalam ruangan yang memiliki ventilasi yang baik.
- Menjauhkan semua mainan dan boneka dari tempat tidur bayi Anda.
- Gunakan pakaian tidur dan penutup lainnya sebagai pengganti selimut.
- Menjaga kebersihan tempat tidur dengan rutin mengganti sprei dan sarung bantal gulingnya.
Bahkan, jika perlu Anda juga rutin menjemur bantal guling si kecil di bawah matahari agar organisme pemicu asma dan alergi di dalamnya mati.
Hal yang perlu dihindari saat bayi tidur
Anda tentu ingin kualitas tidur bayi dalam keadaan baik. Maka sebaiknya, menghindari beberapa hal di bawah ini agar tidur si kecil tidak terganggu:
1. Membangunkan bayi ketika memindahkannya
Sering kali, bayi Anda akan tertidur di tempat selain tempat tidurnya, misalnya mobil, ayunan, atau tempat lainnya. Biarkan si kecil menyelesaikan tidur siangnya di kursi mobil, dan pastikan bayi Anda aman atau tidak terjepit.
Tidur sebentar di tempat tersebut bukanlah masalah, asalkan Anda tidak membiarkan bayi Anda tidur semalaman di tempat tersebut.
2. Membiasakan tidur di stroller
Untuk memudahkan bayi tidur, mungkin Anda akan mengajak si kecil berkeliling rumah dengan kereta dorong alias stroller. Hal tersebut boleh saja dilakukan sesekali.
Namun, jangan terlalu sering karena bayi yang terbiasa harus ditidurkan dengan “gerakan”, akan lebih sulit tidur di tempat yang tidak bergerak seperti boks atau tempat tidur bayi.
3. Menggendong bayi yang menangis saat tidur
Secara naluriah, tentu Anda akan menggendong bayi yang tiba-tiba menangis sebagai cara untuk menidurkan si kecil dan memastikan apakah ia lapar, haus, sakit, atau lainnya.
Namun, Anda perlu membiarkan buah hati menangis beberapa menit dulu untuk melihat apakah bayi Anda akan kembali tenang dengan sendirinya.
Jika bayi Anda masih menangis dalam waktu yang lama (lebih dari lima menit), kembalilah padanya dan yakinkan bahwa bayi Anda baik-baik saja.
4. Menggunakan empeng
Meski empeng atau dot bisa digunakan sebagai cara menidurkan bayi, tapi ini kurang tepat. Pasalnya, penggunaan empeng secara terus-menerus akan membuat si kecil Anda lebih sulit tidur atau rewel saat tidak menggunakan empeng tersebut.
The post Informasi Seputar Jam Bayi Tidur, Cara Menidurkan, dan Posisi yang Tepat appeared first on Hello Sehat.