Daftar Obat Diare yang Aman untuk Ibu Hamil (Plus Perawatannya di Rumah)

4 min read

Diare (mencret) adalah salah satu gangguan pencernaan yang kerap menjadi keluhan ibu hamil. Diare saat hamil perlu segera diobati karena berisiko menyebabkan masalah kesehatan pada ibu dan janin. Lantas, apa obat diare yang aman untuk ibu hamil? Selain pakai obat, adakah cara lain untuk mengatasi diare pada ibu hamil di rumah? Berikut jawabannya.

Pilihan obat diare yang aman untuk ibu hamil

Obat untuk cacar air pada ibu hamil

Diare pada ibu hamil dapat disebabkan oleh banyak hal, mulai dari perubahan hormon, stres, perubahan pola makan, hingga sensitivitas terhadap suatu makanan.

Gejala diare biasanya dapat membaik sendiri dalam 2 hari, meski pada beberapa kasus bisa berlangsung lebih lama.

Jika sudah begini, Ibu perlu cepat minum obat untuk mengatasi diare agar tidak berlarut-larut.

Diare yang dibiarkan berharihari akan sangat rentan membuat ibu hamil merasa lemas berkepanjangan dan mengalami dehidrasi.

Meski begitu, tidak semua obat diare di apotek nyatanya aman bagi ibu hamil. Sebelum membeli obat, baca teliti dulu label komposisinya.

Pasalnya, tidak semua obat aman diminum oleh ibu hamil. Jika kurang memerhatikan obat yang diminum saat hamil justru berisiko membahayakan janin pada trimester 1, trimester 2, trimester 3 kehamilan.

Obat yang tidak boleh diresepkan untuk mengatasi diare pada ibu hamil contohnya yakni bismuth subsalicylate (Pepto-Bismol).

Obat ini mengandung salisilat yang bisa meningkatkan risiko bayi mengalamiberat badan lahir rendah (BBLR), perdarahan pada bayi baru lahir, dan kematian janin dalam kandungan (stillbirth).

Itu sebabnya, setiap ibu hamil baiknya berkonsultasi dulu dengan dokter kandungan langganan guna memastikan obat diare mana yang benar-benar aman.

Minumlah obat diare sesuai dengan aturan pakai. Hindari menambah atau mengurangi dosis yang sudah dianjurkan.

Berikut adalah beberapa pilihan obat diare yang direkomendasikan atau diresepkan dokter untuk ibu hamil:

1. Loperamide

Loperamide (Imodium) adalah obat yang memperlambat gerak usus agar menghasilkan feses dalam bentuk lebih padat saat diare.

Loperamide umumnya digunakan sebagai cara untuk mengatasi diare parah pada ibu hamil.

Sampai saat ini tidak ada penelitian yang menyatakan loperamide dapat membahayakan ibu hamil dan janin. Oleh karena itu, dokter kemungkinan bisa meresepkan obat diare ini untuk ibu hamil.

Orang dewasa biasanya diresepkan dosis obat mencret ini dalam bentuk tablet telan, kapsul, sirup, atau tablet kunyah.

Baca Juga :  Perawatan dan Obat Antibiotik untuk Mengatasi Diare

Loperamide dapat menyebabkan efek samping berupa sakit perut, mulut kering, sulit konsentrasi, mengantuk, pusing, sembelit, hingga mual dan muntah.

Obat ini termasuk ke dalam risiko kehamilan kategori C artinya mungkin berisiko menurut US Food and Drugs Administration (FDA) setara dengan BPOM RI.

Konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu mengenai dosis yang tepat untuk kondisi Anda.

2. Kaopectate

Obat diare lain yang biasa diberikan untuk ibu hamil adalah kaolin dan pektin (Kaopectate). Kaolin itu sendiri merupakan sejenis mineral alami, sementara pektin adalah jenis sumber serat yang larut air. 

BPOM RI mengizinkan obat diare yang mengandung kaolin untuk dijual bebas di pasaran.

Sama dengan loperamide, obat Kaopectate hanya diberikan untuk ibu hamil apabila diare yang dialami parah (feses yang keluar hanya berupa air).

Selain meringankan gejala, obat diare ini bisa mencegah dehidrasi serius.

3. Oralit

Oralit adalah obat yang aman untuk mengatasi diare pada ibu hamil.

Oralit mengandung senyawa elektrolit dan mineral seperti natrium klorida, kalium klorida, glukosa anhidrat, natrium bikarbonat, dan trisodium citrate dihydrate.

Kombinasi dari mineral-mineral tersebut berfungsi untuk mencegah dan mengatasi dehidrasi akibat cairan tubuh yang hilang saat diare. Efek oralit dapat mulai terasa sekitar 8-12 jam setelah dikonsumsi.

Beberapa ahli meyakini oralit bekerja lebih baik untuk mengatasi diare dibanding hanya minum air mineral saja.

Oralit tersedia dalam bentuk serbuk atau bubuk sehingga harus dilarutkan dulu dengan air. Gunakan air matang untuk melarutkan oralit.

Obat ini dapat diminum dengan atau tanpa makan dulu.

4. Antibiotik

Jika diare belum juga sembuh setelah 3 hari, ibu hamil wajib memeriksakan diri ke dokter untuk mencari tahu penyebab dan obat yang tepat.

Kemungkinan besar diare yang terjadi pada ibu hamil disebabkan oleh infeksi bakteri atau parasit. Pada kasus ini, dokter akan meresepkan antibiotik sebagai obat diare untuk ibu hamil.

Namun, tidak semua antibiotik aman diminum oleh ibu hamil untuk mengatasi diare. Hanya dokter yang dapat menentukan jenis dan dosis antibiotik yang tepat.

Lama waktu minum obat diare selama kehamilan juga akan disampaikan dokter. 

Cara aman mengatasi diare pada ibu hamil selain pakai obat

minum teh herbal saat hamil

Diare adalah penyakit yang sebetulnya bisa sembuh sendiri. Itu kenapa sebelum meresepkan obat, dokter biasanya lebih dulu menyarankan berbagai hal yang perlu dilakukan sebagai cara mengatasi diare pada saat ibu hamil.

Baca Juga :  Jenis Makanan Setelah Operasi yang Dapat Membantu Pemulihan

Terlebih, ibu hamil juga jadi lebih sensitif dengan obat-obatan karena kandungannya bisa mengalir ke janin.

Bila kondisi ini membaik dalam 2 hari, obat diare tidak perlu diminum lagi oleh Ibu. Hal yang perlu dilakukan sebagai cara mengobati diare pada saat ibu hamil, antara lain:

1. Minum air yang cukup

Masalah terus buang-buang air dapat menyebabkan tubuh kekurangan banyak cairan yang keluar bersama feses.

Oleh karena itu, mengonsumsi cairan seperti air mineral, cairan elektrolit, kuah sup hangat, atau bahkan jus buah bisa menjadi obat diare alami untuk ibu hamil.

Mengutip dari American Pregnancy Association, cara mengatasi diare pada ibu hamil ini berfungsi membantu mengisi ulang kadar cairan elektrolit yang hilang dalam tubuh.

2. Makan suplemen atau makanan probiotik

Probiotik merupakan jenis bakteri yang baik untuk tubuh. Probiotik berfungsi membantu membunuh bakteri jahat penyebab diare yang berkembang berlebihan di saluran cerna. 

Probiotik juga sekaligus mengembalikan keseimbangan kadar bakteri baik yang hidup alami di perut.

Itulah sebabnya makanan probiotik bisa menjadi obat alami untuk mengatasi diare pada ibu hamil. 

Menurut sebuah penelitian terbitan jurnal Canadian Family Physicians, probiotik dalam bentuk makanan atau suplemen aman menjadi obat diare yang aman untuk ibu hamil.

Contoh makanan probiotik yang bisa dikonsumsi ibu hamil adalah yogurt dan tempe.

3. Patuhi anjuran dan pantangan makan saat diare

Makanan untuk ibu hamil perlu sangat diperhatikan. Aturan makan yang benar dapat menjadi cara untuk mengatasi diare pada ibu hamil.

Pasalnya, beberapa ibu hamil mungkin menjadi lebih sensitif terhadap makanan tertentu sehingga menyebabkan diare.

Padahal sewaktu belum hamil, perut Anda tidak pernah bermasalah sehabis makan makanan tersebut.

Bila ibu hamil mencurigai hal ini adalah penyebab diare, menghindari makanan tertentu menjadi obat ampuh untuk mengatasinya.

Umumnya, makanan yang dihindari adalah makanan yang serba pedas, asam, berlemak, dan digoreng. Selain itu, hindari jenis makanan dan minuman, seperti:

  • Minuman berkarbonasi (soda) dan bergula
  • Buah kering
  • Daging merah
  • Susu
  • Cokelat dan permen

Bukannya menyembuhkan, makanan tersebut justru dapat memperparah kondisi Anda. Sebagai gantinya, ketahui makanan saat diare yang boleh dimakan.

Baca Juga :  7 Cara Aman Mengobati Diare di Rumah

Dokter mungkin akan merekomendasikan pola makan bernama diet BRAT untuk sementara waktu.

Diet ini mengharuskan Anda hanya makan pisang, nasi, saus apel, dan roti tawar panggang selama masih diare. Makanan-makanan tersebut tergolong mudah dicerna oleh sistem pencernaan saat diare.

Setelah diare membaik, diet BRAT boleh dihentikan karena sejatinya pola makan ini tidak mampu mencukupi kebutuhan gizi ibu hamil dan janinnya.

Selama melakukan berbagai perawatan rumahan di atas, pantau gejala diare Anda dalam dua hari.

Namun, kalau dalam sehari saja sudah diare berkali-kali hingga Anda merasa lemas karena dehidrasi, jangan menunda konsultasi ke dokter.

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik atau tes darah guna menentukan penyebab dan meresepkan obat diare yang tepat untuk ibu hamil.

4. Hentikan pemakaian obat atau suplemen tertentu

Ibu mungkin saja dianjurkan untuk minum obat atau suplemen tertentu yang ternyata bisa menimbulkan reaksi alergi atau efek samping berupa diare selama kehamilan.

Maka sementara diare masih memporakporandakan perut, hentikan dulu konsumsi suplemen tersebut atau ganti dengan yang lebih aman.

Namun, konsultasikan lebih dahulu pada dokter, bukan atas keputusan pribadi.

Meski demikian, ibu hamil mungkin masih boleh minum pyridoxine atau vitamin B6 untuk mengatasi mual akibat diare.

Kapan harus ke dokter?

cara memilih dokter internis terbaik

Cara yang  telah dijelaskan di atas bisa menjadi pilihan utama untuk mengatasi dan mengobati diare pada ibu hamil.

Namun, Anda sebaiknya tidak melewatkan konsultasi ke dokter bila gejalanya semakin parah.

Diare parah yang sampai menyebabkan dehidrasi perlu perawatan di rumah sakit. Pasalnya, dehidrasi yang berat dapat menyebabkan berbagai komplikasi dalam kehamilan.

Dehidrasi juga bisa menyebabkan janin kekurangan asupan gizi serta darah beroksigen. Ini dapat berakibat fatal bagi perkembangan janin ke depannya.

Berikut adalah beberapa gejala dehidrasi yang perlu Anda waspadai:

  • Urin yang pekat
  • Mulut kering
  • Rasa haus
  • Penurunan jumlah urin
  • Nyeri kepala
  • Pusing

Ketika sudah mengalami dehidrasi, minum obat diare saja tidak lagi cukup sebagai cara untuk mengatasi diare yang parah pada ibu hamil.

Ibu hamil harus segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan asupan cairan tambahan lewat infus. 

The post Daftar Obat Diare yang Aman untuk Ibu Hamil (Plus Perawatannya di Rumah) appeared first on Hello Sehat.